7
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.1.6 Khasiat dan Kegunaan
Berdasarkan Natural Standard 2015, genus Costus merupakan salah satu sember penghasil diosgenin yang dapat mempengaruhi efek antifertilitas. Manfaat
tanaman pacing Costus spiralis menurut Perez 2008; Asosiasi Herbalis
Nusantara 2015 sebagai berikut:
1. Obat diare
2. Obat perut kembung
3. Antibakteri
4. Antiurolithiatic
2.1.7 Penelitian Tanaman Pacing Costus speciosus
Penelitian yang pernah dilakukan adalah penelitian aktivitas spermatozoa daun pacing Costus speciosus yang dilakukan Sari 2013 menggunakan metode
infusa 10. Pada penelitian tersebut infusa 10 daun Costus speciosus diberikan kepada mencit jantan dengan pemberian oral dosis 275, 550 dan 1.100mgkg BB
selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa 10 daun pacing Costus speciosus mampu menurunkan jumlah spermatozoa 16-38, tetapi tidak
mengubah viabilitas maupun terjadinya abnormalitas morfologi spermatozoa secara bermakna. Pada dosis 275 dan 375mgkgBB infusa daun pacing Costus
speciosus dapat menurunkan motilitas spermatozoa sebesar 36-39. Kemampuan infusa daun pacing Costus speciosus bersifat reversibel Sari,
2013. Penelitian Adnan 2000 tentang pengaruh ekstrak etanol 50 rimpang pacing Costus speciosus terhadap antifertilitas dengan dosis 25, 50, dan
75mgkgBB pada mencit jantan selama 18 hari. Hasil penelitian Adnan 2000 menunjukan bahwa ekstrak etanol 50 rimpang pacing Costus speciosus dapat
menurunkan berat testis, epididimis dan berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi sperma
Penelitian Kariardi 1996, uji toksisitas akut dari infusa rimpang pacing dilakukan melalui parameter LD50 pada mencit betina secara intraperitoneal.
Hasil penelitian dan perhitungan dengan Thompson dan Weil diperoleh harga LD50 = 2,0561gkgBB dan interval kepercayaan 1,6793 gkgBB sampai
2,5176gkgBB, dengan metode grafik diperoleh harga LD50 =2,05gkgBB dan
8
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
interval kepercayaan 1,6025gkgBB sampai 2,4975gkgBB. Harga LD50 infusa rimpang pacing masuk dalam kategori praktis tidak beracun.
2.2 Sistem Reproduksi Tikus Jantan
Tikus merupakan salah satu hewan penelitian yang paling banyak digunakan dalam fisiologi reproduksi. Testis tikus jantan terdapat pada dua kantung skortum
yang dipisahkan oleh membran tipis yang terletak antara anus dan preputium. Testis tersebut turun dari hari ke 30-40 masa hidupnya dari rongga perut ke
kantung skortum melalui kanalis inguinal terbuka. Jarak dubur kelamin pada tikus jantan lebih jauh daripada betina Suckow,2006. Testis terdiri dari tubulus
seminiferus yang panjang dan berkelok-kelok, yang pada epitelnya merupakan tempat berlangsungnya spermatogenesis. Ujung dari tubulus seminiferus ini
kemudian bermuara menuju epididimis Barret et al, 2010.
Gambar 2.2 Penampang Ventral Sistem Urogenital Tikus Jantan Suckow,2006
Pada mamalia, spermatozoa setelah meninggalkan testis melalui saluran panjang menuju epidididimis dimana terjadinya perkembangan motilitas secara
potensial dan terjadinya pembuahan ovum Breed B., 2007. Epididimis terdiri dari tiga bagian yaitu kaput epididimis yang membesar di ujung proksial pada
Kidney
Ureter Coagulation Gland
Vesicular Gland Ampullary Gland
Prostate Gland Cowfers Gland
Urinary Bladder Preputial Gland
Vas Deferens Urethra
Corpus Epididymis Caput Epididymis
Testis Penis
Cauda Epididymis