Kurikulum Pelatihan Konsep Pelatihan

41 yang lama tanpa dilakukan peninjauan akan tertinggal atau akan menjadi usang. Setiap kali pelatihan dilaksanakan diikuti pula dengan upaya untuk menyempurnakannya. Kegiatan-kegiatan dalam fase ini meliputi: 1 Evaluasi pelatih terhadap pelatihan. 2 Evaluasi peserta alumni pelatihan terhadap pelatihan yang diikutinya. 3 Evaluasi tiga komponen pelatihan penyelenggara, pelatih dan peserta terhadap pelaksanaan pelatihan yang diadakan. 4 Evaluasi lapangan untuk menentukan apakah peserta alumni pelatihan memiliki unjuk kerja yang baik di tempat kerja mereka.

j. Kegiatan Pasca Pelatihan

Kegiatan pasca pelatihan yang dimaksud adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan para output setelah diadakan pelatihan, atau yang sering disebut dengan outcome. Tujuan pasca pelatihan adalah sebagai berikut: 1 Para lulusan peserta mampu menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dibekalkan selama proses pelatihan dalam kondisi dan suasana pekerjaan yang nyata dalam bidangnya masing-masing. Kemampuan yang telah diperolehnya belum mendapat kesempatan yang tepat guna, bahkan umumnya masih bersifat teoretis. Dalam suasana kerja yang sesungguhnya nyata semua pengetahuan, keterampilan dan sikap 42 yang telah diperolehnya mendapat kesempatan yang leluasa untuk diterapkan, sehingga barangkali ada yang kurang dapat diterapkan, dan ada yang dapat didayagunakan dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya. 2 Para lulusan dapat menetapkan kemampuan yang telah diperolehnya berkat kegiatan-kegiatan nyata yang dilaksanakan di lapangan. Upaya pemantapan ini sangat diperlukan supaya kemampuan itu benar-benar dikuasai sebagai kemampuan vokasional dan profesional. Para lulusan menginternalisasikan kemampuannya ke dalam pribadinya sebagai tenaga suatu organisasi. Suatu kemampuan yang sudah terpatri di dalam pribadi akan dapat dipergunakan setiap waktu dan di mana saja dalam lingkungan pekerjaan. Dia tahu persis kapan suatu kemampuan dapat dan perlu didayagunakan dan kapan tidak dapat atau tidak perlu digunakan. 3 Para lulusan mampu mengkaji dan menilai kemampuannya sendiri di lingkungan kerjanya. Pengkajian dan penilaian ini sangat diperlukan sehubungan dengan berbagai kegiatan yang dilakukannya. Tuntutan ini akan mendorongnya mencari data dan informasi sebagai bahan kajian. 4 Para pembina dapat memperoleh masukan berdasarkan pengamatan mereka terhadap kegiatan dan tindakan para lulusannya selama pasca pelatihan. Bahan-bahan yang terkumpul itu selanjutnya digunakan sebagai bahan masukan untuk menyusun program pelatihan selanjutnya. Ini berarti, berdasarkan hasil pasca pelatihan akan diperoleh informasi yang berguna untuk kepentingan review program pendidikan dan pelatihan 43 suatu organisasi. 5 Para lulusan dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah diperolehnya dalam program pelatihan formal di Balai Diklat. Upaya pengembangan ini jelas terjadi, karena selama lulusan bekerja dalam rangka pasca pelatihan itu, maka dia akan memperoleh pengalaman-pengalaman baru dan berusaha memecahkan masalah- masalah pekerjaannya bertcpang pada hal-hal yang telah diperolehnya, sehingga apa yang telah dimiliki akan berkembang sedemikian rupa relevan dengan tuntutan tugas dan fungsinya dalam organisasi tersebut. Demikian beberapa hal tentang kajian materi pelatihan sebagai salah satu upaya untuk pemberdayaan masyarakat. Salah satu bentuk pelatihan adalah pelatihan membatik. Berikut akan dipaparkan sedikit kajian tentang batik.

3. Kajian tentang Batik

a. Pengertian Batik

Secara etimologi, kata batik berasal dari bahasa Jawa, “amba” yang bnerarti lebar, luas, kain; dan “titik” yang berarti titik atau matik membuat titik. Sehingga batik adalah menghubungkan titik-titik menjadi gambar tertentu pada kain yang luas atau lebar Ari Wulandari, 2011: 4. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Ari Wulandari, 2011: 2, batik dijelaskan sebagai kain bergambar yang dibuat secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam lilin pada kain, kemudian