AsasPrinsip Pelatihan Konsep Pelatihan

34 Pemilihan seseorang sebagai pelatih instruktur harus didasarkan pada tingkat penguasaan materi, kemampuan dalam memotivasi peserta, sikap dalam mengajar, dan kemampuan dalam mentransfer ilmu. 4 Mempersiapkan Fasilitas Pelatihan Semua fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung berlangsungnya pendidikan dan pelatihan seperti ruangan, alat tulis kantor, alat peraga, dan konsumsi perlu mendapat perhatian dari aspek kenyamanan dan kelengkapan fasilitas karena sangat mempengaruhi keberhasilan program pelatihan dan pengembangan 5 Pelaksanaan Program Dalam melaksanakan program pelatihan dan pengembangan harus selalu dijaga agar pelaksanaan kegiatan benar-benar mengikuti rencana yang ditetapkan baik dari aspek ketepatan waktu maupun aspek kesiapan penyelenggaraan.

f. Faktor-Faktor Penyusunan Program Pelatihan

Program pelatihan perlu disiapkan secara matang oleh tenaga yang berwenang dengan bantuan tenaga ahli dalam bidangnya. Menurut Oemar Hamalik 2007: 34, menyebutkan bahwa: “Ada 7 tujuh faktor yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menetapkan isi program pelatihan, ialah: 1 Kebutuhan pelatihan; Berdasarkan penjajagan kebutuhan dapat ditentukan jenis dan jumlah pelatihan yang diperlukan. 2 Cara penyelenggaraan pelatihan; Cara memberikan pelatihan 35 diserasikan dengan tujuan, jenis kegiatan, materi, dan peserta pela- tihan bersangkutan. 3 Biaya pelatihan; Tetapkan besarnya biaya yang diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan latihan dan sumber dana yang tersedia. 4 Hambatan-hambatan; Pertimbangan hambatanrintangan yang mungkin terjadi terhadap pekerjaan sebagai akibat pelatihan itu. 5 Peserta latihan; Tetapkan jumlah tenaga yang tepat untuk mengikuti pelatihan, dilihat dari sudut kebutuhan organisasi, kenaikan jabatan, atau yang mungkin keluarpindah. 6 Fasilitas latihan; Pertimbangan fasilitas-fasilitas latihan yang diperlukan dalam penyelenggaraan pelatihan tersebut. 7 Pengawasan latihan; Pertimbangkan hal-hal yang perlu mendapat pengawasan misal: biaya, nama peserta, hasil ujian, dan teknik pengawasan yang diperlukan.” Berdasarkan pendapat dari Oemar Hamalik diatas, maka program pelatihan yang disusun hendaknya mempertimbangkan ketujuh faktor yaitu kebutuhan pelatihan, cara penyelenggaraan pelatihan, biaya pelatihan, hambatan-hambatan, peserta latihan, fasilitas latihan, dan pengawasan latihan. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, maka program pelatihan yang disusun diharapkan dapat sesuai yang diharapkan dan dapat berjalan dengan baik.

g. Bentuk Pelatihan

Ada beberapa bentuk pelatihan yang dapat dilaksanakan sesuai kebutuhan masing-masing. Menurut Oemar Hamalik 2007: 36-37, menyebutkan bahwa: “Bentuk-bentuk pelatihan yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan ketenagaan antara lain: 1 Belajar sambil bekerja learning on the job 36 2 Belajar melalui observasi asisten yang diperbantukan 3 Tugas khusus 4 Kuliah lectures 5 Pemecahan masalah problem solving 6 Latihan coaching 7 Penyuluhan counseling 8 Bacaan-bacaan khusus yang direncanakan 9 Kursus Studi studi course 10 Konferensi dan seminar 11 Pengajaran dengan mesin teaching machine 12 Permainan bisnis business game 13 Kepanitiaan committee 14 Team kedua second team 15 Dewan komisaris Yunior junior board of directors 16 Pertemuan-pertemuan khusus 17 Rotasi jabatan 18 Penggunaan jabatan-jabatan strategik 19 Program pengembangan manajemen oleh Perguruan Tinggi 20 Satuan-satuan tugas task forces 21 Form System penempatan calon pada cabang-cabang organisasi lembaga 22 Disentralisasi struktur organisasi 23 Keanggotaan dalam Asosiasi Profesional 24 Kegiatan-kegiatan kemasyarakatan” Dari berbagai bentuk pelatihan yang disebutkan oleh Oemar Hamalik diatas dilaksanakan sesuai kebutuhan masing-masing peserta. Selain kebutuhan yang menjadi dasar penyelenggaraan suatu bentuk pelatihan, peserta itu sendiri yang menjadi landasannya. Misalnya, jika peserta adalah pelajar atau mahasiswa, maka jenis pelatihan yang diselenggarakan adalah belajar sambil bekerja learning on the job, belajar melalui observasi asisten yang diperbantukan, dan kuliah lectures. Meskipun jenis pelatihan lain juga dapat diikuti oleh mereka sesuai kebutuhan. 37

h. Kurikulum Pelatihan

Fase ini merupakan fase pengembangan dari fase sebelumnya dengan menarik garis-garis besar dari pelaksanaan pelatihan yang dihasilkan dari fase perancangan, untuk diformulasikan kedalam seperangkat materi dan perlengkapan pelatihan yang lengkap, dan apabila diterapkan akan dapat menghasilkan tujuan dan kompetensi pelatihan yang diinginkan. Tugas-tugas penting dalam fase ini adalah: 1 Rencana pembelajaran lesson plan yang akan digunakan oleh para pelatih, disediakan sebagai acuan untuk mengembangkan materi dan perlengkapan pelatihan lainnya. 2 Materi dan perlengkapan bagi peserta pelatihan seperti teks bahan ajar modul, teks perintah yang terprogram dan handout. 3 Alat bantu latihan audiovisual aids seperti film, slide, flipchart, transparansi dan sebagainya. 4 Lembaran tes yang didasarkan kepada butir-butir tes yang telah diidentifikasi pada fase perancangan. 5 Lembaran evaluasi Menurut Oemar Hamalik 2007: 48, menyatakan bahwa: “Suatu kurikulum pelatihan yang berdasarkan pendekatan kompetensi harus memenuhi ciri-ciri, sebagai berikut: 1 Individualisasi, Pelatihan berdasarkan perbedaan individual para peserta pelatihan. 2 Umpan balik, pengalaman belajar peserta diarahkan oleh in formasi tentang tindakan atau perbuatan telah dilaksanakannya. 3 Program sistemik, program kurikulum merupakan suatu system