Uji Korelasi Uji t

91 pertemuan kedua ini, pengurus yang hadir berjumlah 9 siswa. Kesembilan siswa tersebut adalah : HK, ASD, PS, AK, F, NA, DM, HNI dan ALA. Setelah subyek terkumpul, peneliti membuka kegiatan dan menjelaskan maksud dan tujuan diadakan kegiatan ini. Peneliti membuka treatment sesi kedua ini dengan mengecek penugasan pada treatment sesi ke-1. Cara pengecekan dengan mengelompokkan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. Antar kelompok diminta memberikan pertanyaan kepada kelompok lain berkaitan dengan hal-hal yang sederhana mengenai anggota dalam kelompok lainnya tersebut. Penugasan ini bertujuan agar antar pengurus lebih saling mengenal satu sama lain. Para pengurus terlihat antusias melaksanakan penugasan tersebut. Teknik sosiodrama yang diberikan pada treatment ke-2 yaitu bertema “Osisku, You are my everything ”. Tujuan dari kegiatan ini yaitu agar para subyek yang merupakan pengurus OSIS lebih bangga terhadap organisasi yang diikutinya yaitu OSIS. Dengan rasa bangga yang dimiliki para pengurus, mereka akan melakukan yang terbaik yang mereka bisa demi tercapainya tujuan dari kelompoknya tersebut. Pentingnya kerjasama antar pengurus dalam melaksanakan tugas serta rasa memiliki diantara sesama. Setelah peneliti menjelaskan mekanisme pelaksanaan sosiodrama, peneliti meminta 5 orang untuk maju sebagai pemeran dan selebihnya bertugas sebagai pengamat. Pemeran pada sesi ini diutamakan merupakan 92 pengurus yang sebelumnya menjadi pengamat atau belum pernah menjadi pemeran. Langkah ini diambil, agar semua pengurus dapat belajar tepa seliro yakni dapat menempatkan posisi diri sendiri seperti yang dialami oleh orang lain, belajar saling menghormati dan menghargai orang lain. Pada sesi ke-2 ini dari 9 orang siswa, 5 siswa orang mau secara sukarela maju sebagai pemeran. Kemudian peneliti membagikan naskah dan name tag yang sudah disiapkan kepada masing-masing pemeran. Pemeran diberikan waktu 10 menit untuk memahami ini naskah dan merancang jalannya cerita. Sedangkan para siswa yang bertugas sebagai pengamat harus mengamati jalannya cerita yang diperankan oleh perannya. Pada akhir cerita diadakan diskusi untuk penyelesaian konflik yang ada dalam naskah. Pada sesi ini, para pemeran lebih cepat memahami isi naskah dan karakteristik yang harus mereka perankan. Saat proses pelaksanaan pemeranan yang berlangsung selama 15 menit, para siswa sudah mampu berperan cukup baik. Sebagian besar siswa juga sudah mampu berimprovisasi secara baik, sehingga tidak terpaku hanya pada naskah. Saat konflik sudah memuncak, peneliti mengentikan proses pemeranan. Selanjutnya, peneliti memimpin diskusi bersama pengamat dan pemeran mengenai konflik yang terjadi dalam naskah. Para pengamat diminta memberikan alternatif untuk pemecahan konflik yang disampaikan kepada seluruh pengurus. Pada sesi ke-2 ini, para pengamat sudah mulai mau menyampaikan pendapatnya. Keaktivan