Kohesivitas Kelompok Sosiodrama Definisi Operasional Variabel

15 bisa berwujud kesediaan mereka meluangkan waktu, pikiran dan tenaga demi terwujudnya tujuan kelompok. 4 Emotional cohesion merupakan intensitas emosi kelompok dan anggota kelompok ketika berada di dalam kelompok. Para anggota merasa bahagia berada dalam kelompok. Anggota merasa bahwa kelompok memiliki energi yang luar biasa yang bersumber dari para anggota lain dalam kelompok. Semua itu berpengaruh terhadap semangat positif para anggota terhadap kelompok. Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa komponen kohesivitas kelompok terdiri dari : a. Social cohesion merupakan suatu daya tarik antar anggota kelompok untuk membentuk sebuah kelompok sebagai suatu keseluruhan b. Task cohesion merupakan kesatuan anggota kelompok yang saling mendukung untuk mencapai tujuan c. Perceived cohesion merupakan kesatuan anggota kelompok yang didasarkan pada kebersamaan dan d. Emotional cohesion merupakan intesitas emosi kelompok dan anggota kelompok ketika berada di dalam kelompok.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kohesivitas Kelompok

Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suatu kelompok berhasil menjadi kelompok dengan kohesivitas tinggi maupun rendah. Tatiek Romlah 2006: 38 menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok antara lain: 16 a. Bahasa dan proses berfikir yang sama. Keseragaman bahasa mampu memudahkan komunikasi sehingga komunikasi dapat terjalin lebih efektif. Apa yang disampaikan satu anggota dapat dengan mudah dan tepat tersampaikan kepada kelompok yang lain. Proses berfikir yang sejalan juga mendukung tercapainya tujuan bersama dengan mudah. b. Masalah-masalah dan tujuan-tujuan yang sama. Apabila para anggota mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi kelompok secara bersama- sama sesuai dengan tujuan kelompok maka kohesivitas kelompok dapat terjalin. c. Cara berkomunikasi serta saluran-saluran komunikasi yang jelas antar sesama anggota. Para anggota melakukan kesepakatan mengenai metode komunikasi yang sesuai, efektif dan dapat diterima oleh seluruh anggota. Sehingga pesan-pesan atau hal-hal yang perlu dikomunikasikan dengan seluruh anggota dapat tersampaikan dengan baik. d. Adanya rasa memiliki dan dimiliki oleh kelompok. Rasa bangga para anggota memiliki dan dimiliki kelompok terlihat dari sikap taat anggota terhadap norma yang berlaku dalam kelompok. e. Frekuensi pertemuan. Kelompok memiliki jadwal petemuan yang teratur dan dapat dihadiri oleh seluruh anggota. Dalam setiap pertemuan diharapkan memiliki kebermanfaatan bagi kelompok. f. Hubungan yang bersifat kerjasama antara anggotanya. Hubungan yang saling membantu dalam meyelesaikan tugas kelompok. Dimana para