74
Tabel 4. Kisi-kisi Skala Kohesivitas Kelompok
Variabel Sub
Variabel Indikator
Deskriptor No. Item
∑ +
-
Kohesivitas Kelompok
1. Social
Cohesion a.
Daya tarik antar anggota
kelompok -
Ketertarikan terhadap teman-teman satu
kelompoknya 1,3,
5,7 2,4,6
,8 8
b. Daya tarik
terhadap ketua kelompok
- Ketertarikan terhadap
pemimpin kelompok 9,11
,13 10,1
2,14 6
2. Task
Cohesion a.
Kerjasama kelompok
- Dukungan dan kerjasama
dalam melakukan tugas kelompok
15,1 7,19
16,1 8,20
6 b.
Tanggung jawab terhadap
tugas kelompok -
Melaksanakan tugas yang dibebankan oleh
kelompok secara optimal 21,2
3,25 ,27
22,2 4,26,
28 8
c. Kepercayaan
antar anggota -
Rasa saling percaya diantara anggota
kelompok 29,3
1,33 30,3
2,34 6
3. Perceived
Cohesion a.
Kepemilikan kelompok
- Sikap memiliki
kelompok dan menjadi bagian dari sebuah
kelompok 35,3
6,39 37,3
8,40 6
b. Menyediakan
waktu bersama -
Bersedia meluangkan waktu demi kepentingan
kelompok 41,4
2,45 43,4
4,46 6
4. Emotional
Cohesion a.
Perasaan nyaman dalam
kelompok -
Merasa nyaman saat berkumpul dengan
teman-teman satu kelompok
49,5 0,51
,53 47,4
8,52 7
b. Bahagia
menjadi anggota
kelompok -
Bahagia dan bangga menjadi bagian dari
kelompok 55,5
7,58 ,59
54,5 6,60
7 Jumlah Item
31 29
60
7. Melengkapi Instrumen dengan PedomanInstruksi dan Kata Pengantar
Ketentuan tahap akhir penyusunan instrumen dengan melengkapi instruksi dan kata pengantar yaitu: bahasa yang digunakan harus jelas dan mudah dipahami,
rumusan harus singkat agar responden tidak kehabisan waktu hanya untuk membaca instruksi.
75
J. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Uji Validitas Instrumen
Sugiyono 2010: 173 menyatakan bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Saifuddin Azwar
2006: 5 menambahkan bahwa validitas berasal dari kata
validity
yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya. Sejalan dengan beberapa ahli lainnya, Jonathan Sarwono 2006: 99 juga mengatakan bahwa suatu skala pengukuran dikatakan
valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Suharsimi Arikunto 2010: 212 menyatakan terdapat dua macam validitas yaitu validitas logis dan validitas empiris. Dikatakan validitas logis karena
validitas ini diperoleh dengan suatu usaha hati-hati melalui cara-cara yang benar sehingga menurut logika akan dicapai suatu tingkat validitas yang dikehendaki.
Validitas empiris atau validitas berdasarkan pengalaman merupakan validitas yang diperoleh dengan jalan mencobakan instrumen tersebut pada sasaran dalam
penelitian. Langkah ini bisa disebut dengan kegiatan uji coba
try-out
instrumen. Setelah instrumen butir-butir pertanyaan disusun, instrumen juga harus
ditelaah dengan mempergunakan kriteria tertentu disamping disesuaikan dengan kisi-kisi. Penelaah harus dilakukan oleh orang yang berkompeten di bidang yang
bersangkutan, atau yang dikenal dengan istilah penilaian oleh ahlinya
expert judgement
. Validitas ini disebut validitas logis, validitas logis mempunyai tujuan untuk mendapatkan keterangan bagaimana kesesuaian antara instrumen dengan