47 misalnya sejumlah titik atau lengkungan garis. Kekurangan ini merupakan
kelebihan dari hasil pekerjaan tangan karena pada proses pembatikan jenis ini sering terjadi gerakan spontan tanpa diperhitungkan lebih rinci.
2 Batik Modern
a Batik Cap
Pembuatan batik cap lebih mudah dan cepat. Kelemahannya terdapat pada motif yang dapat dibuat terbatas dan tidak dapat
membuat motif-motif besar serta tidak terdapat seni coretan dan kehalusan motif yang dianggap menentukan motif.
b Batik Kombinasi
Batik kombinasi tulis dan cap dibuat untuk mengurangi kelemahan-kelemahan pada produk batik cap, seperti motif motif besar
dan seni coretan tangan. Proses pembuatannya cukup rumit terutama pada saat penggabungan antara motif yang ditulis dan motif yang
dicap sehingga efisiensinya rendah karena tingkat kesukarannya hampir sama dengan batik tulis tetapi nilai seni produknya disamakan
dengan batik cap. c
Tekstil Motif Batik Kain batik jenis ini tumbuh dalam rangka memenuhi
kebutuhan batik yang lebih besar dan tidak dapat dipenuhi oleh industri batik biasa. Tekstil motif batik diproduksi oleh industri tekstil
dengan mempergunakan motif batik sebagai desain tekstilnya. Proses
48 produksinya dilakukan dengan sistem printing sehingga lebih dikenal
dengan sebutan batik printing dan dapat diproduksi besar-besaran. Batik jenis ini sama sekali tidak mengandung ciri khas yang menjadi
identitas batik, namun demikian harganya memang relatif lebih murah dan terjangkau.
4. Kajian tentang Balai Latihan Kerja
Balai Latihan Kerja BLK adalah Unit Pelayanan Terpadu Daerah UPTD dibawah Dinas Tenaga Kerjadan Transmigrasi Disnakertrans. Dasar
Pembentukan UPTD Balai Latihan Kerja BLK adalah pelatihan yang dilaksanakan untuk melayani permintaan masyarakat, instansi pemerintah, swasta,
sekolah, kelompok atau perorangan dengan biaya pelatihan ditanggung secara mandiri oleh pemerintah.
Kedudukan BLK adalah pelaksana teknis di bidang pelatihan tenaga kerja, bidang industri usaha kecil dan menengah yang berada dibawah tanggung jawab
Dinas Tenaga Kerja dan Trasnmigrasi Disnakertrans. Tugas BLK adalah
melaksanakan pelatihan keterampilan tenaga kerja di bidang industri dan usaha kecil menengah. Penyelenggara pelatihan ketarpilan tenaga kerja di bidang
industri usaha kecil dan menengah, yang dilaksanakan baik didalam pelatihan instusional maupun diluar secara berkeliling di daerah.
Pemberdayaan Balai Latihan Kerja BLK dalam bidang industri merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja, khususnya
49 bagi masyarakat yang hanya memiliki tingkat pendidikan setara dengan SLTP dan
SMA, yang biasanya memiliki keterampilan rendah dan tidak mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. BLK merupakan salah satu
instrument pengembangan sumber daya manusia yang diharapkan dapat mentransfer pengetahuan, ketrampilan, dan etos kerja produktif . Dengan berbagai
kurikulum dan program yang ada, Balai Latihan Kerja menarik minat banyak masyarakat untuk menjadi peserta pelatihannya. Sehingga seiring dengan
perkembangan zaman dan pertambahan penduduk, maka kualitas dan daya tampung BLK perlu ditingkatkan.
Menurut observasi dan wawancara awal yang peneliti lakukan di BLK Bantul, kondisi BLK berdasarkan hasil pemetaan mapping yang dilakukan oleh
Ditjen Binalattas, sampai tahun 2006 bahwa pada umumnya kualitas lulusan BLK belum sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, karena program pelatihan masih
konvensional dan belum berbasis kompetensi, sarana dan prasarana pelatihan kurang memadai dan tidak dipelihara dengan baik serta tenaga kepelatihan dan
instruktur yang kurang kompeten. Sejak digulirkannya Otonomi Daerah sangat besar pengaruhnya terhadap
perubahan sistem pembinaan lembaga pelatihan dari sentralisasi ke desentralisasi UU No. 22 Tahun 1999 yang telah dirubah dengan UU No. 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah. Disisi lain perkembangan pasca otonomi daerah yang dibarengi dengan pemekaran daerah, maka banyak permintaan daerah untuk
50 mendirikan BLK baru, agar keberadaan BLK baru di daerah dapat berfungsi
secara optimal dalam rangka peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja. Otonomi Daerah berdampak pada kualitas pengelolaan dan
penyelenggaraan BLK yang sangat bervariasi sesuai dengan potensi, kondisi, karakteristik masing-masing daerah. Untuk mengoptimalkan dan
mendayagunakan fungsi BLK menjadi lembaga yang credible, acceptable, dan mandiri, maka BLK perlu direvitalisasi baik sistem, metode, program, sarana dan
prasarana maupun sumber daya manusianya. Sejalan dengan revitalisasi BLK tersebut, maka diperlukan manajemen lembaga pelatihan kerja yang mampu
mengelola dan mendaya gunakan sumber daya pelatihan secara optimal dan menerapkan program pelatihan berbasis kompetensi, sarana dan prasarana yang
terstandar, serta instruktur tenaga kepelatihan yang kompeten. Jenis pelatihan yang ada di BLK merupakan berbagai kejuruan pelatihan
yang masih bersifat makro dan terfokus pada bidang industri, belum disesuaikan dengan potensi lapangan usaha yang ada, sehingga belum mampu memenuhi
kebutuhan angkatan kerja akan berbagai keterampilan yang sangat dibutuhkan. BLK sebaiknya dibuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik dari segi
cakupan pelayanan, maupun jenis pelatihan yang harus disesuaikan dengan potensi yang ada sangat mendasar, mutlak dan diperlukan segera untuk dapat
dibangun agar bersama BLK dapat saling melengkapi dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya.