20
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Interaksi Teman Sebaya
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi interaksi teman sebaya
disampaikan oleh Bonner W.A. Gerungan, 2004: 62 yaitu antara lain :
a. Faktor imitasi, merupakan peniruan terhadap perilaku orang lain dan kemudian melakukan tingkah laku yang sama dengan perilaku
tersebut. Peranan imitasi dalam interaksi sosial biasanya terjadi pada masa awal perkembangan anak.
b. Faktor sugesti, dapat dimaknakan sebagai proses dimana seseorang menerima suatu cara pandang atau pedoman-pedoman tingkah laku
baik dari diri sendiri maupun dari orang lain dan berpengaruh secara psikis bagi orang tersebut.
c. Faktor identifikasi, merupakan kecenderungan seseorang untuk menjadi identik dengan orang lain. Interaksi yang terbentuk dari proses
identifikasi bersifat lebih mendalam dibandingkan dengan hubungan yang berlangsung dari proses sugesti maupun imitasi.
d. Faktor simpati, dapat dimaknakan sebagai ketertarikan perasaan seseorang terhadap orang lain. Ketertarikan yang timbul bukan karena
faktor tertentu tetapi karena keseluruhan cara bertingkah laku orang tersebut.
Faktor-faktor tersebut erat kaitannya dengan perkembangan afektif dan kognitif seseorang. Seperti misalnya faktor sugesti dan simpati dimana
seseorang belajar untuk menerima pandangan orang lain dan memiliki ketertarikan perasaan terhadap orang lain. Sehingga pengalaman-
21
pengalaman hubungan sosial serta perkembangan afektif dan kognitif orang itu sendiri yang menjadi faktor yang dapat mempengaruhi interaksi
sosialnya. Sementara itu Monks, dkk 2004: 276 menjelaskan bahwa ada
beberapa faktor yang cenderung mempengaruhi interaksi teman sebaya pada remaja yaitu :
a. Umur, konformitas semakin besar dengan bertambahnya usia, terutama terjadi pada usia 15 tahun atau belasan tahun.
b. Keadaan sekeliling, kepekaan pengaruh dari teman sebaya lebih besar dari pada perempuan.
c. Kepribadian ekstrovet, anak-anak yang tergolong ekstrovet lebih cenderung mempunyai konformitas dari pada anak introvet.
d. Jenis kelamin, kecenderungan laki-laki untuk berinteraksi dengan teman lebih besar dari pada anak perempuan.
e. Besarnya kelompok, pengaruh kelompok menjadi semakin besar bila besarnya kelompok bertambah.
f. Keinginan untuk mempunyai status, adanya suatu dorongan untuk memiliki status, kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya interaksi
diantara sebayanya. Individu akan menemukan kekuatan dalam mempertahankan dirinya di dalam perebutan tempat dari dunia orang
dewasa.
g. Interaksi orang tua, suasana rumah yang tidak menyenangkan dan adanya tekanan dari orang tua menjadi dorongan individu dalam
berinteraksi dengan teman sebayanya. h. Pendidikan, pendidikan yang tinggi adalah salah satu faktor dalam
interaksi teman sebaya karena orang yang berpendidikan tinggi mempunyai wawasan dan pengetahuan luas yang akan mendukung
dalam pergaulannya.
Faktor-faktor yang disebutkan Monks, dkk ini tidak hanya berasal dari lingkungan sosial remaja tetapi juga kepribadian remaja itu sendiri. Selain
itu hubungan keluarga yang kurang harmonis juga dapat mempengaruhi interaksi remaja dengan teman sebaya. Monks, dkk juga menjadikan faktor
pendidikan sebagai hal yang disorot dalam perkembangan interaksi seseorang dengan teman sebaya.
22
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada berbagai faktor yang mempengaruhi interaksi teman sebaya yaitu antara lain faktor
imitasi, sugesti, identifikasi, dan faktor simpati. Selain itu interaksi teman sebaya juga dapat dipengaruhi oleh faktor umur, keadaan sekeliling,
kepribaian ekstrovert, jenis kelamin, besarnya kelompok, keinginan untuk memiliki status, interaksi orangtua, dan juga pendidikan.
4. Cara Mengukur Interaksi Teman Sebaya