19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ditempatkan dalam wadah soklet yang dibuat dengan kertas saring, melalui alat ini pelarut akan terus direfluks, alat soklet akan mengkosongkan isinya ke dalam labu
dasar bulat setelah pelarut mencapai kadat tertentu. Setelah pelarut segar melewati alat ini melalui pendingin refluks, ekstraksi berlangsung sangat efisien dean
senyawa dari biomasa secara efektif ditarik ke dalam pelarut karena konsentrasi awalnya rendah dalam pelarut.
e. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-
50
o
C. f.
Destilasi Uap
Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap minyak atsiri dari bahan segar atau simplisia dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan
parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara kontinu sampai sempurna diakhiri dengan kondensasi uap campuran senyawa kandungan
menguap ikut terdestilasi menjadi destilat air bersama senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian.
Destilasi uap, bahan simplisia benar-benar tidak tercelup ke air yang mendidih, namun dilewati uap air sehingga senyawa kandungan menguap ikut
terdestilasi. Destilasi uap dan air, bahan simplisia bercampur sempurna atau dengan air mendidih, senyawa kandungan menguap tetap kontinu ikut terdestilasi.
Cara dingin a.
Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur
ruangan kamar. Maserasi bertujuan untuk menarik zat-zat brkhasiat yang tahan pemanasan maupun yang tidak tahan pemanasan. Secara teknologi maserasi
termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi dilakukan dengan beberapa kali pengocokan atau
pengadukan pada temperatur ruangan atau kamar Depkes RI, 2000.
20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dasar dari maserasi adalah melarutnya bahan kandungan simplisia dari sel rusak, yang terbentuk pada saat penghalusan, ekstraksi difusi bahan kandungan
dari sel yang masih utuh Voight,1995.
Kerugian metode maserasi yaitu pengerjaanya lama dan penyarian kurang sempurna. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian
konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyarian maserat pertama, dan seterusnya
Depkes RI, 2000; Depkes RI 1995.
b. Perkolasi Depkes RI, 2000
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru dan sempurana Exhaustiva extraction yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan.
Prinsip perkolasi adalah dengan menempatkan serbuk simplisia pada suatu bejana slinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Proses terdiri dari tahap
pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak, terus menerus sampai diperoleh ekstrak
perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan.
2.6.3 Proses Pembuatan Ekstrak
Pembuatan ekstrak melalui tahap-tahap sebagai berikut : a. Pembasahan Depkes RI 2000
Pembasahan serbuk dilakukan pada penyarian, dimaksudkan memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada cairan penyari memasuki pori-pori dalam
simplisia sehingga mempermudah penyarian selanjutnya.
b. Penyari Pelarut Depkes RI 2000
Cairan penyari yang digunakan dalam proses pembuatan ekstrak adalah penyari yang baik untuk senyawa kandungan berkhasiat atau aktif. Penyari
tersebut dapat dipisahkan dari bahan dan dari senyawa kandungan lainnya. Faktor utama yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan cairan penyari adalah
selektifitas, ekonomis, kemudahan bekerja, ramah lingkungan dan aman. Sampai saat ini berlaku aturan bahwa pelarut yang diperbolehkan adalah air, alkohol
etanol atau campuran air dan alkohol.