13 kelompok secara tetap berubah sejalan dengan kejadian-kejadian dalam kelompok
yang mempengaruhi perasaan dan sikap para anggotanya terhadap kelompok. Suatu kelompok yang kohesif adalah kelompok yang semua anggotanya bekerja
bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama dan semua anggota bersedia memikul tanggung jawab untuk kepentingan kelompok dan bersedia menanggung
kekecewaan apabila terjadi hal-hal yang tidak diharapkan dalam kerjasama itu. Festinger Abu Ahmadi, 2002: 117 memberikan definisi kohesi kelompok
sebagai kekuatan yang memelihara dan menjaga dalam kelompok. Sedangkan Shaw Bimo Walgito, 2007: 46 menyatakan kohesi kelompok ialah bagaimana
para anggota kelompok saling menyukai dan saling mencintai satu dengan lainnya. Lebih lanjut Carolina dan Jusman Abu Huraerah dan Purwanto, 2006:
44 mengungkapkan bahwa kohesi kelompok dapat didefinisikan sebagai sejumlah faktor yang mempengaruhi anggota kelompok untuk tetap menjadi
anggota kelompok tersebut. Dilihat dari berbagai pendapat para ahli mengenai kohesivitas kelompok,
dapat disimpulkan bahwa kohesivitas kelompok merupakan kecenderungan anggota kelompok untuk tetap membentuk ikatan sosial, sehingga para anggota
tetap bertahan dan bersatu dalam kelompok.
2. Komponen Kohesivitas Kelompok
Menurut Forsyth 2010 tidak semua kelompok yang dibentuk merupakan sebuah kelompok yang kohesif. Kita dapat membedakan antara kelompok yang
kohesif dan kelompok yang tidak kohesif. Kelompok yang kohesif memiliki
14 tingkat moral yang tinggi bagi para anggotannya. Para anggota merasa nyaman
berinteraksi satu sama lain dan mereka tinggal dalam kelompok untuk waktu yang
lama.
Kohesi bukan merupakan sesuatu yang sederhana, tetapi merupakan suatu multikomponen proses dengan berbagai indikator. Forsyth 2010: 123
menyebutkan terdapat empat komponen dalam kohesivitas kelompok, yaitu:
social cohesion, task cohesion, perceived cohesion
dan
emotional cohesion.
1
Social cohesion
merupakan suatu daya tarik antar anggota kelompok untuk membentuk sebuah kelompok sebagai suatu keseluruhan
.
Anggota tidak lagi memandang kelompok dari sudut individu melainkan kelompok secara
keseluruhan. Terlihat dari sikap para anggota yang menunjukkan kecintaannya terhadap kelompok. Hal tersebut terwujud dengan adanya
sikap saling mencintai antar sesama anggota, anggota terhadap ketua kelompok dan ketua kelompok terhadap anggotanya.
2
Task cohesion
merupakan kesatuan anggota kelompok yang saling mendukung untuk mencapai tujuan. Seluruh anggota secara bersama-sama
berusaha melalukan yang terbaik demi tercapainya tujuan kelompok. Seluruh anggota bertanggungjawab terhadap masing-masing tugas yang
diembannya, sehingga tercipta suatu kepercayaaan bahwa kelompok mereka mampu mewujudkan tujuan secara optimal serta efektif.
3
Perceived cohesion
merupakan kesatuan anggota kelompok yang didasarkan pada kebersamaan. Para anggota bangga menjadi salah satu
bagian dalam kelompok serta bangga memiliki kelompok ini. Hal tersebut