Keterampilan juga terdiri dari empat kategori, di antaranya: 1
Keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif 2
Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motoric 3
Keterampilan beraksi atau bersikap dan 4
Keterampilan berinteraksi.
68
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal cenderung mewujudkan hasil yang berarti sebagai berikut:
1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
instrinsik pada diri siswa. 2.
Menambah keyakinan akan kemampuan dirinyaHasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya.
3. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh komprehensif
4. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan
dirinya, terutama dalam menilai hasil yang dicapaikannya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
69
Dengan demikian, hasil belajar merupakan kualitas kemampuan yang dihasilkan melalui proses aktivitas aktif dalam membangun pemahaman informasi
dalam bentuk kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar dalam diri seseorang terlihat melalui kemampuan-
kemampuan yang dimilikinya, belajar membawa perubahan pada individu yang belajar.Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan dalam
bentuk kecepatan, kebebasan, sikap, pengertian dan minat. Suatu proses belajar akan menghasilkan hasil belajar, terlihat dari apa
yang akan dilakukan oleh siswa sebelumnya. Hasil belajar dapat terjadi pada individu yang belajar. Perubahan akibat belajar itu akan bertahan lama, bahkan
sampai taraf tertentu tidak menghilangkan lagi. Kemampuan yang telah diperoleh menjadi miliki pribadi yang tidak akan terhapus begitu saja lain keadaan bila
orang melupakan sesuatu, orang itu mendapat kesan bahwa hal yang dipelajarinya telah menghilang. Jadi seolah-olah hasil belajar tidak berbekas. Namun kesan itu
tidak seluruhnya benar, karena ada dalam ingatannya sisa-sisa dari apa yang dipelajarinya dahulu.
68
ibid
69
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, cet. XI, h. 56-57
34
Jadi hasil belajar yaitu hasil yang telah dicapai secara optimal selama berlangsungnya belajar.
Pengambilan keputusan tentang hasil belajar merupkan suatu keharusan bagi seseorang guru agar dapat mengetahui berhasil tidaknya anak didik dalam
proses belajar mengajar. Ketidakberhasilan proses belajar mengajar disebabkan antara lain oleh:
1. Kemampuan anak didik yang rendah
2. Kualitas materi pelajaran tidak sesuai dengan tingkat usia anak
3. Jumlah bahan pelajaran teelalu banyak sehingga tidak sesuai dengan waktu
yang diberikan 4.
Komponen proses belajar mengajar yang kurang sesuai dengan tujuan. Disamping itu, pengambilan keputusan juga diperlukan
u
ntuk mengalami anak didik dan mengatahui sejauhmana diberikan bantuan terhadap kekurangan-
kekurangan anak didik. Hasil belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi yang diadakan.Evaluasi
adalah penilaian hasil belajar merupakan usaha guru untuk mendapatkan informasi tentang siswa, baik penguasaan konsep, sikap, kemampuan maupun
keterampilan.Hal ini dapat digunakan sebagai balikan sangat diperlukan dalam menentukan starategi belajar siswa.
Evaluasi hasil belajar juga bermaksud memperbaiki dan mengembangkan program pengajaraan. Seseorang dikatakan berhasil apabila ia melakukan sesuatu,
dan ia mendapatkan secara puas. Siswa dikatakan berhasil apabila ia memperoleh prestasi yang bagus disekolahnya, tentu prestasi tersebut diproleh dengan belajar.
Sebagian orang beranggapan bahwa, belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi atau materi pelajaran.Ada pula sebagian yang memandang belajar sebagai latihan belaka seperti tampak pada latihan membaca dan menulis.
Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Education Psycology The 35
Teaching Leaning Proses, berpe ndapat bahwa “ belajar adalah suatu proses
adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”.
70
Hintzman dalam buku The Psycology of Learning and Memory berpendapat bahwa, “Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
organisme manusia dan hewan disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut”.
