54
tersebut mereka membutuhkan ketrampilan berinteraksi yang baik. Remaja juga diharukan untuk mencapai kemandirian sehingga dirinya tidak lagi
bergantung dengan orangtua. Berdasarkan tugas-tugas yang telah disampaikan oleh para ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa pada masa remaja, individu harus mencapai beberapa tugas perkembangan antara lain menerima fisiknya, mencapai
kemandirian, mencapai kematangan dalam hubungan interpersonal, menemukan identitas diri, menyiapkan diri dalam karir, mencapai
kematangan sistem moral, dan memperkuat kontrol diri.
E. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang dilakukan oleh Desi Azti 2011: 75 yang berjudul “Pengaruh Penalaran Moral dan Religiusitas Terhadap Self-Control Dalam
Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja”. Data yang diperoleh pada hasil uji korelasi melalui tabel correlation bahwa, taraf signifikasi
yang didapat dari taraf signifikansi alpha yaitu p=0.00p=0.05 maka Ho ditolak dan dinyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
penalaran moral dan religiusitas terhadap self-control dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja. Sumbangan efektif dari variabel
penalaran moral dan religiusitas terhadap vairabel kontrol diri sebesar 67,8 dimana hal tersebut berarti masih terdapat sekitar 32,2 dari faktor
lain yang berkontribusi terhadap kontrol diri yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
2. Penelitian lain dilakukan oleh Santi Praptiani 2013: 11 dengan judul “Pengaruh Kontrol Diri Terhadap Agresivitas Remaja Dalam Menghadapi
55
Konflik Sebaya Dan Pemaknaan Gender”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh kontrol diri terhadap agresivitas remaja dalam
menghadapi konflik sebaya. Selain itu diperkirakan ada faktor sosial dan ekonomi berpengaruh terhadap masalah kontrol diri dan agresivitas
remaja, sehingga memberikan implikasi untuk peneliti selanjutnya perlu melakukan penelitian mengenai kontrol diri dan agresivitas dengan
mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, dan keluarga. 3. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dady Aji
Prawiro Sutarjo 2014: 74 yang berjudul “Hubungan Antara Interaksi Sosial Teman Sebaya Dengan Penerimaan Sosial Pada Siswa Kelas X
SMA Negeri 9 Yogyakarta”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara interaksi sosial teman
sebaya dengan penerimaan sosial pada siswa kelas X di SMA Negeri 9 Yogyakarta. Semakin tinggi tingkat interaksi sosial teman sebaya maka
semakin tinggi pula tingkat penerimaan sosial pada siswa kelas X di SMA Negeri 9 Yogyakarta, demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat
interaksi sosial teman sebaya maka semakin rendah pula tingkat penerimaan sosial pada siswa kelas X di SMA Negeri 9 Yogyakarta.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tersebut diketahui bahwa penalaran moral memberikan pengaruh positif terhadap
kontrol diri seseorang. Semakin tinggi penalaran moral seseorang, maka semakin tinggi pula kontrol diri orang tersebut. Selain itu ada
kemungkinan bahwa kontrol diri juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
56
berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, dan keluarga. Aspek sosial tersebut bisa jadi berasal dari interaksi seseorang dengan orang lain,
misalnya interaksi remaja dengan teman sebayanya. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan tersebut digunakan oleh
peneliti sebagai bahan acuan dalam penelitian ini. Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya telah dilakukan yaitu
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel interaksi teman sebaya dan variabel penalaran moral terhadap variabel
kontrol diri. Sejauh pengetahuan peneliti, belum banyak penelitian yang dilakukan yang terkait dengan ketiga variabel tersebut.
F. Pengaruh Interaksi Teman Sebaya dan Penalaran Moral Terhadap