Tugas Perkembangan Masa Remaja
39 terutama organ-organ seksual mempengaruhi berkembangnya emosi atau
perasaan-perasaan dan dorongan-dorongan baru yang dialami sebelumnya, seperti perasaan cinta, rindu, dan keinginan berkenalan lebih intim dengan lawan
jenisnya.
Menurut Gessel Syamsu Yusuf, 2006: 197 mengemukakan bahwa remaja 16 tahun sering kali mudah marah, mudah terangsang, dan emosinya
cenderung “meledak”, tidak berusaha mengendalikan perasaaanya. Sebaliknya, remaja enam belas tahun mengatakan bahwa mereka “tidak mempunyai
keprihatinan”. Jadi, adanya badai dan tekanan dalam periode ini berkurang menjelang berakhirnya awal masa remaja.
Syamsu Yusuf 2006: 197 juga menambahkan bahwa mencapai kematangan emosional merupakan tugas perkembangan yang sulit bagi remaja.
Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama lingkungan keluarga dan kelompok teman sebaya.
Apabila lingkungan tersebut cukup kondusif, dalam arti kondisinya diwarnai oleh hubungan yang harmonis, saling mempercayai, saling menghargai, dan penuh
tanggung jawab, maka remaja cenderung dapat mencapai kematangan emosionalnya. Sebaliknya, apabila kurang dipersiapkan untuk memahami peran-
perannya dan kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua atau pengakuan dari teman sebaya, mereka cenderung akan mengalami kecemasan,
perasaan tertekan atau ketidaknyamanan emosional. Pada tahap perkembangan ini emosi remaja seringkali meledak-ledak,
namun hal ini bisa diminimalisir. Jika dukungan atau pengaruh dari lingkungan
40 terutama orang tua dan teman sebaya bersifat positif, maka berdampak positif juga
terhadap kematangan emosional remaja.