27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
hingga dihasilkan maserat yang berwarna pucat mendekati tidak berwarna. Filtrat yang diperoleh dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator dengan suhu
40
o
C sampai diperoleh ekstrak kental. Apabila ekstrak kental belum didapatkan, maka dapat dilanjutkan dengan freeze dry dan kemudian ekstrak kental ditimbang.
3.4.2 Penapisan Fitokimia
Pengujian golongan metabolit sekunder dilakukan terhadap golongan:
a. Alkaloid Depkes RI, 1995
Sebanyak 100 mg ekstrak dalam tabung reaksi ditambahkan 1ml etanol 70 kemudian ditambahkan 1 ml asam klorida 2N dan 9ml aquades, dipanaskan
di penangas air selama 2 menit, dan didinginkan. Kemudian disaring dan ditampung filtratnya. Filtrat digunakan sebagai larutan percobaan selanjutnya:
i. Larutan percobaan ditambahkan 2 tetes Dragendrof, terbentuk
endapan jingga coklat positif alkaloid. ii.
Larutan percobaan ditambahkan 2 tetes Mayer LP, terbentuk endapan menggumpal putih atau kuning yang larut dalam metanol
positif alkaloid.
b. Identifikasi Flavonoid Arifin Helmi, 2006
Sebanyak 100 mg ekstrak dalam tabung reaksi ditambahkan 1ml etanol 70 kemudian ditambahkan serbuk Mg, lalu ditambahkan asam klorida pekat. Apabila
terbentuk warna orange, merah, atau kuning, berarti positif flavonoid.
c. Identifikasi Terpen Famsworth,1966
Sebanyak 100 mg ekstrak dalam cawan penguap ditambahkan 1ml etanol 70 kemudian dilarutkan dalam 5ml eter. Kemudian diuapkan hingga kering.
Larutan pereaksi yang terdiri dari campuran 10 tetes asam asetat anhidrat, dan 5 tetes asam sulfat pekat disiapkan. Kemudian, larutan pereaksi ditambahkan ke
dalam residu. Ekstrak mengandung terpen apabila terbentuk warna merah-hijau- violet-biru.
d. Identifikasi Tanin Ramya, B. Shiney dan P. Ganesh, 2012
Sebanyak 500 mg ekstrak dalam tabung reaksi ditambahkan 2ml etanol 70 kemudian ekstrak ditambahkan 0,1 FeCl
3
. Apabila terbentuk warna hijau kecoklatan mengidentifikasikan tanaman mengandung tanin.
28
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
e. Identifikasi Saponin Depkes RI, 1995
Sebanyak 100 mg ekstrak dalam tabung reaksi ditambahkan 1ml etanol 70 kemudian ditambahkan 10ml air panas dan didinginkan. Kemudian dikocok
vertikal selama 10 detik dan didiamkan selama 10 menit. Terbentuk buih setinggi 1 cm. Pada penambahan 1 tetes asam klorida 2 N buih tidak hilang.
f. Identifikasi Steroid dan Triterpenoid Fransworth, 1996
Sebanyak 100 mg ekstrak dalam tabung reaksi ditambahkan 1ml etanol 70 kemudian ditambahkan pereaksi Lieberman-Buchard, adanya steroid menunjukan
warna biru-kehijauan sedangkan triterpenoid menunjukkan warna merah, merah muda, atau ungu.
3.4.3 Pengujian Parameter Spesifik dan Non Spesifik
1. Parameter Spesifik Depkes RI, 2000
a. Identitas Meliputi deskripsi tata nama nama ekstrak, nama latin tumbuhan, bagian
tumbuhan yang digunakan, nama tumbuhan Indonesia dan dapat mempunyai senyawa identitas. Tujuannya untuk memberikan identitas objektif dari nama dan
spesifik dari senyawa identitas. b.
Organoleptik Meliputi penggunaan panca indra untuk mendeskripsikan bentuk padat,
serbuk-kering, kental, cair, dll, warna kuning, coklat, dll, bau aromatic, tidak berbau, dll, rasa pahit, manis, kelat, dll. Dengan tujuan untuk pengenalan awal
yang sederhana.
2. Parameter Non Spesifik Ekstrak Farmakope Herbal, 2009; Depkes
RI,2000
a. Parameter Kadar Air Pengukuran kandungan air yang berada didalam bahan, dilakukan dengan
cara yang tepat diantara cara titrasi, destilasi atau gravimetrik. Cara kerja menggunakan gravimetri yaitu masukan 1,5 gram ekstrak dan ditimbang saksama
dalam wadah yang telah ditara. Keringkan pada suhu 105
o
C selama 5 jam dan ditimbang. Lanjutkan pengeringan dan timbang setelah 1 jam sampai perbedaan
selisih antara dua penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,25.