Faktor-Faktor Penyusunan Program Pelatihan

38 yang mempertimbangkan komponen-komponen masukan, proses dan keluaran yang terarah pada pencapaian tujuan. 4 Syarat kelulusan, pelatihan menitikberatkan pada syarat kelulusan, bukan pada syarat masukan. 5 Modularisasi, Pelatihan diselenggarakan dalam paket kegiatan belajar modular untuk memudahkan peserta menguasai dan melaksanakan hasil pelatihan sesuai dengan peranan profesinya. 6 Suasana lapangan, Perbuatan dan penilaian terhadap lulusan dilaksanakan dalam situasi nyata di lapangan. 7 Pembuatan keputusan, Para peserta pelatihan dan lulusan diberi kesempatan yang luas untuk membuat keputusan. 8 Bahan-bahan Pelatihan, Bahan pelatihan dan pengalaman belajar berpusat pada pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang disusun dalam bentuk paket pembelajaran. 9 Perbaikan, program pendidikan dan pelatihan perlu diperbaiki dan ditingkatkan efisiensinya terus-menerus berdasarkan informasi dan penelitian. 10 Pembinaan karier, pendidikan dan pelatihan tidak hanya sebagai persiapan pre service training tetapi juga sebagai upaya pembinaan karier profesional dalam pekerjaan. 11 Kesinambungan, Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan secara bertahap, bergilir dan berkesinambungan, mulai dari keterampilan teknis sampai pada keterampilan profesional.” Pengembangan fase materi dan perlengkapan pelatihan bukanlah hanya meliputi hal-hal yang disebutkan diatas. Fase ini juga meliputi kegiatan sebagai berikut: 1 Membuat daftar susunan atau rangkaian logistik dan perlengkapan administrasi yang dapat dikembangkan menjadi hal-hal yang detail. 2 Memilih dan menyiapkan pelatih 3 Merangkum segala keterangan aktifitas atau langkah kegiatan pelatihan kedalam bukut petunjuk yang lengkap. 4 Menyaring materi dan perlengkapan pelatihan yang masih ada dan menemukannya, apakah masih layak untuk dipakai. 39 5 Mensyahkan pelaksanaan pelatihan serta materi dan perlengkapan pelatihan sebanyak mungkin sesuai dengan prioritas dan aktifitas langkah kegiatan yang sebenarnya.

i. Evaluasi Program Pelatihan

Evaluasi pelatihan merupakan suatu proses kegiatan obsevasi yang dilakukan oleh pimpinan atau penyelenggara pelatihan terhadap pelaksanaan suatu program latihan. Maksud dari evaluasi tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana manfaat pelatihan untuk menilai keberhasilan pelatihan. Dengan evaluasi yang maksimal, maka diharapkan dapat meningkatkan proses pelatihan di masa mendatang yang lebih baik. Evaluasi atau penilaian adalah suatu komponen dalam program pelatihan. Suatu kegiatan pelatihan harus dimulai dan diakhiri dengan kegiatan penilaian, sehingga proses pelatihan dapat dinyatakan lengkap dan menyeluruh. Menurut Oemar Hamalik 2007: 116, berpendapat bahwa: “Pelatihan memiliki karakteristik tersendiri. Penilaian diarahkan untuk mengontrol ketercapaian tujuan kurikulum bidang studi tersebut, dan taraf penguasaan materi oleh peserta. Dengan penilaian dapat diketahui efisiensi kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan dan media pembelajaran yang digunakan oleh pelatih. Selain dari itu, penilaian memberikan gambaran tentang tingkat keberhasilan peserta, hambatan-hambatan yang ada, kelemahan-kelemahan dan kekuatan- kekuatan yang dirasakan. Karakteristik studi manajemen turut mewarnai prosedur penilaian di samping unsur pribadi dan kemampuan pelatih.”