dicapai padasiklus I, maka pada pelaksanaan siklus II perlu dibuat pengembanganperencanaan tindakan berdasarkan hasil refleksi dari siklus
I. 2.
Siklus II Seperti
pada siklus
I, siklus
ini terdiri
dari perencanaan,
pelaksanaan,observasi dan refleksi. a.
Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka perencanaan di siklusII ini
lebih dikembangkan
agar indikator
keberhasilannya tercapai,perencanaannya adalah sebagai berikut:
1. Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran RPP
2. Meningkatkan aktivitas pengajaran yang mengarah kepada
pembelajaran Contextual Teaching and Learning 3.
Memberi motivasi kepada siswa baik secara individu maupun kelompok agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran.
4. Lebih intensif dalam memberikan bimbingan kepada setiap kelompok,
tujuannya agar seluruh siswa mudah untuk memahami materi sehingga dapat membuat hasil diskusinya dengan baik.
5. Mengamati kesulitan belajar agar siswa mudah memahami meteri
pembelajaran sehingga pemahaman konsep siswa pun akan meningkat. b.
Pelaksanaan 1
Suasana pelaksanaan
sudah lebih
mengarah kepada
pembelajaranContextual Teaching and Learning. Siswa lebih antusias,aktif, dan kerja sama kelompoknya mulai membaik sehingga
tanggungjawab setiap anak tumbuh dan pemahaman terhadap materi semakinbaik.
2 Suasana pembelajaran yang kooperatif dan efektif sudah mulai terlihat.
3 Sebagian besar siswa merasa termotivasi belajar dengan
pembelajaranContextual Teaching and Learning. 79
c. Observasi
1. Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar selama
siklus II dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.9
NO Aspek Yang
Ket Nilai
Diobservasi Ada
Tidak SB
B C
K 1
Melaksanakan Tes Awal √
√ Pretest
2 Mendengarkan penjelasan
√ √
materi yang disampaikan Guru
3 Semangat dan antusias
√ √
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
4 Membaca dan mempelajari
√ √
kembali materi yang diajarkan.
5 Komunikasi dan kerjasama
√ √
sangat baik dan sempurna pada masing-masing siswa
6 Murid melaksanakan
√ √
kegiatan Contextual Teaching Learning
7 Melaksanakan diskusi
√ √
Kelompok 8
Aktif Mengajukan √
√ Pertanyaan
9 Aktif mengajukan
√ √
Pendapat 10
Aktif memberi jawaban √
√ 11
Melaksanakan tes akhir √
√ postest
80
2. Hasil observasi siklus II mengenai aktivitas guru dalam proses belajar
mengajar dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.10
NO Aspek Yang
Ket Nilai
Diobservasi Ada
Tidak SB
B C
K 1
Mengkondisikan situasi √
√ pembelajaran dan kesiapan
siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.
2 Apersepsi
√ √
3 Membangkitkan semangat
√ √
daan motivasi siswa 4
Membacakan tujuan dan √
√ indikator
yang ingin
dicapai 5
Penggunaaan media atau √
√ alat pembelajaran yang
sesuai dengan indikator alat pembelajaran.
6 Menjelaskan pembelajaran
√ √
Contextual Teaching Learning
7 Pemusatan perhatian
√ √
siswa terhadap proses Pembelajaran
8 Teknik menjelaskan atau
√ √
menyampaikan materi 9
Guru memberikan contoh- √
√ contoh terkait dengan
materi yang diajarkan 10
Pengelolaan kegiatan √
√ √
pembelajaran dengan menggunakan Contextual
Teaching and Learning
11 Memberikan kesempatan
√ √
kepada siswa untuk membaca dan mempelajari
materi pada pegangannya Paketnya
81
12 Pemberian kesempatan
√ √
kepada siswa untuk bertanya dan mengungkap
kan pendapatnya. 13
Mengamati kesulitan dan √
√ kemauan belajar siswa.
14 Keterampilan
menerangkan √
√ kembali
atau menyimpulkan
materi yang disampaikan. 15
Keterampilan memberikan √
√ kegiatan tindak lanjut
setelah penyampaian
materi
16 Kemampuan memberikan
√ √
evaluasi pembelajaran
yang sesuai dengan indicator
yang ingin dicapai.
3. Hasil evaluasi siklus II mengenai penguasaan konsep siswa terhadap
materi pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.11
NO Aspek Yang
Ket Nilai
Diobservasi Ada
Tidak SB
B C
K 1
Guru menyampaikan materi √
√ yang akan diajarkan
2 Guru
melakukan tanya
jawab √
√ √
3 Guru menyiapkan Lembar
√ √
Kerja Kelompok 4
Guru membagi siswa ke √
√ dalam beberapa kelompok.
5 Siswa
melaksanakan diskusi
√ √
Kelompok 6
Siswa mempresentasikan √
√ hasil
Lembar Kerja
Kelompok
82
7 Tanya Jawab Kelompok
√ √
8 Guru
memfasilitasi kelompok
√ √
9 Siswa
Guru menyimpulkan
√ √
hasil jawaban Lembar kerja
d. Refleksi
Berdasarkan observasi
pada saat
proses pembelajaran
maka dapatdisimpulkan keberhasilan yang dicapai pada siklus II adalah
sebagaiberikut: 1.
