Bentuk Pelatihan Konsep Pelatihan

39 5 Mensyahkan pelaksanaan pelatihan serta materi dan perlengkapan pelatihan sebanyak mungkin sesuai dengan prioritas dan aktifitas langkah kegiatan yang sebenarnya.

i. Evaluasi Program Pelatihan

Evaluasi pelatihan merupakan suatu proses kegiatan obsevasi yang dilakukan oleh pimpinan atau penyelenggara pelatihan terhadap pelaksanaan suatu program latihan. Maksud dari evaluasi tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana manfaat pelatihan untuk menilai keberhasilan pelatihan. Dengan evaluasi yang maksimal, maka diharapkan dapat meningkatkan proses pelatihan di masa mendatang yang lebih baik. Evaluasi atau penilaian adalah suatu komponen dalam program pelatihan. Suatu kegiatan pelatihan harus dimulai dan diakhiri dengan kegiatan penilaian, sehingga proses pelatihan dapat dinyatakan lengkap dan menyeluruh. Menurut Oemar Hamalik 2007: 116, berpendapat bahwa: “Pelatihan memiliki karakteristik tersendiri. Penilaian diarahkan untuk mengontrol ketercapaian tujuan kurikulum bidang studi tersebut, dan taraf penguasaan materi oleh peserta. Dengan penilaian dapat diketahui efisiensi kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan dan media pembelajaran yang digunakan oleh pelatih. Selain dari itu, penilaian memberikan gambaran tentang tingkat keberhasilan peserta, hambatan-hambatan yang ada, kelemahan-kelemahan dan kekuatan- kekuatan yang dirasakan. Karakteristik studi manajemen turut mewarnai prosedur penilaian di samping unsur pribadi dan kemampuan pelatih.” 40 Pengukuran berkenaan dengan kegiatan mengkonstruksi, mengadministrasikan dan menskor tes serta proses pengolahan dan penafsiran, yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk mempertimbangkan nilai. Pengukuran ditandai oleh pemberian angka, misalnya skala satu sampai dengan sepuluh; sedangkan dalam penilaian digunakan istilah: memuaskan, baik, cukup, kurang, tinggi, sedang, atau rendah. Ada beberapa cara untuk menilai hasil akhir pelatihan yaitu: 1 Kuesioner sebelum dan sesudah pelatihan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan, 2 Melakukan observasi terhadap peserta pelatihan pada saat mereka dalam memberikan reaksi terhadap pelatihan. 3 Menguji segala sesuatunya termasuk kemungkinan penggunaan pusat pengembangan 4 Mewawancarai peserta pelatihan. 5 Mengukur perubahan dalam kinerja, terutama aplikasinya pada pekerjaanya dibandingkan dengan target yang sudah ditetapkan sebagai bagian dari proses manajemen kinerja. Fase ini juga merupakan fase yang amat penting, pelatihan yang baik harus terus diupayakan menjadi pelatihan yang lebih baik, divalidasi, diperbarui dan kemudian diperbaiki berulang-ulang. Fase ini menghendaki pencapaian sasaran-sasaran pelatihan yang dikehendaki dalam waktu yang telah ditentukan. Materi dan perlengkapan yang dipakai dalam jangka waktu 41 yang lama tanpa dilakukan peninjauan akan tertinggal atau akan menjadi usang. Setiap kali pelatihan dilaksanakan diikuti pula dengan upaya untuk menyempurnakannya. Kegiatan-kegiatan dalam fase ini meliputi: 1 Evaluasi pelatih terhadap pelatihan. 2 Evaluasi peserta alumni pelatihan terhadap pelatihan yang diikutinya. 3 Evaluasi tiga komponen pelatihan penyelenggara, pelatih dan peserta terhadap pelaksanaan pelatihan yang diadakan. 4 Evaluasi lapangan untuk menentukan apakah peserta alumni pelatihan memiliki unjuk kerja yang baik di tempat kerja mereka.

j. Kegiatan Pasca Pelatihan

Kegiatan pasca pelatihan yang dimaksud adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan para output setelah diadakan pelatihan, atau yang sering disebut dengan outcome. Tujuan pasca pelatihan adalah sebagai berikut: 1 Para lulusan peserta mampu menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dibekalkan selama proses pelatihan dalam kondisi dan suasana pekerjaan yang nyata dalam bidangnya masing-masing. Kemampuan yang telah diperolehnya belum mendapat kesempatan yang tepat guna, bahkan umumnya masih bersifat teoretis. Dalam suasana kerja yang sesungguhnya nyata semua pengetahuan, keterampilan dan sikap