71
Sedangkan menurut Zikri Neni Iska mendefinisikan “belajar atau disebut juga dengan learning, adalah perubahan yang secara relative berlangsung lama
pada prilaku yang diperoleh dari pengalaman- pengalaman”.
72
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.Hal tersebut menyebabkan adanya pengaruh
dari dalam diri siswa sebagai perbuatan belajar yang menimbulkan perubahan tingkah lakunya.
Sedangkan adanya pengaruh dari luar individu itu juga bersifat wajar, maksudnya selain keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa faktor internal,
maka faktor eksternal pun turut mempengaruhi, hal ini dikarenakan baik buruknya hasil belajar siswa akan didukung pula dari baik buruknya lingkungan tempat
siswa belajar. Untuk itu faktor-faktor di atas dalam hal ini sering saling berkaitan dan
mempengaruhi satu sama lain. Sebagai contoh: seorang siswa yang berintelegensi tinggi faktor internal umunya akan mendapat dorongan positif dari orang tuanya
maupun lingkungannya faktor eksternal. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang telah
dicapai seseorang atau sekelompok melalui usaha yang telah dilakukan atau kegiatan belajar yang dapat diukur dan dinilai.
b. Jenis Alat Penelitian Hasil Belajar
Secara garis besar, alat penilaian atau evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu tes dan non tes.
70
Muhibbin Syah, Psikologi……., h.88
71
ibid
72
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Diri........, h. 76
36
a Tes
Tes adalah “suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang
seseorang dengan cara yang boleh dikatakan tepat atau cepat”
73
. Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur mahasiswa maka dibedakan
atas adanya tiga macam tes, yaitu: 1
Tes diagnostik, yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan siswa, sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat
dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. 2
Tes formatif, yaitu dari kata “form” yang merupakan dasar dari istilah “formatif” maka evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui
sejauhmana siswa telah terbentuk setelah mengikuti program tertentu 3
Tes sumatif, yaitu tes yang dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian kelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Dalam
pengalaman sekolah, tes formatif disamakan dengan ulangan harian, sedangkan tes sumatif disamakan dengan ulangan umum yang biasanya
dilaksanakan pada akhir catur wulan atau semester.
74
b Non tes
Untuk menilai aspek tingkah laku, jenis non tes lebih sesuai digunakan sebagai alat evaluasi, seperti menilai aspek sikap, minat, karakteristik, dan
lain-lain. Alat penilaian jenis non tes ini antara lain: 1.
Observasi, yakni pengamatan kepada tingkah laku pada suatu tertentu. 2.
Wawancara, yakni komunikasi langsung antara yang mewawancarai dan yang diwawancarai.
3. Studi kasus, yaitu mempelajari individu dalam periode tertentu secara
terus-menerus untuk melihat perkembangannya. 4.
Rating scale skala penilaian, merupakan salah satu alat penilaian yang menggunakan skala yang telah disusun dari ujung yang negatif
sampai yang positif, sehingga si penilai tinggal membubuhi tanda cek saja.
5. Chek list, hampir menyerupai rating scale hanya saja pada cek list
tidak perlu disusun kriteria atau skala dari yang negatif sampai yang positif, cukup dengan kemungkinan-kemungkinan jawaban yang akan
kita minta dari yang dievaluasi.
6. Inventory, yaitu daftar pertanyaan yang disertai alternatif jawaban
diantara setuju, kurang setuju, atau tidak setuju.
75
73
Amir dan Indra Kusuma, Evaluasi Dosenan, Jilid I, h. 27
74
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: Rineka Cipta, 1990, Cet. XII, h. 29
75
Op.cit.h. 30
37
Maka dapat disimpulkan, kedua jenis alat penilaian tersebut sangat baik digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar, dan hendaknya
para guru dapat menempatkan penggunaan alat penilaian ini dengan tepat agar dapat memperoleh data yang akurat dan obyektif dalam menilai hasil
belajar para siswanya.
c. Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar
“Penilaian atau evaluasi adalah suatu cara yang sistematik dalam menganalisa suatu pekerjaan sehingga kita mengetahui sampai seberapa jauh
pekerjaan itu dapat memperoleh hasil yang memuaskan dengan mempergunakan bahan-bahan dan cara-cara tertentu. Adapun alat yang digunakan untuk
mengadakan penilaian diantaranya tes dan non tes.”
