10
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
termasuk manusia dan hewan domestik pada umumnya Krinke, 2000. Morfologi sperma tikus diperlihatkan pada gambar 2.3 Kepala sperma tikus
berbentuk kait, seperti pada hewan pengerat lainnya Gambar 2.4.
Gambar 2.3 Morfologi Sperma Tikus Fauzi,2009.
Gambar 2.4 Spermatozoa pada Perbesaran 400x
Sumber : Rat Sperm Morphological Assesment, Guideline Document Ed.1. Oktober 2000
.
2.2.2 Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan proses sel germinal yang belum matang bediferensasi dan bermeoisis menjadi haploid. Spermatogenesis terjadi pada
tubulus seminiferus testis yang dinduksi dengan sel somatik epitelium sel seminiferus, dan sel Sertoli. Hasil dari spermatogenesis, spermatid yang sudah
mengalami pematangan dikeluarkan oleh sel Sertoli ke dalam lumen tubulus seminiferus Knobil,2006. Spermatogenesis pada tikus terdiri dari 3 fase yaitu
mitosis, meiosis dan spermiogenesis Hess, 1999. Pada tikus perkembangan spermatogenium, spermatosit atau spermatid saling terintergrasi dan terorganisasi
dengan baik pada daerah yang sama dalam tubulus. Siklus epitel seminiferus dengan asosiasi sel yang jelas disebut
“stage of the cyle” yang dilambangkan dengan huruf romawi I-XIV dan spermiogenesis dibagi atas 1-19 tahap Krinke,
2000. Spermatogenium secara garis besar diklasifikasikan ke dalam tiga jenis: tipe
A, tipe intermediet dan tipe B. tipe spermatogonia tipe A ini dibagi menjadi tipe AO disebut juga sel induk dan tipe A1-A4. Tipe spermatogonium AO tetap pada
11
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
membran basal di tubulus seminiferus dan memiliki kemampuan untuk membelah mejadi dua sel anak, salah satunya menjadi spermatogonium A1, yang seterusnya
lebih lanjut dalam proses spermatogenesis, sedangkan yang lainnya sebagai sel induk. Pada tikus, spermatogonium AI kemudian memiliki enam pembelahan
mitosis, dan kemudian mereka menjadi spermatosit prelepton. Spermatosit dalam fase meiosis, dimana berkembang menjado leptolene, zygoten dan pakiten untuk
menjadi spermatosit sekunder di komponen adluminal dari sel Sertoli dalam tubulus seminiferus. Selama fase meiosis, masing-masing spermatosit membelah
menjadi satu dari empat spermatid haploid, yang kemudian memasuki fase akrosom. Kondensasi inti dan perpanjangan terjadi berikutnya, diikuti oleh fase
eliminasi dan pelepasan sitoplasma. Pada tikus, 14 tahapan siklus spermatogenesis terjadi di dalam tubulus
seminiferus. Tubulus memiliki susunan ruas, dan setiap potongan melintang tubula menunjukkan tahapan yang seragam yang melibatkan empat atau lima
generasi di sel germinal dengan sesuai. Tubulus seminiferus di tikus dikarakterisasi oleh struktur ruas, sedangkan pada manusia dan hewan domestik
lainnya biasanya menunjukkan pola mosaik dibeberapa tahap. Pada tikus, dibutuhkan 12 hari untuk menyelesaikan satu siklus yang terdiri dari 14 tahap.
Spermatogenium tikus membutuhkan empat siklus sampai akhirnya membentuk spermatozoa, sehingga diperlukan 48 hari untuk menyelesaikan tahap
spermatogenesis Krinke,2000.