Pelaksanaan pembelajaran Contextual Teaching Learning CTL

pembelajaran guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kemudian untuk mencapai tujuan tersebut guru membagikan kelompok”. 35 Terdapat beberapa hal yang dapat penulis pahami tentang apa yang harus dilakukan oleh guru terkait dengan uraian teori yang lebih mengkhususkan pada pembelajaran yang berbasis CTL bahwa seorang guru pada tahap pendahuluan ini dituntut untuk memaksimalkan kinerjanya dengan melakukan apa yang dianggap penting demi kelancaran pembelajaran dan ketercapaian atas tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, termulai dari memberikan assessment, menjelaskan tujuan pembelajaran, mengungkapkan kompetensi- kompetensi yang harus tercapai pada pembelajaran serta urgensi mempelajari materi bagi siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa pada kegiatan pendahuluan guru dalam menerapkan pendekatan CTL pertama-tama guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan mengenai topik bahasan yang akan dipelajari, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan membagikan siswa kepada beberapa kelompok. 2 Kegiatan Inti Pembelajaran Departemen Pendidikan Nasional, dalam Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu, menjelas kan bahwa “Kegiatan inti dalam pembelajaran IPS bersifat situasional dalam arti perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi tempat proses pembelajaran itu berlangsung. Terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan inti pembelajaran IPS”. 36 Lebih lanjut Departemen Pendidikan Nasional, juga menjelaskan bahwa kegiatan paling awal yang perlu dilakukan guru adalah memberitahukan tujuan atau kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik beserta garis-garis besar materibahan pembelajaran yang 35 Nurhadi, Kurikulum 2004. Pertanyaan dan Jawaban, Jakarta: Grasindo, 2005,Cet. ke-1, h. 106-107 36 Depdiknas Balitbang Pendidikan Nasional., h. 18 20 akan dipelajari. Hal ini perlu dilakukan agar peserta didik mengetahui sejak awal kemampuan-kemampuan apa saja yang akan diperolehnya setelah proses pembelajaran berakhir. 37 Selain dari itu Departemen Pendidikan Nasional, menjelaskan bahwa Cara yang cukup praktis untuk memberitahukan tujuan atau kompetensi tersebut kepada peserta didik bisa dilakukan dengan cara tertulis atau lisan, atau kedua-duanya. Guru menuliskan tujuankompetensi tersebut di papan tulis dilanjutkan dengan penjelasan secara lisan mengenai pentingnya tujuankompetensi tersebut dikuasai peserta didik”. 38 Departemen Pendidikan Nasional, juga menjelaskan bahwa kegiatan lainnya di awal kegiatan inti pembelajaran IPS yaitu menjelaskan alternatif kegiatan belajar yang akan dialami peserta didiK, dalam tahapan ini guru perlu menyampaikan kepada peserta didik tentang kegiatan-kegiatan belajar yang harus ditempuh peserta didik dalam mempelajari tematopik, atau materi pembelajaran IPS. 39 Departemen Pendidikan Nasional, juga dijelaskan bahwa kegiatan belajar yang ditempuh peserta didik lebih diutamakan pada terjadinya proses belajar yang berorientasi pada aktivitas peserta didik, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan-kemudahan kepada peserta didik untuk belajar. Peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri apa yang dipelajarinya”. 40 Wina Sanjaya, mengatakan bahwa pada bagian inti pembelajaran siswa melakukan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: Pertama, di lapangan siswa melakukan observasi sesuai dengan pembagian tugas kelompok kemudian siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan sesuai dengan alat observasi yang telah mereka tentukan sebelumnya. Kedua, di dalam kelas siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing-masing, kemudian siswa melaporkan hasil diskusi, dan setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain. 41 Demikian juga dengan Zahorik, yang menerangkan bahwa “Ketika berlangsungnya pembelajaran, siswa melakukan percobaan, diskusi 37 ibid 38 Depdiknas Dirjend Pendidikan Dasar dan Menengah., h. 18 39 ibid 40 ibid 41 Sanjaya., h. 125 21 kelompok, hasil diskusi dipresentasikan, kemudian guru menerangkan konsep yang dipelajari”. 42 Abdul Gafur, juga menerangkan bahwa dalam penerapan CTL, sebanyak mungkin menggunakan teknik penyajian atau presentasi inquisitory, discovery, tanyak jawab, inventory, induktif. Mengupayakan agar siswa mengalami langsung, menemukan, menyimpulkan, dan menyusun sendiri konsep yang diperlajari. Kegiatan tersebut dapat dilakukan baik secara individual maupun kolektif kerja sama. 43 Selain dari itu ia me nambahkan bahwa “Agar penyajian menarik perlu menggunakan alat pemusat perhatian berupa media yang menarik seperti warna- warni, gambar, ilustrasi dan sebagainya”. 44 Selama berlangsungnya proses belajar mengajar Syarifuddin Nurdin, mengungkapkan bahwa: Siswa harus dipantau dan dinilai terus-menerus, untuk mengetahui sampai di mana bahan telah dikuasai, bahan manakah yang belum dipahami, apa sebab ada kegagalan memahami bahan tertentu, metode dan alat manakah yang paling besar atau paling kecil manfaatnya, dan bahan manakah yang harus diajarkan kembali, serta kepada siswa mana bahantersebut harus diajarkan kembali. 45 Berdasarkan beberapa uraian teori yang menjelaskan tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang guru pada tahap pembelajaran inti, terlebih bagi guru yang mengajar dengan menggunakan pendekatan CTL dalam pembelajarannya, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pendekatan CTL cukup praktis yang menjabarkan ritme-ritme pembelajaran untuk mencapai hasil yang maksimal dan siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang berkesan sehingga apa yang dipelajari siswa dapat dipahami dengan baik. CTL dalam pembelajaran sangat banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberdayakan pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya sehingga pengalaman belajar yang dialami siswa adalah hasil belajarnya sendiri. 42 Nurhadi., h. 106-107 43 Gafur.,h. 22 44 ibid 45 Nurdin., h. 113 22 Siswa mencari, menemukan dan mengolah informasi yang diperolehnya dalam pembelajaran. Sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dan mediator dalam pembelajaran. Selain itu, guru juga dituntut untuk lebih terampil dan brilian dalam menentukan metodealat dan strategi yang diterapkan dalam pembelajaran sehingga hal tersebut dapat membantu siswa dalam mencapai pengalaman belajar yang membelajarkan siswa dan ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan pun dapat diraih tanpa banyak menemukan kendala dan hambatan. 3 Kegiatan Akhir Penutup dan Tindak Lanjut Departemen Pendidikan Nasional, dalam Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu, menjelaskan bahwa: Kegiatan akhir dalam pembelajaran IPS tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh berdasarkan pada proses dan hasil belajar peserta didik. Waktu yang tersedia untuk kegiatan ini relatif singkat, oleh karena itu guru perlu mengatur dan memanfaatkan waktu seefisien mungkin. 46 Secara umum dalam Departemen Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa kegiatan akhir dan tindak lanjut dalam pembelajaran IPS di antaranya: a Melaksanakan dan mengkaji penilaian akhir b Melaksanakan tindak lanjut pembelajaran melalui kegiatan pemberian tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah, menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh peserta didik, membaca materi pelajaran tertentu, dan memberikan motivasi atau bimbingan belajar c Mengemukakan topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang, dan menutup kegiatan pembelajaran. 