17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
e. Pengeringan
Setelah suatu simplisia nabati dipanen, umumnya simplisia tersebut akan dikeringkan, jika memang tidak akan digunakan secara segar. Pengeringan
merupakan suatu hal yang sangat krusial karena beberapa metabolit sangat rentan terhadap sinar matahari. Pengeringan berfungsi untuk mengurangi kadar air
hingga kada tertentu, umumnya tidak boleh lebih dari 10. Dengan berkurangnya kadar air, diharapkan akan lebih tahan terhadap pertumbuhan kapang serta
kemungkinan reaksi kimia yang diperantarai oleh air, contoh reaksi redoks atau reaksi enzimatis. Proses pengeringan yang baik dilakukan pada suhu 30°C-90°C
terbaik 60°C. Namun pada kondisi bahan aktif tidak tahan terhadap panas atau mengandung bahan yang mudah untuk menguap, dilakukan pada suhu 30°C-45°C
atau dilakukan dengan menggunakan oven vakum. Umumnya, senyawa-senyawa yang berwarna memiliki kerentanan terhadap sinar matahari.Terdapat beberapa
metode pengeringan yaitu:
a. Pengeringan secara langsung di bawah sinar matahari
Pengeringan dengan metode ini dilakukan pada tanaman yang tidak sensitif terhadap cahaya matahari. Pengeringan terhadap sinar matahari sangat umum
untuk bagian daun, korteks, biji, serta akar. Bagian tanaman yang mengandung flavonoid, kuinon, kurkuminoid, karotenoid, serta beberapa alkaloid yang cukup
mudah terpengaruh cahaya, umumnya tidak boleh dijemur di bawah sinar matahari secara langsung. Kadangkala suatu simplisia dijemur terlebih dahulu
untuk mengurangi sebagian besar kadar air, baru kemudian dikeringkan dengan panas atau digantung di dalam ruangan. Pengeringan dengan menggunakan sinar
matahari secara langsung memiliki keuntungan yaitu ekonomis. Namun lama
pengeringan sangat bergantung pada kondisi cuaca. b.
Pengeringan di ruangan yang terlindung dari cahaya matahari namun tidak lembab
Umumnya dipakai untuk bagian simplisia yang tidak tahan terhadap cahaya matahari. Pengeringan dengan metode ini harus memperhatikan sirkulasi udara
dari ruangan. Sirkulasi yang baik akan menunjang proses pengeringan yang optimal. Pengeringan dengan cara ini memiliki keuntungan yaitu ekonomis, serta
untuk bahan yang tidak tahan panas atau cahaya matahari cenderung lebih aman.
18
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Namun demikian, pengeringan dengan cara ini cenderung membutuhkan waktu yang lama dan jika tidak dilakukan dengan baik, akan mengakibatkan tumbuhnya
kapang.
c. Pengeringan dengan menggunakan oven
Pengeringan menggunakan oven, umumnya akan menggunakan suhu antara 30°-90°C. Terdapat berbagai macam jenis oven, tergantung pada sumber panas.
Pengeringan dengan menggunakan oven memiliki keuntungan berupa: waktu yang diperlukan relatif cepat, panas yang diberikan relatif konstan. Kekurangan
dari teknik ini adalah biaya yang cukup mahal.
2.6 Ekstrak dan Metode Ekstraksi
2.6.1 Definisi Ekstrak
Ekstrak menurut Farmakope Edisi III adalah sediaan kering, kental atau
cair dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya langsung.
2.6.2 Metode Ekstraksi BPOM RI, 2010; Depkes RI, 2000
Cara Panas a.
Infus
Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90
o
C selama 15 menit.
b. Dekokta
Dekok adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi sediaan herbal dengan air pada 90
o
C selama 30 menit. c.
Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan
adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.
d. Sokletasi
Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umunya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan
jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Biomasa