Kondisi Pengelola, Pelatih dan Warga Belajar BLK Bantul

79 b. Pelatihan Non Institusional Pelatihan non institusional adalah pelatihan yang dilaksanakan di daerah pedesaan secara berkeliling dengan lama pelatihan 240 jam pelatihan ditambah dengan bimbingan pasca pelatihan beruma AMT Achievement Motivation Training. Bagi peserta pelatihan yang dinyatakan lulus akan diberikan sertifikat pelatihan. Sasaran dari pelatihan non institusional adalah masyarakat yang sudah bekerja pekerja, pengrajin, serta pengusaha kecil dan menengah di daerah pedesaan dan pemuda yang akan memulai atau merintis wirausaha dengan tujuan mendorong tumbuh dan berkembangnya usaha kecil dan menengah di daerah pedesaan, memperluas kesempatan kerja serta mendukung program peningkatan kesejahteraan masyarakat. Prosedur peserta pelatihan adalah sesuai dengan hasil identifikasi kebutuhan pelatihan, dimana Kepala DesaCamatKetua Sosiasi Pekerja mengajukan surat permohonan kepada kepala kantor Disnekertrans Kabupaten Bantul dengan tembusan ke BLK Bantul. Keputusan lebih lanjut akan ditentukan oleh tim persiapan dan pelaksana pelatihan non institusional yang terdiri dari unsure Dinas dan masyarakat terkait. Sedangkan program pelatihan mandiri dilaksanakan berdasarkan Peraturan Daerah Kab. Bantul Nomor 5 tahun 2006 tentang retribusi pemanfaatan fasilitas latihan kerja pada BLK Bantul. Pelatihan mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan untuk melayani permintaan masyarakat pihak 80 III baik dari instansi pemerintah, swasta, sekolah, kelompok maupun perorangan dengan biaya pelatihan ditanggung secara mandiri oleh peserta pihak III melalui perjanjian kerjasama. Lama pelatihan mandiri adalah 50- 480 jam latihan atau sesuai dengan permintaan peserta. Prosedur pelatihan mandiri adalah pihak III mengajukan surat permohonan pelatihan atau mendaftarkan langsung ke BLK Bantul. Sedangkan peserta pelatihan mandiri dapat dari perorangankelompok, lembaga masyarakat maupun dari instansiperusahaan pemerintahswasta.

7. Kejuruan dan Sub Kejuruan BLK Bantul

Sesuai domentasi yang peneliti lakukan, pelatihan keterampilan yang diselenggarakan di BLK Bantul meliputi 7 tujuh jenis Kejuruan yang terdiri dari kurang lebih 30 Sub Kejuruan dengan perincian sebagaimana berikut: Tabel 2. Kejuruan dan Sub Kejuruan BLK Bantul No. Kejuruan Sub Kejuruan 1. Teknologi Mekanik Kejuruan Las Listrik, Las Karbit, Mesin Logam, Pelat dan Plumbing 2. Otomotif Sepeda Motor, Mobil Bensin, Mobil Diesel dan Cat Duko 3. Listrik Instalasi Penerangan, Teknik Pendingin, TV, Wekel, Instalasi Rumah Tangga, Teknisi HP dan Teknisi Komputer 4. Bangunan Bangunan Kayu, Bangunan Batu dan Mebel 5. Kerajinan Pertanian Mixed Farming, Peternakan dan Processing 6. Tata Niaga Administrasi Kantor, Sekretaris dan Komputer 7. Aneka Kejuruan Ukir Kayu, Kulit, Batik, Keramik, Bordirdan Anyaman 81

8. Pendanaan

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak Jumakir, dana yang dibutuhkan dalam pelatihan membatik sepenuhnya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN pemerintah pusat dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD pemerintah Kabupaten Bantul. Anggaran dana pelatihan kemudian diserahkan kepada BLK untuk kemudian dikelola sesuai anggaran yang telah ditentukan. Anggaran dana pelatihan keterampilan membatik menjadi satu paket dengan pelatihan Sub Kejuruan yang lainnya. Pengelola BLK Bantul kemudian membuat anggaran secara terpisah sesuai dengan anggaran kebutuhan masing-masing pelatihan Sub Kejuruan. Terbatasnya anggaran dana yang diberikan oleh pemerintah, pengelola BLK Bantul harus pandai- pandai mengatur alokasi dana sesuai program yang direncanakan. Pada tanggal 09April 2013 Bapak “Jm” memaparkan, “Warga belajar sama sekali tidak dipungut biaya alias gratis. Bahkan, ada anggaran uang transport bagi warga belajar yaitu Rp 25.000,- per pertemuan atau per hari. Uang transport tersebut diberikan pada akhir pelatihan sesuai absensi warga belajar. Kecuali program pelatihan mandiri, seluruh biaya dibebankan peserta sebagai Pihak III”. Warga belajar yang mengikuti pelatihan, termasuk keterampilan membatik sama sekali tidak dipungut biaya. Bahkan, ada anggaran uang transport bagi warga belajar yaitu Rp 25.000,- per pertemuan per hari. Uang transport tersebut diberikan pada akhir pelatihan sesuai absensi warga belajar.