Kondisi Awal Peserta Didik dalam Keterampilan Berbicara Bahasa
Selanjutnya, hal pertama yang akan dilakukan peneliti dalam pra-tindakan adalah wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Prancis yang tujuannya
untuk mengetahui informasi mengenai pembelajaran bahasa Prancis dan teknik atau metode yang pernah dilakukan selama proses pembelajaran. Peneliti juga
melakukan observasi kelas dengan cara melihat cara guru mengajar, materi yang disampaikan, sikap dan keaftifan peserta didik serta kondisi kelas.
Selain itu, peneliti menyebar angket terbuka kepada peserta didik untuk mengetahui informasi mengenai pendapat peserta didik tentang pembelajaran
bahasa Prancis yang telah berlangsung selama ini Hasil Angket Tebuka Pratindakan Untuk Peserta Didik Lampiran 3. Setelah peneliti melaksanakan
wawancara, observasi kelas dan penyebaran angket maka selanjutnya peneliti berdiskusi dengan guru kolaborator mengenai materi dan pelaksanaan pre-test.
Guru menyerahkan seluruh pelaksanaan pre-test pada peneliti, tetapi materi tetap harus disesuaikan dengan materi yang sudah diberikan oleh guru pada pertemuan
sebelumnya. Kemudian, setelah instrumen pre-test siap untuk digunakan peneliti dibantu
fasilitator atau pembantu penelitian melakukan pre-test. Tujuan dari diadakannya pre-test adalah untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana keterampilan
berbicara bahasa Prancis peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Sanden Bantul Yogyakarta. Pre-test dilaksanakan dengan satu kali dialog secara
kelompok yang terdiri atas dua peserta didik dengan bantuan dialog yang telah disediakan, akan tetapi pada bagian kesukaan ataupun ketidaksukaan serta mata
pelajaran diganti menggunakan gambar. Hal tersebut bertujuan agar peserta didik
menganilisis sendiri maksud dari gambar kesukaan ataupun ketidaksukaan serta mata pelajaran.
Dari hasil pre-test yang telah dilaksanakan, diketahui 1 peserta didik mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan kriteria ketuntasan minimal
KKM yang ditentukan oleh guru, yaitu 75. Sedangkan 27 orang peserta didik mendapat nilai di bawah standar nilai kriteria ketuntasan minimal KKM.
Distribusi nilai pre-test keterampilan berbicara bahasa Prancis peserta didik kelas XI IPA 2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 7: Distribusi Nilai Pre-Test Keterampilan Berbicara dalam Skala 100
Skor Frekuensi
75 – 79
70 – 74
65 – 69
60 – 64
55 – 59
50 – 54
1 5
2
13 5
2
Berdasarkan tabel di atas, terdapat seorang peserta didik yang mendapat skor tertinggi, yakni 19 setara dengan nilai 76 dan dua orang peserta didik yang
mendapatkan skor paling rendah, yakni 13 setara dengan nilai 52 pada skala 100. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara bahasa
Prancis peserta didik kelas XI IPA 2 SMA N 1 Sanden Bantul Yogyakarta tergolong rendah. Karena, hanya satu orang peserta didik yang mencapai nilai
KKM.
2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Tindakan pada siklus I dalam upaya peningkatan keterampilan berbicara bahasa Prancis menggunakan media permainan monopoli dilaksanakan sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan pembelajaran dan satu kali pertemuan untuk pengambilan nilai
post-test I dengan pelaksanaan tindakan tiap-tiap pertemuan dijelaskan sebagai berikut.
a. Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama, peneliti menyampaikan materi pelajaran dengan alokasi waktu 2x45 menit. Materi pelajarannya yaitu La vie scolaire, melanjutkan
materi yang telah disampaikan guru pada pertemuan sebelumnya. Langkah- langkah pembelajaran yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut RPP
Pertemuan 1, lampiran 7. 1.
Sebelum memulai pelajaran, peneliti mengucapkan salam dan menanyakan kabar kepada peserta didik menggunakan bahasa Prancis. Kemudian, peneliti
melakukan presensi untuk mengetahui kehadiran peserta didik pada hari itu. 2.
Peneliti melakukan apersepsi dengan menanyakan tentang materi yang sudah dipelajari minggu lalu bersama dengan guru mata pelajaran bahasa Prancis.
3. Peneliti menginformasikan materi pelajaran pada hari itu yakni mengenai les
goûts dengan cara menayangkan media berupa power point yang bertujuan untuk menarik perhatian peserta didik.
4. Peneliti meminta peserta didik untuk mengamati dan menyimak materi
pelajaran yang ditayangkan melalui slide dengan seksama.