Konsep Dasar Remaja Karakteristik Perkembangan Fase Remaja

35 h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Menjelang menginjak masa dewasa, mereka merasa gelisah untuk meninggalkan masa belasan tahunnya. Mereka belum cukup untuk berperilaku sebagai orang dewasa, oleh karena itu mereka mulai berperilaku sebagai status orang dewasa seperti cara berpakaian, merokok, menggunakan obat-obatan dll, yang dipandang dapat memberikan citra seperti yang diinginkan. Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri masa remaja yaitu: masa remaja sebagai periode penting, masa remaja sebagai periode peralihan, masa remaja sebagai periode perubahan, masa remaja sebagai masa mencari identitas, usia bermasalah, masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutankesulitan, masa remaja sebagai masa yang tidak realistik, masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Masa remaja merupakan periode yang sulit dan penting yang sangat berbeda dengan periode sebelum maupun sesudahnya.

3. Tugas Perkembangan Masa Remaja

Tugas perkembangan yang harus dilalui dalam masa remaja menurut Havighurst Hurlock 1997: 10 yaitu: a. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita b. Mencapai peran sosial pria dan wanita c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya f. Mempersiapkan karir ekonomi g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga 36 h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi Dari pemaparan diatas, yang termasuk aspek perkembangan sosial remaja yaitu : 1 Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita; 2 Mencapai peran sosial pria dan wanita; 3 Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab.

4. Perkembangan Fisik Remaja

Syamsu Yusuf 2006: 193 mengatakan masa remaja merupakan salah satu diantara dua masa rentangan kehidupan individu, dimana terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Rita Eka Izzaty, dkk 2008: 127 menambahkan bahwa proses pertumbuhan ini dipengaruhi percepatan pertumbuhan, sehingga pada masa ini sering ada beberapa istilah untuk pertumbuhan fisik remaja : The Onset of pubertal growth spurt masa kritis dari perkembangan biologis serta The maximum growth age , berupa : pertumbuhan bentuk tubuh, ukuran, tinggi dan berat badan, proporsi muka dan badan. Endang Poerwanti dan Nur Widodo 2002: 108 juga menjelaskan bahwa perubahan fisik yang terjadi sepanjang masa remaja meliputi tiga hal yaitu : 1 Percepatan pertumbuhan. 2 Proses pematangan seksual dan 3 keanekaragaman proporsi tubuh. Tingkat percepatan pertumbuhan tidak sama pada setiap remaja, karena memang banyak faktor individual yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan ini sehingga laju proses pertumbuhannya menjadi berbeda. Faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja antara lain: keluarga, gizi, 37 gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi, kesehatan dan bentuk tubuh. Perkembangan fisik remaja meliputi : 1 Percepatan pertumbuhan, misalnya berupa pertumbuhan tinggi badan, berat badan dll yang terjadinya berbeda antara satu remaja dengan remaja yang lain karena faktor gizi, keturunan dll. 2 Proses pematangan seksual, pada remaja perempuan ditandai dengan menstruasi dan pada remaja laki-laki ditandai dengan ejakulasi atau digambarkan sebagai mimpi basah, dan 3 keanekaragaman proporsi tubuh, pada remaja laki- laki lebih cenderung berbentuk tubuh kekar, sedangkan pada remaja perempuan terdapat dua kemungkinan cenderung gemuk dan berat atau kurus dan bertulang panjang.

5. Perkembangan Kognitif Intelektual Remaja

Ditinjau dari perkembangan kognitif menurut Piaget Kathryn Geldard, 2010: 10, selama awal masa remaja anak muda biasanya melakukan transisi dari tahap „operasi konkret‟ ke tahap „operasi formal‟. Artinya, mereka bergerak dari batasan pemikiran konkret ke tahap menjadi mampu secara kognitif untuk berhadapan dengan berbagai gagasan, konsep, dan teori abstrak. Mereka bisa untuk menjadi secara mendalam tertarik pada gagasan maupun konsep abstrak dan dengan demikian, mampu memahami membedakan mana yang nyata dan mana yang ideal. Syamsu Yusuf 2006: 195 menambahkan pada masa remaja terjadi reorganisasi lingkaran syaraf lobe frontal yang berfungsi sebagai kegiatan kognitif