76
Adapun fungsi penilaian itu sendiri dapat dijelaskan lebih terperinci sebagai berikut :
1. Penentuan kelemahan atau kekuatan serta kesanggupan mahasiswa dalam
memiliki atau menguasai materi yang telah diterima dalam proses belajar mengajar.
2. Penentuan-penentuan yang perlu direvisi atau diperbaiki, umpamanya:
metode, materi, alat, tujuan dan sebagainya. 3.
Penentuan kelemahan atau kekuatan dosen dalam melaksanakan program belajar mengajar.
4. Menyediakan bahan untuk membimbing pertumbuhan dan perkembangan
mahasiswa secara individual atau kelompok. 5.
Untuk mengetahui seberapa jauh dasar-dasar yang telah dikuasai mahasiswa
6. Untuk mengetahui sifat-sifat yang dimilikinya, dan tingkat kecerdasan
mahasiswa. 7.
Untuk mengetahui kehidupan standing akan dalam kelompok. 8.
Sebagai seleksi dikalangan mahasiswa. 9.
Untuk memberi motivasi belajar terhadap anak. 10.
Hasil penilaian berupa petunjuk bagi dosen, apakah metode dan bahan mata kuliah yang diberikannya sudah cukup baik atau tidak.
11. Hasil evaluasi dapat memberikan motivasi belajar terhadap anak-anak.
12. Dengan hasil penilaian, dosen dapat memberikan saran-saran kepada anak
dan orang tua, jalan atau cara yang baik dalam belajar dan bekerja selanjutnya.
77
76
Dedeh Sukarsih dan Kadarsah, Beberapa Jenis Penilaian yang Dilaksanakan oleh Dosen di Kampus ,Jakarta: CV Indra Jaya, 1986, Cet. IV, h. 11
77
ibid
38
d. Macam-macam Hasil Belajar
Kingsley membagi hasil belajar menjadi tiga macam yaitu, “Keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-
cita”.
78
Gagne membagi hasil belajar menjadi lima kateg
ori yaitu: “Informasi verbal, keterampilan
intelektual, strategi
kognitif, sikap,
keterampilan motoris”.
79
Informasi verbal diperoleh sebagai hasil belajar disekolah dan juga dari kata-kata yang diucapkan orang dari membaca dan lain-lain.Keterampilan
intelektual didapat dari berinteraksi dengan lingkungannya melalui penggunaan simbol-simbol atau gagasan. Strategi kognitif digunakan siswa apabila ia ingin
memilih dan mengubah perhatian, pola belajar, ingatan dan proses berpikir dalam memecahkan masalah. Sikap terutama sikap sosial yang muncul dapat
mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda-benda.Menggunakan alat distilasi dalam pembelajaran kimia merupakan contoh dari keterampilan motoris
yang digabung dengan keterampilan intelektual karena keterampilan motoris tidak hanya mencakup kegiatan fisik saja.
Abu Ahmadi dalam bukunya mengungkapkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara langsung maupun tidak langsung. Faktor-
faktor tersebut digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Faktor-faktor Stimulus belajar, mencakup panjangnya bahan pelajaran,
kesulitan bahan pelajaran, berat ringannya tugas, dan suasana lingkungannya eksternal.
2. Faktor-faktor metode belajar, mencakup kegiatan berlatih, resitasi dalam
belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, bimbingan dalam belajar, dan kondisi-kondisi intensif.
3. Faktor-faktor individual, mencakup usiaKronologis, perbedaan jenis kelamin,
pengalaman sebelumnya kapasitas mental, kondisi kesehatan, jasmani, kondisi kesehatan rohani, dan motivasi.
Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku,
78
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, h. 22
79
ibid
39