Aktivitas guru
semakin meningkat
dan mampu
mempertahankansuasana belajar yang efektif dan menyenangkan. 2.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan metode Contextual Teaching and Learningsudah meningkat karena semua siswa sudah
aktif berbicara, mengungkapkan pendapat, bertanya, dan menjawab pertanyaan dari guru.
3. Meningkatnya nilai N-gain siklus I yaitu 0,47 meningkat pada
siklus IImenjadi 0,67. 4.
Hasil belajar IPS siswa siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, hal ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang
mendapatkan nilai di bawah rata-rata yaitu 1 siswa N-Gainnya rendah dengan persentase 3,70, 11 siswa N-Gainnya sedang
dengan persentase 40,74 dan 15 siswa N-Gainnya tinggi dengan persentase 55,56. Rata-rata nilai pretest 34,37 dan nilai rata-rata
postest 76,89. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan.
5. Setelah mengalami kegagalan di siklus I, pada siklus II ini aktivitas
guru mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan terciptanya Contextual Teaching and Learning yang efektif dan
menyenangkan, walaupun guru harus mengeluarkan kekuatan yang ekstra karena para siswa terlalu aktif sehingga perlu banyak
83
bimbingan. Sehingga siswa merasa lebih semangat mengikuti pembelajaran IPS.
E. Pembahasan Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti serta angketdan tes hasil belajar, maka ditemukan berbagai masalah dalam pembelajaran IPS siswa
diantaranya adalah suasana kelas yang pasif sehingga mempengaruhi proses pembelajaran siswa, metode pembelajaran yang digunakan membosankan
sehingga siswa merasa jenuh, tidak konsentrasi dan mengalihkan perhatiannya dengan mengobrol, memperlihatkan gesture tubuh yang malas, tidak bersemangat
dalam mengikuti pelajaran, mengantuk, bahkan sampai ada yang mengganggu temannya di kelas, siswa masih merasa kesulitan dan kebingungan dalam
memahami materi IPS. Masalah-masalah tersebut diatas akan menghambat siswa dalam mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Pada akhirnya hasil belajar
IPS yang diperoleh pun tidak sesuai dengan keinginan dalam arti tidak memuaskan.
Pada siklus
I, mayoritas
siswa belum
memahami langkah-
langkahpembelajaran Contextual Teaching Learning, sehingga siswa kurang percaya diri dan kurang berani dalam menjawab pertanyaan dari guru, dengan
demikian pembelajaran menjadi kurang efektif.Hal ini dapat dilihat bahwa sebagianbesar siswa yang bisa menjawab pertanyaan guru adalah mereka yang
memiliki prestasi di kelas, sedangkan mereka yang berprestasi rendah cenderung pasif.Hal ini mungkin siswa belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang
diterapkan oleh peneliti. Berdasarkan hasil perhitungan N-Gain adanya perbandinganpeningkatan
yaitu berkurangnya siswa yang N-Gainnya rendah yaitu pada siklus I dari 5 siswa dengan persentase 18,52 sedangkan pada siklus II menjadi 1 siswa dengan
presentase 3,70. Menurunnya siswa yang NGainnya sedang menjadi NGain tinggi yaitu pada siklus I dari 19 siswa dengan persentase 70,37 sedangkan pada
siklus II menjadi menjadi 11 siswa dengan persentase 40,74. Meningkatnya 84
siswa yang N-Gainnya tinggi yaitu pada siklus I dari 3 siswa dengan persentase 11,11 sedangkan pada siklus II menjadi 15 siswa dengan persentase 55,56.
Selain itu untuk rata-rata pretestsiklus I dan postes siklus II yaitu tidak ada peningkatan namun hasilnya tidak berbanding terlalu jauh disebabkan siswa rata-
rata masih belum mempunyai wawasan yang luas mengenai materi yang akan diajarkan, sehingga hasilpretest siklus I 34,93, sedangkan rata-rata pretest siklus
II 34,37. Lalu untuk rata-rata postestmengalami peningkatan yaitu di siklus I 65,48 menjadi 76,89 di siklus II. Selain itu peningkatan juga terjadi pada rata-rata
N-Gain siklus I yaitu 0,47 meningkat pada siklus II menjadi 0,67. Hasil wawancara dengan siswa setelah tindakan juga menunjukkanbahwa
pembelajaran dengan menggunakan Contextual Teaching Learninglebih memudahkan pemahaman materi IPS dan membangkitkan semangat belajar siswa
karena setiap siswa memiliki kewajiban untuk aktif di dalam kegiatan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Sementara berdasarkan hasil analisis
angket, respon siswa setelah belajar dengan menggunakan Contextual Teaching Learningadalah sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan dengan adanya
peningkatan penguasaan konsep siswa yang dapat dilihat dari hasil belajar IPS siswa dan keaktifan siswa di kelas pada saat proses pembelajaran. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa
implementasi pembelajaran
Contextual Teaching
Learningdapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa dan motivasi belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPS.
