permainan tersebut diterbitkan pada tahun 1913 oleh The Newbie Game Company.
Permainan tersebut terjual selain melalui penjualan langsung juga melalui mulut ke mulut dan variasi dari permainan tersebut berkembang secara lokal.
Salah satunya disebut Auction Monopoly kemudian disingkat menjadi Monopoly. Charles Darrow mempelajari permainan tersebut dan dipatenkan kemudian dijual
kepada Parker Brothers dan diklaim bahwa permainan monopoli adalah penemuan dari dirinya. Parker Brothers mulai memproduksi permainan monopoli secara luas
pada tanggal 5 November 1935.
c. Peralatan Permainan Monopoli
Menurut Syahsiyah 2008:11-13, permainan monopoli dapat dijalankan menggunakan peralatan sebagi berikut:
1 Bidak-bidak sebagai perwakilan dari pemain. Dalam kotak monopoli
disediakan 10 bidak yang berbentuk seperti kerucut. 2
Dua buah dadu yang berisi enam angka. 3
Kartu hak milik yang digunakan untuk setiap properti. Dalam kartu tersebut tertera harga sewa, harga gadai, harga rumah dan hotel yang
akan diberikan kepada pemain setiap pembelian properti. 4
Papan permainan dengan petak-petak. 5
Terdapat 22 tempat yang dibagi kedalam 8 kelompok berwarna dengan masing-masing warna memiliki 2 atau 3 tempat. Seorang pemain harus
menguasai satu kelompok warna kemudian diperbolehkan membeli rumah atau hotel.
6 Terdapat 4 stasiun kereta. Pemain akan memperoleh sewa lebih tinggi
jika memiliki lebih dari satu stasiun tetapi tidak boleh dibangun rumah atau hotel.
7 Terdapat 2 perusahaan, yaitu perusahaan listrik dan air. Sama Pemain
mjuga akan memperoleh sewa lebih tinggi jika memiliki kedua perusahaan tersebut dan tidak boleh dibangun rumah atau hotel.
8 Terdapat petak-petak dana umum dan kesempatan. Pemain yang
mendarat di atas petak tersebut harus mengambil satu kartu dan menjalankan perintah yang tertera.
9 Uang-uang monopoli.
10 32 rumah dan 12 hotel dari plastik. Rumah biasanya berwarna hijau dan
hotel berwarna merah. 11
Kartu-kartu dana umum dan kesempatan.
Gambar 1. Contoh Papan Permainan Monopoli d.
Permainan Monopoli sebagai Media Pembelajaran
Pada umumnya, orang bermaian monopoli hanya sekedar mencari hiburan saja, akan tetapi dari pengamatan peneliti pada saat PPL 2014 di SMA Negeri 1
Sanden Bantul tentang minat peserta didik terhadap mata pelajaran bahasa Prancis khususnya keterampilan berbicara, sedikit sekali dari mereka yang tertarik dengan
mata pelajaran tersebut. Sebagian besar dari peserta didik menyatakan bahwa berbicara bahasa
Prancis itu susah. Hal ini menyebabkan peserta didik merasa kesulitan belajar bahasa Prancis. Terlebih lagi, setelah mereka mengetahui tulisan dan cara
berbicara bahasa tersebut sangatlah berbeda. Jika keadaan ini dibiarkan dan terus berlanjut maka peserta didik akan tetap
beranggapan bahwa belajar bahasa Prancis itu susah dan menyulitkan. Oleh
karena itu, peneliti mencoba mengubah permainan monopoli yang biasa dimainkan menjadi permainan monopoli bahasa Prancis, dimana dengan bermain
monopoli bahasa Prancis peserta didik dapat bermain dan mengungkapkan suatu ide dalam bahasa Prancis.
Dengan sedikit perubahan, peneliti akan merancang sendiri permainan monopoli bahasa Prancis yang dijadikan media dalam pembelajaran bahasa
Prancis khususnya keterampilan berbicara. Permaianan ini dapat digunakan pada pokok bahasan atau materi apa saja pada mata pelajaran bahasa Prancis.
Dengan harapan agar anggapan peserta didik tentang berbicara bahasa Prancis yang sulit dan susah menjadi berbicara bahasa Prancis itu sebenarnya
menyenangkan. Peneliti ingin melihat sejauh mana keberhasilan permainan ini dalam meningkatkan keterampilan berbicara peserta didik.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dari penelitian ini adalah penelitian dari “Vera
Wahyuningsari” dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament TGT Dengan Media Permainan Monopoli Fisika