Sedangkan hakikatnya pembelajaran dekorasi keramik ini menuntut siswa untuk menghasilkan sebuah karya.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Dekorasi Keramik
Tahap setelah perencanaan adalah pelaksanaan pembelajaran dekorasi keramik. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP.
Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup Depdiknas, 2009:24. Pelaksanaan pembelajaran terdiri atas
tiga rangkaian kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup. Pertama, berdasarkan hasil observasi Mei 2014 kegiatan awal atau
pembuka dilaksanakan hanya pada saat jam pelajaran yang dimulai pada jam pertama, sedangkan pembelajaran yang dilaksanakan bukan pada jam pertama
guru tidak melaksanakan kegiatan awal. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran yang dilaksanakan tidak pada jam pertama dijalankan dengan siswa langsung
memulai praktik di ruang praktik. Jadi, guru dalam pembelajaran dekorasi keramik tidak selalu membuka pelajaran karena dalam seminggu kegiatan
pembelajaran yang dimulai dari jam pertama hanya sekali, sedangkan dua pertemuan lainnya dilaksanakan setelah istirahat pertama.
Kegiatan awal adalah kegiatan untuk mempersiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan awal memegang peranan
penting, utamanya pada membentuk motivasi siswa sebelum masuk pada kegiatan inti. Apabila siswa kurang termotivasi pada kegiatan awalnya akan menghambat
proses berkarya dekorasi keramik yang pada akhirnya akan menjadikan siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar. Hakikatnya kegiatan awal dilakukan setiap
pelajaran akan dimulai, baik pada jam pertama maupun bukan jam pertama. Hal ini ditujukan lebih kepada memotivasi dan memantau perkembangan siswa.
Dengan demikian, siswa akan lebih termotivasi dan dapat terpantau perkembangan belajarnya yang berdampak pada hasil pembelajaran yang baik.
Kedua, pelaksanaan pembelajaran dekorasi keramik dilakukan dengan konsep kebebasan oleh guru dengan tidak menentukan teknik dan motif apa yang
akan dibuat, namun siswa diberikan kebebasan dan kepercayaan untuk menentukan teknik dan motif dekorasi keramik. Selain itu, pada dasarnya siswa
akan selalu dan otomatis mendekorasi pada tiap tugas karyanya hasil wawancara Prayanto, Mei 2014. Pada dasarnya tanpa disuruh pun siswa akan mendekorasi
banda keramik setelah membentuk badan keramik sesuai dengan teknik pembentukan yang dipelajari. Hal ini tertanam dalam diri siswa karena melihat
kakak kelas sebelumnya dalam setiap berkarya pasti didekorasi hasil wawancara Netty Ngabekti, Mei 2014. Jadi, kerangka kerja dan kerangka pikir siswa
terbentuk dengan adanya kebiasaan yang selama ini diamati oleh siswa serta dilakukannya.
Ketiga, kegiatan penutup dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Kegiatan penutup dilaksanakan dengan mengumulkan siswa dalam ruang teori maupun
dalam ruang praktik. Selanjutnya guru merefleksi perkembangan pembelajaran siswa yang diraih selama berkarya. Dalam refleksi yang dilakukan oleh guru,
pembahasan yang ditujukan guru adalah lebih kepada perkembangan dalam siswa berkarya. Terakhir guru memimpin doa dan selanjutnya siswa pulang.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dekorasi keramik terbagi menjadi tiga tahap, yaitu kegiatan awal, inti, dan
penutup. Kegiatan awal dilaksanakan hanya jam pertama saja, kegiatan inti dilaksanakan dengan konsep kebebasan yang diterapkan oleh guru, serta kegiatan
penutup dilaksanakan dengan guru merefleksi perkembangan siswa dalam berkarya.
c. Evaluasi Pembelajaran Dekorasi Keramik