85
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, penulis menyimpulkan bahwa:
- Pembelajaran dengan menggunakan Contextual Teaching and Learning dapat
meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV khususnya di MI Al Islamiyah 01 Pagi.
- Dalam penelitian ini Contextual Teaching and Learning membuat siswa
menjadi lebih aktif. Hal ini dapat dilihat pada hasil respon dan hasil wawancara siswa yang menunjukkan bahwa siswa lebih aktif dalam bertanya
danmen jawab serta aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran di kelas sehingga hasil belajarnya meningkat.
B.
Saran
Dengan telah terbuktinya pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Maka saran penulis saran antara lain:
- Pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat dijadikan bahan
pertimbangan bagi guru agar dapat digunakan dalam proses pembelajaran IPS di kelas selain menggunakan metode ceramah, karena metode ini sangat
bermanfaat bagi guru untuk membuat siswa menjadi aktif lagi dalam proses belajar.
- Pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat dijadikan sekolah
sebagai bahan materi pelatihan atau workshop bagi guru. Sehingga guru mengenal lebih dalam mengenai CTL itu sendiri dan agar guru terbiasa
dengan pembelajaran tersebut dalam kesehariannya di kelas. -
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning tidak hanya dapat digunakan pada mata pelajaran IPS namun pelajaran lain. Karena metode pembelajaran
Contextual Teaching and Learning sesuai untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa.
86
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono Pendidikan Bagi Anak Berkualitas Belajar, Jakarta:
Gaung Persada Press, 2004. Ahmadi, Abu dkk. Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2010. Arikunto, Suharsimi, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: Rineka
Cipta, 1990. Arikunto, Suharsimi Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010.
Dimyati Mudjiono, Belajar Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Depdiknas Balitbang Pendidikan Nasional, Model Pembelajaran IPS Terpadu,
Jakarta: Pusat Kurikulum, 2006. Depdiknas Dirjend Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendekatan Kontekstual
Kontextual Teaching and Learning, Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2003
Gafur,Abdul “Penerapan Konsep dan Prinsip Pembelajaran Kontekstual dan
Desain Pesan dalam Pengembangan Pembela jaran dan Bahan Ajar”,
dalam Dewi Salma Prawiradilaga eds., Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta: Prenada
Media, 2004. Hamalik, Oemar, Kurikulum Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2005
Iska, ZikriNeni, Psikologi Pengantar Diri dan Lingkungan, Jakarta, 2006. Kunandar, Guru Profesional Implikasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007.
Kusumah,Wijaya dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Indeks, 2009.
Masitoh Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, 2009.
87
Nurhadi, Kurikulum 2004. Pertanyaan dan Jawaban, Jakarta: Grasindo, 2005. Nurdin,Syarifuddin.Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta:
Ciputat Press, 2005 Nurdin,Syafruddin Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman
Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Ciputat Press, 2005.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan, Jakarta:
Kencana, 2010 Solihatin, Etin dan Rahrjo, Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran
IPS, Jakarta:BumiAksara, 2008. Sudjana,H.D. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung: Falah
Production, 2001 Sudjana,
Nana, PenilaianHasil
Proses Belajar
Mengajar, Bandung:
RemajaRosdakarya, 2008. Sukarsih,
Dedeh dan
Kadarsah, Beberapa
Jenis Penilaian
yang DilaksanakanOleh Dosen di Kampus ,Jakarta: CV Indra Jaya, 1986.
Sukmadinata, Nana Syaodih Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007.
Supriatna,, Nana Pendidikan IPS, Bandung: UPI Press, Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung:PT. Remaja Rosda Karya, 2010
88
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama :
Nuraidah NIM.
: 809018300520
Fakultas Jurusan :
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi
: PGMI Dual Mode System
Judul Skripsi :
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui pembelajaran Contextual Teaching Learning CTL
di MI Al Islamiyah 01 Pagi Jakarta Barat
BAB No. Sumber Pustaka
Paraf Pembimbing
I 1
Syafruddin Nurdin,
Model Pembelajaran
yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Ciputat Press, 2005, Cet. I, h. 7
2 H.D. Sudjana, Metode dan Teknik Pembelajaran
Partisipatif, Bandung: Falah Production, 2001, Cet. IV, h. 36
3 Syafruddin
Nurdin, Model
Pembelajaran yang
Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Ciputat Press,
2005, Cet. I, h. 113
II 1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010, Cet.7, h.
255
2 Kunandar, Guru Profesional Implikasi Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,
2007, Edisi Revisi, h. 295 - 296
3 Masitoh Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta:
Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, 2009, h. 280, h. 281
4 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010, Cet.7, h. 118
5 Nurhadi, Kurikulum 2004. Pertanyaan dan Jawaban,
Jakarta: Grasindo, 2005, Cet. ke-1, h. 43, h.45
6 Depdiknas Dirjend Pendidikan Dasar dan Menengah,
Pendekatan Kontekstual Kontextual Teaching and Learning, Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan
Pertama, 3003, h.11, h.15.
7 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010, Cet.7, h. 89