Tujuan Penelitian Manfaat Pelatihan
12 Pemberdayaan dimaknai sebagai segala usaha untuk membebaskan
masyarakat miskin dari belenggu kemiskinan yang menghasilkan suatu situasi dimana kesempatan-kesempatan ekonomis tertutup bagi mereka. Kemiskinan
yang terjadi tidak bersifat alamiah semata, melainkan hasil berbagai macam faktor yang menyangkut kekuasaan dan kebijakan, maka upaya pemberdayaan
juga harus melibatkan kedua faktor tersebut. Menurut Suyono yang dikutip oleh Marzuki 2010: 88, bahwa
pengembangan dan pemberdayaan manusia adalah proses pengembangan manusia agar memiliki kapasitas penuh, memiliki pilihan-pilihan yang lebih
luas dan kesempatan yang lebih besar sehingga mereka dapat mencapai kehidupan yang lebih bermartabat dan lebih makmur.
Seseorang yang tidak memiliki pendidikan dan keterampilan yang cukup, disamping tidak memiliki banyak peluang, juga tidak memiliki banyak
pilihan untuk bertindak dan mengambil keputusan. Kalau kesempatannya sedikit, sudah tentu pilihannya juga terbatas.
Sedangkan Sumodiningrat berpendapat bahwa pemberdayaan sebenarnya merupakan istilah khas Indonesia dari pada Barat. Di Barat istilah
tersebut diterjemahkan sebagai empowerment, istilah tersebut benar tetapi tidak tepat. Pemberdayaan yang kita maksud adalah memberi “daya”
bukanlah “kekuasaan” Sulistiyani, 2004: 78. Empowerment dalam khasanah Barat lebih berenuansa “pemberian kekuasaan” dari pada “pemberdayaan” itu
sendiri. Sedangkan dalam konteks Indonesia apa yang disebut dengan
13 pemberdayaan merupakan suatu usaha untuk memberikan daya atau
meningkatkan daya. Winarni yang dikutip oleh Sulistiyani 2004: 79, mengungkapkan
bahwa inti dari pemberdayaan meliputi tiga hal, yaitu pengembangan enabling, memperkuat potensi atau daya empowering, dan terciptanya
kemandirian. Pemberdayaan merupakan penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang enabling.
Setiap masyarakat pasti memiliki daya, akan tetapi sebagian dari mereka tidak menyadari akan potensi daya yang mereka miliki. Oleh karena
itu, daya harus digali dan kemudian dikembangkan. Dengan begitu, pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya dengan cara mendorong,
memotivasi dan membangkitkan kesadaran dan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya. Disamping itu, pemberdayaan
hendaknya tidak menjebak masyarakat pada ketergantungan charity, tetapi harus mengantarkan pada proses kemandirian.
Konsep pemberdayaan empowering dalam pendidikan luas sekolah di Indonesia pertama kali dikembangkan oleh Kindervatter seperti yang
dikutip oleh Anwar 2007: 77, mengatakan bahwa: “Pemberdayaan dipandang sebagai proses pemberian kekuatan atau
daya dalam bentuk pendidikan yang bertujuan untuk membangkitkan kesadaran, pengertian, dan kepekaan warga belajar terhadap
perkembangan sosial, ekonomi, dan politik, sehingga pada akhirnya ia memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kedudukannya dalam masyarakat.”
14 Pemberdayaan masyarakat adalah pemberdayaan sumber daya
manusia. Pemberdayaan sumber daya manusia dapat dilakukan oleh lembaga pemerintah pusat maupun daerah, juga oleh lembaga swasta. Salah satu tujuan
dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Pengertian tersebut dapat diketahui bahwa pemberdayaan intinya terletak pemahaman dalam pelaksanaan pembangunan, pemeliharaan dan
pengawasan pembangunan. Hal ini memberikan arti bahwa pemberdayaan itu harus diawali dengan menyebaran informasi yang ditindak lanjuti dengan
proses pembinaan. Dari beberapa pendangan diatas dapat disipulkan bahwa “daya” adalah
potensi kemampuan yang dimiliki masyarakat, supaya mereka dapat melakukan sesuatu secara mandiri. Sedangkan “pemberdayaan” adalah proses
secara bertahap yang harus dilakukan dalam rangka memperoleh serta
meningkatkan daya sehingga masyarakat mampu hidup mandiri.