25 c.
Tetapkan siswa yang dapat atau bersedia untuk memainkan peranannya didepan kelas. Pemilihan peran bisa dimulai dengan sesi penawaran
setelah fasilitator menyebutkan kriteria peran, usulan dari kelompok atau berdasarkan keduanya.
d. Jelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada waktu
sosiodrama sedang berlangsung. Peran pendengar yaitu mengamati dan mengobservasi pelaksanaan sosiodrama. Hasil pengamatan dan observasi
dari kelompok pendengar akan dijadikan bahan diskusi setelah permainan peran selesai.
e. Beri kesempatan kepada para pelaku untuk berunding beberapa menit
sebelum mereka memainkan peranannya. Perlu ditetapkan berapa menit waktu yang dibutuhkan untuk persiapan. Persiapan tersebut membahas
mengenai bagaimana sosiodrama tersebut akan dimainkan. f.
Akhiri sosiodrama pada waktu situasi pembicaraan mencapai ketegangan. Fasilitator harus segera mengakhiri permainan jika dirasa sudah mencapai
tahap klimaks. g.
Akhiri sosiodrama dengan diskusi kelas untuk bersama-sama memecahkan masalah persoalan yang ada pada sosiodrama tersebut. Observasi dari
kelompok pendengar yang digunakan sebagai bahan diskusi untuk dicari pemecahan masalahnya.
h. Jangan lupa menilai hasil sosiodrama tersebut sebagai bahan pertimbangan
lebih lanjut. Hasil pemecahan masalah, dapat dijadikan bahan
26 pertimbangan atau pembelajaran bagi siswa saat siswa mengalami
permasalahan yang sama seperti di cerita sosiodrama.
4. Langkah-Langkah dalam Sosiodrama
Menurut Tatiek Romlah 2006: 104 pelaksanaan sosiodrama secara
umum mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Persiapan. Fasilitator mengemukakan masalah dan tema yang akan
di sosiodramakan, dan tujuan permainan. Kemudian diadakan tanya jawab untuk memperjelas masalah dan peranan-peranan yang akan
dimainkan.
b. Membuat skenario sosiodrama
c. Menentukan kelompok yang akan memainkan sesuai dengan
kebutuhan skenarionya, dan memilih individu yang akan memegang peran tertentu. Pemilihan pemegang peran dapat
dilakukan secara sukarela setelah fasilitator mengemukakan ciri- ciri atau rambu-rambu masing-masing peran, usulan dari anggota
kelompok yang lain, atau berdasarkan kedua-duanya.
d. Menentukan kelompok penonton dan menjelaskan tugasnya.
Kelompok penonton adalah anggota kelompok lain yang tidak ikut menjadi pemain. Tugas kelompok penonton adalah untuk
mengobservasi pelaksanaan permainan. Hasil observasi kelompok penonton merupakan bahan diskusi setelah permainan selesai.
e. Pelaksanaan sosiodrama. Setelah semua peran terisi, para pemain
diberi kesempatan untuk berembug beberapa menit untuk menyiapkan diri bagaimana sosiodrama itu akan dimainkan.
Setelah siap, dimulailah permainan. Masing-masing pemian memerankan perannya berdasarkan imajinasinya tentang peran
yang dimainkannya. Pemain diharapkan dapat memperagakan konflik-konflik yang terjadi. Mengekspresikan perasaan-perasaan,
dan memperagakan sikap-sikap tertentu sesuai dengan peranan yang dimainkannya. Dalam permainan ini diharapkan terjadi
identifikasi yang sebesar-besarnya antara pemimpin maupun penonton dengan peran-peran yang dimainkannya.
f. Evaluasi dan diskusi. Setelah selesai permainan diadakan diskusi
mengenai pelaksanaan permainan berdasarkan hasil observasi dan tanggapan-tanggapan
penonton. Diskusi
diarahkan untuk
membicarakan : tanggapan mengenai bagaimana para pemian membawakan perannya sesuai dengan ciri-ciri masing-masing
peran, cara pemecahan masalah, dan kesan-kesan pemain dalam memainkan perannya. Balikan yang paling lengkap adalah melalui
27 rekaman video yang diambil pada waktu permainan berlangsung
dan kemudian diputar kembali. g.
Ulangan permainan. Dari hasil diskusi dapat ditentukan apakah perlu diadakan ulangan permainan atau tidak.
Menurut Roestiyah 2001: 91 dalam melaksanakan teknik sosiodrama agar berhasil dengan efektif, maka perlu mempertimbangkan langkah-langkah
sebagai berikut: a.
Guru harus menerangkan kepada siswa, untuk memperkenalkan teknik ini, bahwa dengan jalan sosiodrama siswa diharapkan dapat
memecahkan masalah hubungan sosial yang aktual ada di masyarakat, maka kemudian guru menunjuk beberapa siswa yang
akan berperan, masing-masing akan mencari pemecahan masalah sesuai dengan perannya. Dan siswa yang lain jadi penonton dengan
tugas-tugas tertentu pula.
b. Guru harus memilih masalah yang urgen, sehingga menarik minat
anak. Ia mampu menjelaskan dengan menarik, sehingga siswa terangsang untuk berusaha memecahkan masalah itu.
c. Agar siswa memahami peristiwanya, maka guru harus bisa
menceritakan sambil untuk mengatur adegan yang pertama. d.
Bila ada kesediaan sukarela dari siswa untuk berperan, harap ditanggapi tetapi guru harus mempertimbangkan apakah Ia tepat
untuk perannya itu. Bila tidak, tunjuk saja siswa yang memiliki kemampuan dan pengetahuan serta pengalaman seperti yang
diperankan itu.
e. Jelaskan pada pemeran-pemeran itu sebaik-baiknya, sehingga
mereka tahu peran dan tugasnya, menguasai masalahnya, pandai bermimik maupun berdialog.
f. Siswa yang tidak turut harus menjadi penonton yang aktif,
disamping mendengar dan melihat mereka harus bisa memberi saran dan kritik pada apa yang akan dilakukan setelah sosiodrama
selesai.
g. Bila siswa belum terbiasa, perlu dibantu guru dalam menimbulkan
kalimat pertama dalam dialog. h.
Setelah sosiodrama itu dalam situasi klimaks, maka harus dihentikan, agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah
dapat didiskusikan secara umum. Sehingga para penonton ada kesempatan untuk berpendapat, menilai permainan dan sebagainya.
Sosiodrama dapat dihentikan pula bila sedang menemui jalan buntu.
i. Sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi, walau mungkin masalahnya
belum terpecahkan, maka perlu dibuka tanya jawab, diskusi atau membuat karangan yang berbentuk sandiwara.