26
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 3.1. Rancangan Percobaan
Kelompok Jumlah
tikus Perlakuan
Lama pemberian
PengukuranBagian yang digunakan
I Kontrol 5
Tikus diberikan suspensi Natrium CMC 0,5
sebanyak ±1ml 48 hari
i. Darah
dari vena
lateral ekor
testosteron serum ii.
Sperma dikeluarkan dari
Kauda epididimis
II Dosis Rendah
5 Tikus diberikan ekstrak
daun pacing Costus spiralis sebanyak
12,5mgKgBB 48 hari
i. Darah
dari vena
lateral ekor
testosteron serum ii.
Sperma dikeluarkan dari
Kauda epididimis
III Dosis sedang
5 Tikus diberikan ekstrak
daun pacing Costus spiralis sebanyak
25mgKgBB 48 hari
i. Darah
dari vena
lateral ekor
testosteron serum ii.
Sperma dikeluarkan dari
Kauda epididimis
IV Dosis tinggi
5 Tikus diberikan ekstrak
daun pancing Costus spiralis sebanyak
37,5mgKgBB 48 hari
i. Darah
dari vena
lateral ekor
testosteron serum ii.
Sperma dikeluarkan dari
Kauda epididimis
3.4 Prosedur Kerja
3.4.1 Penyiapan Simplisia dan Pembuatan Ekstrak
Sebanyak 8 kg daun pacing Costus spiralis dikumpulkan dan kemudian dicuci bersih dengan air mengalir dan dikering anginkan. Daun pacing yang telah
kering di haluskan dengan blender hingga menjadi serbuk sebanyak 1 kg dan diayak dengan ukuran 40 mesh. Kemudian serbuk daun pacing ditimbang dan
dimaserasi dengan menggunakan etanol 70 selama 72 jam kemudian disaring dengan kapas dan kemudian dengan kertas saring. Proses maserasi ini diulang
27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
hingga dihasilkan maserat yang berwarna pucat mendekati tidak berwarna. Filtrat yang diperoleh dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator dengan suhu
40
o
C sampai diperoleh ekstrak kental. Apabila ekstrak kental belum didapatkan, maka dapat dilanjutkan dengan freeze dry dan kemudian ekstrak kental ditimbang.
3.4.2 Penapisan Fitokimia
Pengujian golongan metabolit sekunder dilakukan terhadap golongan:
a. Alkaloid Depkes RI, 1995
Sebanyak 100 mg ekstrak dalam tabung reaksi ditambahkan 1ml etanol 70 kemudian ditambahkan 1 ml asam klorida 2N dan 9ml aquades, dipanaskan
di penangas air selama 2 menit, dan didinginkan. Kemudian disaring dan ditampung filtratnya. Filtrat digunakan sebagai larutan percobaan selanjutnya:
i. Larutan percobaan ditambahkan 2 tetes Dragendrof, terbentuk
endapan jingga coklat positif alkaloid. ii.
Larutan percobaan ditambahkan 2 tetes Mayer LP, terbentuk endapan menggumpal putih atau kuning yang larut dalam metanol
positif alkaloid.
b. Identifikasi Flavonoid Arifin Helmi, 2006
Sebanyak 100 mg ekstrak dalam tabung reaksi ditambahkan 1ml etanol 70 kemudian ditambahkan serbuk Mg, lalu ditambahkan asam klorida pekat. Apabila
terbentuk warna orange, merah, atau kuning, berarti positif flavonoid.
c. Identifikasi Terpen Famsworth,1966
Sebanyak 100 mg ekstrak dalam cawan penguap ditambahkan 1ml etanol 70 kemudian dilarutkan dalam 5ml eter. Kemudian diuapkan hingga kering.
Larutan pereaksi yang terdiri dari campuran 10 tetes asam asetat anhidrat, dan 5 tetes asam sulfat pekat disiapkan. Kemudian, larutan pereaksi ditambahkan ke
dalam residu. Ekstrak mengandung terpen apabila terbentuk warna merah-hijau- violet-biru.
d. Identifikasi Tanin Ramya, B. Shiney dan P. Ganesh, 2012
Sebanyak 500 mg ekstrak dalam tabung reaksi ditambahkan 2ml etanol 70 kemudian ekstrak ditambahkan 0,1 FeCl
3
. Apabila terbentuk warna hijau kecoklatan mengidentifikasikan tanaman mengandung tanin.