Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dekorasi keramik terbagi menjadi tiga tahap, yaitu kegiatan awal, inti, dan
penutup. Kegiatan awal dilaksanakan hanya jam pertama saja, kegiatan inti dilaksanakan dengan konsep kebebasan yang diterapkan oleh guru, serta kegiatan
penutup dilaksanakan dengan guru merefleksi perkembangan siswa dalam berkarya.
c. Evaluasi Pembelajaran Dekorasi Keramik
Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran,
dan penilaian
hasil pembelajaran. Tahap ini dilakukan setelah siswa selesai membuat karya. Dalam
pelaksanaannya guru meminta siswa masuk di dalam ruang teori, kemudian satu per satu diminta maju ke depan membawa karyanya untuk dinilai oleh guru.
Evaluasi pembelajaran dekorasi keramik tidak dilaksanakan secara langsung oleh guru. Konteks pertama yang dibahas adalah mengenai kesesuaian
bentuk karya dengan gambar kerja. Penilaian dekorasi keramik bukan menjadi aspek yang terlalu diperhitungkan oleh guru, karena dalam penilainnya tidak ada
aspek dekorasi keramik, namun penilaiannya menjadi satu dengan penilaian pembentukan keramik. Aspek-aspek penilaian yang dituliskan dalam RPP tidak
dilaksanakan dalam penilaian. Dalam hal ini adalah bagaimana guru menilai sebuah bentuk persiapan dan proses, sedangkan pada saat pembelajarannya guru
tidak mendampingi siswanya mengerjakan karyanya. Selain itu, pada saat evaluasi guru kurang memberikan apresiasi ataupun penghargaan kepada siswa dengan
dekorasi keramik yang baik. Dengan demikian, evaluasi yang dilakukan guru menjadikan motivasi siswa untuk dekorasi keramik menjadi rendah.
Evaluasi merupakan tahapan di mana guru memberikan penilaian kepada hasil karya siswa. Dalam evaluasi selain dilaksanakan pada masa tertentu juga
harus mencerminkan butir-butir soal yang representatif terhadap tujuan pembelajaran yang dijabarkan secara tuntas. Penjabaran aspek penilaian dibuat
sejelas mungkin dalam pembelajaran dekorasi keramik agar pada saat menilai guru dapat dengan mudah dan jelas menilai dengan berdasarkan aspek-aspek
penilaian. Evaluasi dekorasi keramik meliputi aspek persiapan, proses, dan karya. Pada saat pembelajaran guru dituntut untuk memantau perkembangan siswanya.
Dengan demikian, dapat diperoleh aspek persiapan dan proses. Dalam penilaiannya tidak serta merta ditujukan pada indikator pencapaian, karena dapat
menghambat kreativitas siswa, namun difokuskan pada usaha siswa dalam belajar untuk mencapai penguasaan keteknikan dekorasi keramik. Siswa dimotivasi
dengan melihat dan merangsang sisi positif dari dekorasi yang dibuatnya. Dengan demikian, siswa akan lebih termotivasi untuk membentuk dekorasi yang lebih
baik tanpa menghambat kreativitas siswa dalam belajar. Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran dekorasi keramik di SMK Negeri
1 Kalasan kurang dapat memaksimalkan kreativitas siswa dalam berkarya; hal ini dikarenakan motivasi instrinsik yang terbentuk dalam sistem pembelajaran
dekorasi keramik; dalam pembelajaran guru menerapkan konsep kebebasan untuk meningkatkan kreativitas siswa, namun dalam pada saat pembelajaran guru
kurang memainkan perannya, khususnya sebagai motivator, pembimbing, demonstrator, dan fasilitator; serta sistem pembelajaran dekorasi keramik yang
kurang kondusif untuk memaksimalkan kreativitas siswa, khususnya pada perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
99
BAB VI PROSES KREATIF SISWA DALAM BERKARYA DEKORASI KERAMIK
PADA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN KRIYA KERAMIK SMK NEGERI 1 KALASAN
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai proses kreatif siswa dalam berkarya dekorasi keramik pada kelas XI Program Keahlian Kriya Keramik SMK
Negeri 1 Kalasan. Tahap terbentuknya sebuah dekorasi keramik merupakan hasil dari kemampuan siswa dalam berpikir kreatif. Berpikir kreatif merupakan proses
di mana siswa mampu menemukan sesuatu yang berbeda, adanya cara yang berbeda akan melahirkan produk yang berbeda pula, karena pada dasarnya kreatif
itu berbeda. Kreativitas merupakan proses di mana siswa menghasilkan sebuah ide atau gagasan baru yang direalisasikan dalam wujud yang nyata, yaitu karya.
Dalam pembelajaran dekorasi keramik pada Program Keahlian Kriya Keramik SMK Negeri 1 Kalasan proses kreatif siswa dilaksanakan dengan konsep
kebebasan yang diterapkan oleh guru, dalam konsep kebebasan ini masuk dalam beberapa tahapan. Tahap-tahap dalam berkarya dekorasi keramik dimulai dengan
pembelajaran teori dalam ruang teori, kemudian pembuatan desain motif dekorasi keramik, selanjutnya pembentukan badan keramik dengan teknik putar
centering
, dan pembentukan dekorasi keramik. Dalam membahas tahapan tersebut dalam
bab ini diterangkan mengenai proses kreatif dalam berkarya dekorasi keramik siswa kreatif dan siswa kurang kreatif. Siswa kreatif adalah siswa yang pada
kualitas kreativitasnya sedang dan tinggi, sedangkan siswa yang kurang kreatif adalah siswa yang pada kualitas kreativitasnya rendah dan sangat rendah.