Waktu dan Tempat Penelitian Sumber Data Penelitian
66 metode pengumpulan data penelitian kualitatif. Menurut Moloeng, wawancara
adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee
yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Sedangkan menurut Gorden, wawancara merupakan percakapan antara dua orang yang salah
satunya bertujuan untuk menggali dan mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu. Berbeda dengan Stewart Cash yang mendefinisikan
wawancara sebagai sebuah interaksi yang didalamnya terdapat pertukaran atau berbagi aturan, tanggungjawab, perasaan, kepercayaan, motif, dan
informasi. Wawancara bukanlah kegiatan ketika satu orang berbicara dan yang lain hanya mendengarkan Herdiansyah, 2010: 118.
Bentuk wawancara ada tiga, yaitu wawancara terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur Herdiansyah, 2010: 121. Wawancara dalam
penelitian ini adalah menggunakan wawancara jenis semi terstruktur. Tujuan dari jenis wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih
terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide- idenya.
Menurut Malinowski wawancara tak berstruktur digunakan sebagai upaya untuk memahami prilaku yang kompleks anggota masyarakat tanpa
menekankan sejumlah kategorisasi terlebih dahulu yang bisa membatasi ruang lingkup penelitian Bungin, 2011 : 134
67 Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan terhadap kepala BLK, para
staf BLK, tenaga pendidik fungsional dan warga belajar. Maksud dari wawancara tersebut adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi
sehingga data yang diperoleh dapat diakui kebenarannya. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil
BLK Bantul; kondisi pengelola, pelatih dan warga belajar BLK Bantul; kondisi masyarakat Bantul yang kurang berdaya dan kurang cinta terhadap
batik; upaya pemerintah Kabupaten Bantul dalam pemberdayaan masyarakat; program pelatihan keterampilan membatik di BLK Bantul; output dan
outcome dari pelatihan keterampilan membatik di BLK Bantul; pelatihan keterampilan membatik sebagai upaya pemberdayaan masyarakat; faktor
pendukung dan penghambat pelatihan keterampilan membatik di BLK Bantul; saranafasilitas dan pendanaan dalam pelatihan keterampilan membatik;
kerjasamana BLK Bantul dengan pihak lain; kondisi masyarakat Bantul yang berdaya dan cinta terhadap batik setelah dilaksanakan pelatihan keterampilan
membatik di BLK Bantul; dan lain-lain.