konteks dalam dan luar sekolah untuk memecahkan masalah yang bersifat simulatif atau pun nyata, baik sendiri-sendiri maupun bersama-
sama”.
9
Dengan merujuk beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kontekstual sebagai pembelajaran yang memfasilitasi kegiatan belajar siswa untuk
mencari, mengolah, dan menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat kongkrit terkait dengan kehidupan nyata melalui pelibatan aktivitas belajar
mencoba melakukan dan mengalami sendiri learning by doing. Dengan demikian pembelajaran tidak sekedar dilihat dari sisi produk, akan tetapi yag
terpenting adalah proses. Oleh karena itu tugas seorang guru dalam mensiasati strategi, metode, ataupun teknik pembelajaran bagaimana yang dipandang lebih
efektif dalam membimbing kegiatan belajar siswa agar dapat menemukan apa yang menjadi harapannya.
Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator tanpa henti yakni membantu siswa menemukan makna pengetahuan. Pada dasarnya siswa memiliki response
potensiality yang bersifat kodrati. Keinginan untuk menemukan makna adalah sangat mendasar bagimanusia. Tugas utama pendidik adalah memperdayakan
potensi kodrati ini sehingga siswa terlatih menangkap makna dari materi yang diajarkan.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang dikemukakan diatas, dapat diperoleh beberapa makna esensial dari CTL, yaitu; pertama, CTL menekankan
kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalamana secara langsung. Kedua, CTL mendorong
agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan
antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkan kemampuannya dalam kehidupan,
artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai
perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti bahwa dipandang dari sudut pembelajaran teoritik, CTL merupakan sebuah konsep model yang
9
ibid
8
berisikan sejumlah strategi pembelajaran yang efektif digunakan untuk dapat membelajarkan siswa.
b. Kompenen-komponen Contextual Teaching Learning CTL
Komponen-komponen CTLmenurut Johnson B. Elaineseperti dikutip oleh Masitoh dan Laksmi Dewi, yaitu sebagai berikut: Komponen CTL meliputi: 1
making meaningful connections, 2 doing significant work, 3 self-regulated learning, 4 collaborating, 5 critical and creative, 6 reaching high standards,
7 reaching high standards, 8 using authentic assessment.
10
Yaitu 1 menjalin hubungan-hubungan yang bermakna, 2 mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berarti, 3 melakukan proses belajar yang diatur
sendiri, 4 mengadakan kolaborasi, 5 berpikir kritis dan kreatif, 6 memberikan layanan secara individual, 7 mengupayakan pencapaian standar yang tinggi, 8
menggunakan assesmen otentik.
c. Karakteristik Contextual Teaching Learning CTL
CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki tujuh asas. Asas- asas ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan CTL, asas-asas ini disebut juga sebagai komponen-komponen CTL. Ketujuh asas itu adalah sebagai berikut:
1 Konstruktivisme
Menurut Wina Sanjaya “Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan
pengalaman. Menurut kontruktivisme, pengetahuan itu memang berasal dari luar akan tetapi dikonstruksi oleh dan dari dalam diri seseorang”.
11
Asas kontruktivisme pada pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL lebih menekankan pada kematangan siswa dalam menemukan,
menciptakan dan mengkristalkan sebuah konsep keilmuan berdasarkan pengetahuan yang sebelumnya dimiliki oleh siswa dan proses olah pikir
10
Masitoh Laksmi Dewi, h. 281
11
Wina Sanjaya., h. 118
9
terhadap pengetahuan baru sehingga siswa dapat lebih memahami tentang apa yang dipelajari berdasarkan pengalaman belajar yang dialaminya.
Kontruktivisme merupakan starategi pemberdayaan kompetensi dan pemberian kesempatan yang luas kepada siswa untuk lebih berperan dalam
menjadikan pembelajaran yang bermakna bagi perkembangan keilmuannya. 2
Inkuiri Menurut Oemar Hamalik “Inkuiri disebut juga penemuan adalah proses
mental dimana siswa mengasimilasi suatu konsep atu prinsip, misalnya mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan
membuat kesimpulan dan sebagainya”.
12
Menurut Nurhadi, menemukan merupakan “Bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang
kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan apapun materi yang diajarkannya”.
13
Langkah-langkah dalam proses inkuiri menurut Sagala: a.
Menyadarkan peserta didik bahwa mereka memiliki keingintahuan terhadap sesuatu.
b. Perumusan masalah yang harus dipecahkan peserta didik.
c. Menetapkan jawaban sementara atau hipotesis.
d. Mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab
permasalahan atau hipotesis. e.
Menarik kesimpulan atau generalisasi. f.
Mengaplikasikan kesimpulan atau generaliasasi dari situasi baru.
14
12
http:www.kajianpustaka.com201307metode-inkuiri.html . Diakses pada Rabu, 2 Oktober
2013, pukul 23.00 WIB
13
Nurhadi., h. 43
14
http:www.kajianpustaka.com201307metode-inkuiri.html . ibid
10