47 Wina Sanjaya, mengemukakan bahwa “Pada bagian akhir dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar masalah sesuai dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai, kemudian guru 46 Depdiknas Balitbang Pendidikan Nasional., h. 18 47 Depdiknas Dirjend Pendidikan Dasar dan Menengah., h. 18 23 menugaskan siswa untuk membuat karangan tentang pengalaman belajar mereka tentang tema yang dibahas”. 48 Abdul Gafur, menjelaskan bahwa Pada bagian akhir dari pembelajaran siswa diberikan umpan balik, yaitu informasi yang diberikan kepada siswa mengenai kemajuan belajarnya, sebagai contoh siswa diberikan soal-soal latihan dan diberikan pula kunci jawabannya tetapi jawaban tersebut diberikan setelah mereka selesai mengerjakan soal-soal latihan tersebut, dengan mengetahui kunci jawaban mereka akan mengetahui letak kebenaran dan kesalahan jawabannya. 49 Selanjutnya sebelum pembelajaran diakhiri Abdul Gafur, menambahkan bahwa: Siswa diberikan kegiatan tindak lanjut berupa transfer pengetahuan transferring, pemberian pengayaan, dan remedial remedial and enrichment. Dengan mampu mentransfer pengetahuan yang telah dipelajari, maka tingkat pencapaian belajar siswa akan sampai pada derajat yang tinggi tingkat penemuan dan pencapaian strategi kognitif. Pengayaan diberikan kepada siswa yang telah mencapai prestasi sama atau melebihi dari yang ditargetkan. Remedial diberikan kepada siswa yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam mencapai target pembelajaran yang telah ditentukan. 50 Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa sebelum pembelajaran diakhiri guru dengan memberikan kepada siswa kegiatan tindak lanjut seperti refleksi pembelajaran, pemberian pengayaan bagi siswa yang telah mencapai prestasi sama atau melebihi dari yang ditargetkan dan pemberian remedial bagi siswa yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam mencapai target pembelajaran yang telah ditentukan. Syarifuddin Nurdin, mengemukakan bahwa “Pada akhir pelajaran perlu lagi diadakan assessment untuk mengetahui apa yang telah mereka kuasai dari seluruh pelajaran, apa yang tidak berhasil mereka kuasai, apakah masih perlu diberi ulangan, latihan reinforcement bagi siswa 48 Sanjaya., h. 125 49 Gafur., h. 22-23 50 Gafur., h. 23 24 tertentu”. 51 Dengan demikian dapat dipahami bahwa assessment atau penilaian pada akhir pembelajaran dilakukan untuk mengetahui apakah para siswa menguasai seluruh topik bahasan atau tidak, bahasan mana yang tidak mereka pahami dan perlu diberi diberi pelajaran ulangan, siapa saja yang perlu diberikan rimedial dan siswa mana yang memperoleh pendalaman materi. Suatu pembelajaran yang menggunakan CTL hendaknya di akhir pembelajarannya melakukan refleksi sebagaimana Wina Sanjaya, mengemukakan bahwa: “Setiap berakhir proses pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk merenung atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Membiarkan siswa secara bebas menafsirkan pengalamannya sendiri, sehingga ia dapat menyimpulkan tentang pengalaman belajarnya”. 52 Dari beberapa uraian teori yang menjelaskan tentang apa yang semestinya dilakukan guru pada tahap akhir pembelajaran, baik pembelajaran secara umum maupun bagi pembelajaran yang menggunakan CTL, penulis dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa kecenderungan yang harus dilakukan oleh guru sebelum pembelajaran berakhir adalah melakukan refleksi pembelajaran, pemberian pengayaan bagi siswa yang telah mencapai prestasi sama atau melebihi dari yang ditargetkan dan pemberian remedial bagi siswa yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam mencapai target pembelajaran yang telah ditentukan. Ketika semua hal itu sudah dilakukan oleh guru, maka kelemahan-kelamahan yang ada selama pembelajaran berlangsung dapat tertanggulangi dengan maksimal dan guru pun dapat menerapkan sebuah solusi yang benar-benar tepat bagi siswa. 51 Nurdin., h. 113 52 Sanjaya., h. 122 25

2. Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial IPS

a Pengertian IPS Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan salah satu dari mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Depdikbud menjelaskan “IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan social yang didasarkan bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara dan sejarah” 53 “Menurut Abu Ahmadi, dkk. Social Studies atau Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah elementary and secondary school ”. 54 Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan merupakan suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi, antropologi, dan tata Negara. “Menurut Etin Solihatin dan Raharjo IPS membahas hubungan antarmanusia dengan lingkungannya.Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya”. 55 IPS merupakan pelajaran yang membahas manusia dengan lingkungan sekitar.Banyaknya permasalahan yang terjadi dalam kehidupan mengharuskan seseorang memiliki kemampuan yang dapat menyesuaikan dan menyelesaikan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan.Dengan adanya pembelajaran IPS membuat seseorang memiliki kemampuan tersebut. Dapat disimpulkan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan merupakan suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial pelajaran yang membahas manusia dengan lingkungan sekitar. 53 http:penelitiantindakankelas71.blogspot.compptk-ips.html , diakses pada Rabu, 2 Oktober 2013 pukul 23.20 WIB 54 Abu Ahmadi, dkk. Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: PT. rineka Cipta, 2003, Cet. 4, h. 2 55 Etin Solihatin dan Rahrjo, Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, h. 14. 26 b Tujuan Pendidikan IPS Pencapaian fungsi dan tujuan mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah menjadi penting untuk dapat dilaksanakan oleh guru dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran fungsi dan tujuan sebagaiman dijelaskan dalam GBPP IPS Sekolah Dasar Tahun 1999 sebagai berikut: Bahan kajian IPS SD diorganisasikan mulai dari bagian pelajaran yang dekat dan sederhanadi sekitar anak ke yang lebih luas dan kompleks.Tujuan merupakan tolak ukur pengalaman belajar yang harus dicapai oleh siswa setelah mempelajari satu atau beberapa pokok bahasan.Dalam pelaksanaan kegiatan Belajar Mengajar KBM guru baik secara fisik, mental pemikiran dan perasaan. Dan social sertasesuai dengan tingkat perkembangan sekolah dasar” 56 Tujuan pendidikan merupakan hasil yang diharapkan setelah proses pembelajaran berlangsung, dengan adanya pembelajaran IPS diharapkan akan mempengaruhi hasil belajar siswa, semakin baik maka siswa akan semakin berprestasi. Tujuan ini juga tentu tidak secara langsung tercipta tanpa campur tangan seorang guru dalam membentuk karakter tersebut. Guru sangat berpengaruh mengembangkan kemampuan berfikir siswa, sikap dan nilai diri siswa. Maka guru dituntut untuk dapat mengetahui perkembangan siswanya, sejauh mana hasil belajar tersebut dapat terlihat dalam kehidupan sehari-hari siswa. “Menurut Etin Solihatin dan Rahrjo pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi”. 57 Dapat disimpulkan tujuan pendidikan IPS yaitu hasil yang diharapkan setelah proses pembelajaran, tentunya tujuan ini untuk mendidik dan memberi bekal kepada siswa dalam menghadap permasalahan yang terjadi dilingkungannya. 56 http:penelitiantindakankelas71.blogspot.compptk-ips.html , ibid 57 Etin Solihatin, op.cit., 27 c Hasil Belajar IPS Sesuai dengan tujuan dari penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru yang terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007, yakni “untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan me mperbaiki proses pembelajaran.” 58 Melalui proses pembelajaran, diharapkan ada peningkatan kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik, yang dapat dilihat salah satunya adalah melalui penilaian hasil belajar. Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007, Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karyaberupa tugas, proyek dan atau produk, portofolio, dan penilaian diri.Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran. 59 Dalam melakukan penilaian terhadap hasil belajar dilakukan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan, dengan menggunakan tes atau nontes. Standar dalam penilaian pendidikan meliputi mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007; “ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikanpembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Ulangan dapat berupa ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah atau madrasah, dan ujian nasional.” 60 Berdasarkan hal tersebut, pencapaian kompetensi peserta didik diukur melalui proses ulangan harian,ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah atau madrasah, dan ujian nasional. 58 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 59 Ibid. 60 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 28 Hasil belajar IPS adalah hasil belajar yang dicapai peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran IPS berupa seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar yang berguna bagi peserta didik untuk kehidupan sosialnya baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang yang meliputi: sosialisasi,kelompok sosial, struktur sosial lembaga sosial, perubahan sosial, dan konflikserta terciptanya integrasi sosial, serta keragaman tingkat kemampuan intelektualdan emosional. Hasil belajar dapat diperoleh dari hasil tes formatif, subsumatifdan sumatif, hasil kerja performance, penugasan proyek, hasil kerja produk,portofolio, sikap serta penilaian diri. Untuk meningkatkan hasil belajar IPS, dalam proses pembelajaran harusmenggunakan metode yang menarik sehingga peserta didik termotivasi untukbelajar. Diperlukan metode pembelajaran interaktif yang dilakukan dengan, gurulebih banyak memberikan peran kepada peserta didik sebagai subjek belajar, danguru mengutamakan proses daripada hasil. Guru merancang proses belajarmengajar yang melibatkan peserta didik secara integratif dan komprehensif padaaspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga tercapai hasil belajar yangsesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang sudah ditentukan. Agarhasil belajar IPS meningkat diperlukan situasi, cara dan strategi pembelajaranyang tepat untuk melibatkan peserta didik secara aktif baik pikiran, pendengaran,penglihatan, dan psikomotor dalam proses belajar mengajar. Keberhasilan hasil belajar IPS Terpadu adalah tercapainya StandarKompetensi dan Kompetensi Dasar yang sudah ditentukan.Berikut ini adalahstandar kompetensi dan kompetensi dasar IPS Terpadu kelas IV empat SDMI., semester genap berdasarkan Standar Isi, Peraturan Pemerintah No.22 Tahun 2006. 29

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar siswa: kuasi ekspereimen di SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

0 11 152

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ( Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok)

0 14 135

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Peningkatan Hasil Belajar PKn dalam Materi Peranan Globalisasi Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) di kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 4 180

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Contextual Teaching And Learning Dengan Media Power Point Dan

0 1 22

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

0 0 10