48
Penggunaan skala ini bertujuan untuk mengungkap tingkat kontrol diri pada siswa dengan mengukur baik perilaku-perilaku maupun aktvitas
kognitif yang dikategorikan sebagai pengendalian diri. Skala kontrol diri dalam penelitian ini mengacu pada aspek-aspek kontrol diri yang
disampaikan oleh Averill M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita S., 2014:
29 yaitu :
a. Kontrol perilaku b. Kontrol kognitif, dan
c. Kontrol pengambilan keputusan. Aspek-aspek tersebut kemudian dianalisis dan dijabarkan ke dalam
pernyataan-pernyataan sesuai dengan indikator yang terdapat dalam aspek tersebut.
D. Kajian Tentang Siswa SMK Sebagai Remaja
1. Pengertian Remaja Sebagai Siswa SMK
Istilah adolescence dalam bahasa inggris yang berarti remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolecere yang merujuk pada artian tumbuh, atau
tumbuh menuju kematangan. Zakiah Daradjat 1982: 28 menyebut remaja sebagai tingkatan umur dimana individu tidak lagi anak-anak, tetapi belum
dapat dipandang sebagai orang dewasa. Oleh karenanya remaja merupakan jembatan atau juga disebut masa peralihan dari masa anak-anak menuju
masa dewasa. Keberadaan remaja pada masa transisi ini membuat remaja terkadang masih berpikiran seperti anak-anak tetapi juga terkadang
berpikir dengan cara orang dewasa.
49
Andi Mappiare 1982: 27 menyampaikan bahwa masa remaja pada wanita berlangsung antara umur 12 hingga 21 tahun, sementara pada pria
berlangsung pada usia 13 hingga 22 tahun. Perbedaan rentang usia masa remaja pada pria dan wanita ini disebabkan karena faktor hormon pada
tubuh manusia. Perbedaan hormon antara pria dan wanita ini menyebabkan wanita lebih cepat memasuki usia remaja dibandingkan
dengan laki-laki. Masa remaja pada putri juga berakhir lebih cepat dibandingkan dengan remaja putra.
Sementara itu istilah remaja adolescence yang disampaikan oleh Hurlock 1980: 206 memiliki arti yang lebih luas mencakup seluruh
perkembangan remaja baik itu perkembangan fisik, intelektual, emosi dan sosial. Senada dengan penjelasan tersebut Santrock 2007: 20
mendefinisikan masa remaja adolescence sebagai masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa, dimana periode tersebut melibatkan
perubahan-perubahan biologis,
kognitif dan
sosio-emosional. Perkembangan masa remaja melibatkan seluruh aspek dalam diri, sehingga
tidak jarang seseorang menjadi lebih agresif ketika memasuki usia remaja. Hal tersebut seringkali disebabkan karena perubahan fisik dan
berkembangnya hormon dalam tubuh. Dadang Sulaeman 1995: 2 memberikan gagasannya bahwa masa
remaja merupakan suatu masa dimana para remaja dihadapkan pada tantangan, batasan, dan kekangan-kekangan yang berasal dari diri sendiri
maupun orang lain. Memasuki usia remaja, seseorang tidak dapat lagi
50
dikatakan sebagai anak-anak. Para remaja tidak lagi bergantung pada orangtua, sehingga remaja berusaha untuk mencapai kemandirian.
Seringkali pada masa remaja, seseorang dihadapkan pada berbagai masalah yang dapat menyebabkan dirinya rentan terpengaruh hal-hal yang
dapat merugikan dirinya. Berdasarkan perjelasan serta uraian mengenai pengertian remaja di
atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan remaja merupakan individu yang berusia antara 12 hingga 22 tahun dan berada
pada masa transisi dari usia anak-anak menuju usia dewasa dimana ia mengalami perubahan dalam aspek biologis, kognitif, dan sosio-
emosional. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan remaja adalah mereka yang berada pada usia 15 hingga 18 tahun yang umumnya berada
pada tingkat sekolah menengah atas atau kejuruan jika ditinjau dari tingkat
pendidikan. 2.
Pembagian Masa Remaja
Pembagian masa remaja yang disampaikan oleh Monks, dkk 2002: 262 yang secara global berlangsung antara usia 12 hingga 21 tahun.
Rentang usia remaja tersebut kemudian digunakan untuk membagi masa remaja ke dalam tiga fase yaitu usia 12 hingga 15 tahun merupakan masa
remaja awal, usia 15 hingga 18 tahun sebagai fase remaja pertengahan, dan usia 18 hingga 21 tahun diklasifikasikan sebagai masa remaja akhir.
Sementara itu Remplein Monks, dkk, 2002: 264 menyebut usia antara 12 hingga 21 tahun sebagai masa adolensi. Kemudian Remplein
51
membagi masa adolensi tersebut menjadi beberapa fase dengan menyisipkan apa yang disebutnya dengan “jugencrise” krisis remaja
diantara fase pubertas dan fase kematangan adolesensi. Pembagian masa adolensi tersebut yaitu usia 13 hingga 16 tahun sebagai fase pubertas, usia
15 hingga 17 tahun sebagai fase krisis remaja, dan usia 16 hingga 21 tahun sebagai fase kematangan adolesensi.
Perkembangan masa remaja yang dijelaskan oleh Petro Blos Sarlito Wirawan Sarwono, 2005: 24-25 yang ia bagi menjadi tiga tahap
perkembangan yaitu :
a. Remaja awal dimana pada tahap ini remaja masih mengalami kebingungan akan perubahan fisik yang terjadi. Remaja cenderung
akan cepat tertarik dengan lawan jenis dan cepat terangsang secara erotis.
b. Remaja madya, remaja membutuhkan lebih banyak interaksi dengan teman sebayanya pada tahap ini. Remaja akan merasa senang jika
lingkungan dimana dia berada menyukai dirinya. Remaja juga akan membentuk suatu kelompok pertemanan dengan sifat-sifat atau
ketertarikan yang sama. c. Remaja akhir, merupakan tahap dimana remaja mengalami konsolidasi
akhir menuju kedewasaan. Senada dengan hal tersebut, Thornberg Agoes Dariyo, 2002: 14 juga
membagi masa remaja menjadi tiga tahap yaitu masa remaja awal yang berlangsung antara usia 13 hingga 14 tahun, remaja pertengahan yang
52
berlangsung antara usia 15-17 tahun, dan remaja akhir yang berlangsung pada usia 18 hingga 21 tahun.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masa remaja dibagi atas beberapa tahap diantaranya remaja awal 13-14 tahun,
kemudian remaja madya atau pertengahan 15-17 tahun, dan yang terakhir remaja akhir 18-21 tahun. Remaja yang duduk dibangku sekolah
menengah atas atau kejuruan pada umumnya berada pada tahap remaja madya dimana pada usia tersebut remaja membutuhkan interaksi yang
lebih banyak dengan teman sebayanya.
3. Tugas Perkembangan Remaja