Pelatihan Keterampilan Membatik sebagai Pemberdayaan Masyarakat

149

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Melalui program pelatihan keterampilan membatik, upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh BLK Bantul adalah: a Mendorong masyarakat yang berprofesi sebagai pengajar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka sebagai bekal mengajar. b Mendorong para karyawan atau para pengusaha untuk meningkatkan tingkat kualitas dan kuantitas produksi mereka. c Memotivasi masyarakat yang baru lulus SMA yang masih bingung untuk menentukan bidang apa yang akan dia tekuni atau belum memiliki keahlian khusus untuk memiliki keahlian khusus sebagai bekal hidup. d Memotivasi masyarakat yang tidak bisa mengandalkan ijasah agar memiliki bekal kemampuan keterampilan dan akan mudah untuk mencari pekerjaan atau membuka usaha sendiri. e Membangkitkan bakat masyarakat dalam bidang tertentu sesuai dengan pelatihan keterampilan yang diikuti di BLK Bantul. f Meningkatkan sumber daya manusia SDM masyarakat Bantul sehingga masyarakat Bantul mampu bekerja dan berkarya dengan maksimal. g Mendampingi masyarakat serta membantu pemasaran dari usaha mereka. h Menjalin kerjasama dengan para alumni yang membuka usaha demi kemajuan usaha mereka. i Memberikan informasi kepada para warga belajar dan alumni tentang lowongan pekerjaan, program-program BLK, dan 150 informasi lain yang bermanfaat bagi mereka, khususnya untuk kemajuan perekonomian mereka. 2. Beberapa faktor pendukung dalam pelaksanaan pelatihan keterampilan membatik di BLK Bantul adalah: a pelatih yang berpengalaman, sabar dan ulet; b antusiasme dan semangat warga belajar; c adanya kerjasama kooperatif antara pelatih dan warga belajar yang baik; d ketersediaan bahan dan alat; dan e pemberian uang transport bagi peserta warga belajar. Sedangkan faktor-faktor penghambatnya adalah: a jumlah pelatih belum cukup cuma 1 pelatih; b kondisi gedung yang kurang luas kurang memadai; c peralatan yang sudah lama tidak menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang baru; d saranafasilitas yang kurang lengkap anggaran dana yang terbatas; e serta cuaca yang tidak mendukung. Dengan berbagai faktor penghambat tersebut, pengelola tetap berupaya mencari solusi agar pelatihan dapat berjalan dengan baik dan lancar, sehingga upaya pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan membatik dapat berhasil sesuai yang direncanakan. 151

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan masukan atau saran diantaranya adalah: 1. Sebaiknya disediakan pelatihinstruktur dengan jumlah yang memadai tidak hanya 1 pelatih untuk masing-masing program Sub Kejuruan karena dalam pelatihan lebih banyak praktek yang membutuhkan beberapa pelatih untuk mendampingi dan mengarahkan para peserta. 2. Gedung yang dipakai untuk pelatihan sebaiknya cukup luas karena dalam kegiatan pelatihan membutuhkan ruangan yang cukup luas khususnya ketika kegiatan praktek. 3. Peralatan yang digunakan dalam pelatihan sebaiknya menyesuaikan dengan perkembangan zaman agar para peserta tidak ketinggalan ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru, 4. Saranafasilitas harus lebih lengkap agar memperlancar proses pelatihan. Hal ini berarti anggaran dana dari pemerintah APBNAPBD harus lebih ditambahkan sehingga pelaksanaan pelatihan dapat berjalan lebih maksimal. 152 DAFTAR PUSTAKA Anwar. 2007. Manajemen Pemberdayaan Perempuan Perubahan Sosial Melalui Pembelajaran Vocational Skill pada Keluarga Nelayan. Bandung: Alfabeta. Badan Pusat Statistik Kab. Bantul. 2010. Diakses dari http:bantulkab.bps.go.idindex.phppelayanan-statistikkecamatan-dalam- angkakecamatan-srandakan-dalam- angkabook8.html?page=38ketenagakerjaan. pada tanggal 26 Juni 2013, pukul 23.11 WIB. Bambang Sugestiyadi. 2009. Pemberdayaan Anak Jalanan di Malioboro Yogyakarta dengan Pelatihan Komputer. Diakses dari http:staff.uny.ac.idsitesdefaultfilestmpARTIKEL20ANAK20JALAN AN2028129.pdf. pada tanggal 7 Januari 2013, pukul 14.15 WIB. Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: Rajawali Pers Dessler, Gary. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenhallindo. Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu- ilmuSosial. Jakarta: Salemba Humanika. Marzuki, H.M. Saleh. 2010. Pendidikan Nonformal Dimensi dalam Keaksaraan Fungsional, Pelatihan, dan Andragogi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rolf P. Lynton Udai Pareek. 1984. Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja. Jakarta: Midas Surya Grafindo. Suci Rohaniyah. 2005. Pola Pemberdayaan Pemuda dengan Pelatihan Budidaya Ayam Arab Di BPPLSP Regional III Jawa Tengah. Diakses dari http:www.skripsi.web.idhomeviewdownload6-s1-skripsi-pendidikan-luar- sekolah32-suci-rohaniyah-2005-pola-pemberdayaan-pemuda-dengan- pelatihan-budidaya-ayam-arab-di-bpplsp-regional-iii-jawa-tengah.html. pada tanggal 14 Desember 2012, pukul 22.20 WIB. Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RD. Bandung: Alfabeta. 153 Sulistiyani, A.T. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta: Gava Media. Suparno, Haryanto Gustami. 2008. Pengembangan Model Pendidikan Seni Kerajinan Batik Tulis bagi Penyandang Cacat Korban Gempa Bumi Usia Produktif ke Arah Usaha Hidup Mandiri di Pedesaan. Diakses dari http:eprints.uny.ac.id4258. pada tanggal 24 Desember 2012, pukul 22.35 WIB. Usman, Sunyoto. 2012. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset. Wulandari, Ari. 2011. Batik Nusantara Makna Filosofis, Cara Pembuatan, dan Industri Batik. Yogyakarta: Andi.