43 suatu organisasi.
5 Para lulusan dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang telah diperolehnya dalam program pelatihan formal di Balai Diklat. Upaya pengembangan ini jelas terjadi, karena selama lulusan bekerja
dalam rangka pasca pelatihan itu, maka dia akan memperoleh pengalaman-pengalaman baru dan berusaha memecahkan masalah-
masalah pekerjaannya bertcpang pada hal-hal yang telah diperolehnya, sehingga apa yang telah dimiliki akan berkembang sedemikian rupa
relevan dengan tuntutan tugas dan fungsinya dalam organisasi tersebut. Demikian beberapa hal tentang kajian materi pelatihan sebagai salah satu
upaya untuk pemberdayaan masyarakat. Salah satu bentuk pelatihan adalah pelatihan membatik. Berikut akan dipaparkan sedikit kajian tentang batik.
3. Kajian tentang Batik
a. Pengertian Batik
Secara etimologi, kata batik berasal dari bahasa Jawa, “amba” yang bnerarti lebar, luas, kain; dan “titik” yang berarti titik atau matik membuat
titik. Sehingga batik adalah menghubungkan titik-titik menjadi gambar tertentu pada kain yang luas atau lebar Ari Wulandari, 2011: 4.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Ari Wulandari, 2011: 2, batik dijelaskan sebagai kain bergambar yang dibuat secara khusus dengan
menuliskan atau menerakan malam lilin pada kain, kemudian
44 pengolahannya diproses dengan cara tertentu atau biasa dikenal dengan kain
batik. Lebih lanjut Ari Wulandari menjelaskan bahwa batik sangat identik
dengan suatu teknik proses dari mulai penggambaran motif hingga pelorodan. Salah satu ciri khas batik adalah cara penggambaran motif pada
kain yang menggunakan proses pemalaman, yaitu menggoreskan malam lilin yang ditempatkan pada wadah yang bernama canting dan cap.
Pengertian lain diambil dari perkataan membatik dimana merujuk kepada aktivitas-aktivitas mengenai lukisan, tulisan dan lukisan dalam
menghasilkan batik dengan menggunakan bahan-bahan tertentu. Batik merupakan suatu seni menghias kain dengan menggambar pola-pola tertentu
diatas kain dengan menggunakan malam. Batik adalah merupakan sejenis tekstil yang dihasilkan melalui proses
penerapan lilin dan mencelup kain. Sebelumnya batik lilin dikenal dengan luas setelah terdapat penciptaan kain batik pelangi yang dihasilkan melalui
teknik mencelup kain dasar dengan corak yang dihasilkan pada permukaan kain dengan berbagai kesan warna dalam proses pencelupan. Teknik ini
merupakan pengaruh dari India dan China. Istilah batik diambil dari proses penggunaan lilin yang telah dicairkan
dengan cara menitikkannya pada permukaan kain putih melalui canting. Di Jawa disebut ‘cecek’ atau ‘tritik’ yaitu titikan lilin dan meninggalkan titik
putih apabila dicelupkan kedalam warna.
45 Batik adalah hasil kebudayaan bangsa Indonesia yang memiliki nilai
tinggi. Banyak daerah di Indonesia mengembangkan batik dengan gaya, corak, motif, dan pewarnaan tradisional yang khas. Batik adalah cara
pembuatan bahan sandang berupa tekstil yang bercorak pewarnaan dengan menggunakan lilin sebagai penutup untuk mengamankan warna dari
perembesan warna yang lain dalam pencelupan. Demikian juga penerapan membatik dalam pembelajaran. Batik adalah
teknik menggambar, melukis, atau memberikan warna diatas kain untuk mendapatkan pola tertentu dengan pewrnaan sitem tutup celup. Batik adalah
proses pekerjaan dari permulaan menyiapkan kain sampai menjadi batik. Batik menggunakan teknik tutup celup. Teknik tutup dengan malam dan celup
dengan warna. Proses terakhir dari batik adalah menghilangkan lilin atau dalam tradisi batik di Jawa Yogyakarta dikenal dengan istilah nglorot atau
menghilangkan malam. Pada masa sekarang, telah banyak modifikasi dan pengembangan
teknik pembuatan batik yang mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi tekstil. Seiring kemajuan zaman, batik telah banyak dibuat dengan
cara, printing sablon, kain tekstil bercorak batik, batik dengan desain komputer, dan lain sebagainya.
Menurut Ari Wulandari 2011: 7, menjelaskan bahwa: “Sebelumnya, batik pernah diklaim sebagai warisan budaya dari
Malaysia. Pertikaian itu sempat memperkeruh hubungan baik antara Indonesia dan Malaysia. Namun, dengan berbagai bukti, tidak dapat