13
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Stimulating Hormone, estrogen, dan hormon pertumbuhan lainnya. Testis selain sebagai organ penghasil sperma juga menghasilkan hormon-hormon seperti
testosteron, dihidrotestosteron, estradiol, progesteron dan lain-lain Speroff, Glaa
RH, Kase NG, 1999. a.
Testosteron
Sekresi hormon ini oleh sel-sel Leydig yang terletak di intersisium testis. Hormon ini memegang peranan penting yaitu satu tahap penting dalam proses
pembelahan sel-sel germinal untuk pembentukan sperma, terutama pembelahan miosis untuk membentuk spermatosit sekunder. Hormon ini mengontrol
perkembangan organ reproduksi pria dan tanda seks sekunder pada pria berupa pembesaran laring, perubahan suara, pertumbuhan rambut ketiak, pertumbuhan
otot tulang dan sebagainya Speroff, Glaa RH, Kase NG, 1999.
Gambar 2.6 Testosteron Goodman and Ghilman, 2006
b. Hormon Lutein LH
Hormon ini disekresikan oleh sel bagian anterior. LH pada sel Leydig menstimulasi sintesis androgen melaui jalur de novo, khususnya testosteron dari
kolesterol Speroff, Glaa RH, Kase NG, 1999; Goodman and Ghilman, 2006. Reseptor LH dan FSH menunju Gs mengaktivasi siklus adenilil siklase melalui
AMP. Testosteron digunakan untuk gametogenesis. LH juga bekerja pada sel
14
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
theca unruk menstimulasi sintesis androstenedion melaui jalur de novo. Androstenedion merupakan
perekusor 17β-estradiol pada wanita premenopause Goodman and Ghilman, 2006.
c. FSH Follicle Stimulating Hormone
Tempat kerja utama FSH pada epitel seminiferus ada di dalam sel Sertoli. FSH dikirim ke daerah interstisial testis melalui arteriol kecil. Kemudian FSH
berdifusi melalui membran basal tubulus seminiferus dan berikatan dengan reseptor membran plasma spesifik pada sel Sertoli. Aktivitas reseptor FSH
menyebabkan terjadinya sintetis reseptor androgen intraseluler dan protein pengikat androgen androgen binding protein, ABP. ABP disekresikan oleh sel
Sertoli dan mengikat androgen yang telah diproduksi oleh sel Leydig dan berdifusi dari tempat produksinya di interstisial ke dalam tubulus seminiferus.
ABP mentransfer androgen-androgen ini ke sel germinal. Androgen akan ditahan di dalam sel germinal promeiotik yang mengandung reseptor androgen. Setelah
FSH memulai spermatogenesis, proses ini akan berlangsung terus selama persediaan testosteron cukup dan terus-menerus Heffner, 2006. FSH juga
mengatur aktivitas aromatase pada sel granulosa yang menstimul asi produksi 17β-
estradiol Goodman and Ghilman, 2006.
d. Estrogen
Dibentuk oleh sel-sel Sertoli ketika sedang di stimulasi oleh FSH. Hormon ini kemungkinan diperlukan pada proses spermiasi. Sel-sel Sertoli juga
mengekskresikan suatu protein androgen. Yang mengikat baik testosteron dan estrogen maupun keduanya ke dalam cairan tubulus seminiferus, yang diperlukan
untuk maturasi sperma Speroff, Glaa RH, Kase NG, 1999.
e. Hormon pertumbuhan lainnya
Seperti juga pada sebagian hormon lainnya diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi metabolisme testis. hormon pertumbuhan secara khusus
meningkatkan pembelahan awal spermatogenesis Speroff, Glaa RH, Kase NG, 1999.