Pelaksanaan pembelajaran Contextual Teaching Learning CTL
pembelajaran guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kemudian untuk mencapai
tujuan tersebut guru membagikan kelompok”.
35
Terdapat beberapa hal yang dapat penulis pahami tentang apa yang harus dilakukan oleh guru terkait dengan uraian teori yang lebih
mengkhususkan pada pembelajaran yang berbasis CTL bahwa seorang guru pada tahap pendahuluan ini dituntut untuk memaksimalkan
kinerjanya dengan melakukan apa yang dianggap penting demi kelancaran pembelajaran dan ketercapaian atas tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya,
termulai dari
memberikan assessment,
menjelaskan tujuan
pembelajaran, mengungkapkan
kompetensi- kompetensi yang harus tercapai pada pembelajaran serta urgensi
mempelajari materi bagi siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa pada kegiatan
pendahuluan guru dalam menerapkan pendekatan CTL pertama-tama guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan mengenai topik
bahasan yang akan dipelajari, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan membagikan siswa kepada beberapa kelompok.
2 Kegiatan Inti Pembelajaran
Departemen Pendidikan Nasional, dalam Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu, menjelas
kan bahwa “Kegiatan inti dalam pembelajaran IPS bersifat situasional dalam arti perlu disesuaikan dengan
situasi dan kondisi tempat proses pembelajaran itu berlangsung. Terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan inti pembelajaran
IPS”.
36
Lebih lanjut Departemen Pendidikan Nasional, juga menjelaskan bahwa kegiatan paling awal yang perlu dilakukan guru adalah
memberitahukan tujuan atau kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik beserta garis-garis besar materibahan pembelajaran yang
35
Nurhadi, Kurikulum 2004. Pertanyaan dan Jawaban, Jakarta: Grasindo, 2005,Cet. ke-1, h. 106-107
36
Depdiknas Balitbang Pendidikan Nasional., h. 18
20
akan dipelajari. Hal ini perlu dilakukan agar peserta didik mengetahui sejak awal kemampuan-kemampuan apa saja yang akan diperolehnya
setelah proses pembelajaran berakhir.
37
Selain dari itu Departemen Pendidikan Nasional, menjelaskan bahwa Cara yang cukup praktis untuk memberitahukan tujuan atau kompetensi
tersebut kepada peserta didik bisa dilakukan dengan cara tertulis atau lisan, atau kedua-duanya. Guru menuliskan tujuankompetensi tersebut
di papan tulis dilanjutkan dengan penjelasan secara lisan mengenai
pentingnya tujuankompetensi tersebut dikuasai peserta didik”.
38
Departemen Pendidikan Nasional, juga menjelaskan bahwa kegiatan lainnya di awal kegiatan inti pembelajaran IPS yaitu menjelaskan
alternatif kegiatan belajar yang akan dialami peserta didiK, dalam tahapan ini guru perlu menyampaikan kepada peserta didik tentang
kegiatan-kegiatan belajar yang harus ditempuh peserta didik dalam mempelajari tematopik, atau materi pembelajaran IPS.
39
Departemen Pendidikan Nasional, juga dijelaskan bahwa kegiatan belajar yang ditempuh peserta didik lebih diutamakan pada terjadinya
proses belajar yang berorientasi pada aktivitas peserta didik, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator yang memberikan
kemudahan-kemudahan kepada peserta didik untuk belajar. Peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri apa yang
dipelajarinya”.
40
Wina Sanjaya, mengatakan bahwa pada bagian inti pembelajaran siswa melakukan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
Pertama, di lapangan siswa melakukan observasi sesuai dengan pembagian tugas kelompok kemudian siswa mencatat hal-hal yang
mereka temukan sesuai dengan alat observasi yang telah mereka tentukan sebelumnya. Kedua, di dalam kelas siswa mendiskusikan
hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing-masing, kemudian siswa melaporkan hasil diskusi, dan setiap kelompok
menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain.
41
Demikian juga dengan Zahorik, yang menerangkan bahwa “Ketika berlangsungnya pembelajaran, siswa melakukan percobaan, diskusi
37
ibid
38
Depdiknas Dirjend Pendidikan Dasar dan Menengah., h. 18
39
ibid
40
ibid
41
Sanjaya., h. 125
21
kelompok, hasil diskusi dipresentasikan, kemudian guru menerangkan konsep yang dipelajari”.
42
Abdul Gafur, juga menerangkan bahwa dalam penerapan CTL, sebanyak mungkin menggunakan teknik penyajian atau presentasi
inquisitory, discovery,
tanyak jawab,
inventory, induktif.
Mengupayakan agar siswa mengalami langsung, menemukan, menyimpulkan, dan menyusun sendiri konsep yang diperlajari.
Kegiatan tersebut dapat dilakukan baik secara individual maupun kolektif kerja sama.
43
Selain dari itu ia me nambahkan bahwa “Agar penyajian menarik
perlu menggunakan alat pemusat perhatian berupa media yang menarik seperti warna-
warni, gambar, ilustrasi dan sebagainya”.
44
Selama berlangsungnya proses belajar mengajar Syarifuddin Nurdin, mengungkapkan bahwa:
Siswa harus dipantau dan dinilai terus-menerus, untuk mengetahui sampai di mana bahan telah dikuasai, bahan manakah yang belum
dipahami, apa sebab ada kegagalan memahami bahan tertentu, metode dan alat manakah yang paling besar atau paling kecil manfaatnya, dan
bahan manakah yang harus diajarkan kembali, serta kepada siswa mana bahantersebut harus diajarkan kembali.
45
Berdasarkan beberapa uraian teori yang menjelaskan tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang guru pada tahap pembelajaran inti,
terlebih bagi guru yang mengajar dengan menggunakan pendekatan CTL dalam pembelajarannya, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
pendekatan CTL cukup praktis yang menjabarkan ritme-ritme pembelajaran untuk mencapai hasil yang maksimal dan siswa dapat
memperoleh pengalaman belajar yang berkesan sehingga apa yang dipelajari siswa dapat dipahami dengan baik. CTL dalam pembelajaran
sangat banyak
memberikan kesempatan
kepada siswa
untuk memberdayakan pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya sehingga
pengalaman belajar yang dialami siswa adalah hasil belajarnya sendiri.
42
Nurhadi., h. 106-107
43
Gafur.,h. 22
44
ibid
45
Nurdin., h. 113
22
Siswa mencari, menemukan dan mengolah informasi yang diperolehnya dalam pembelajaran. Sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai
fasilitator dan mediator dalam pembelajaran. Selain itu, guru juga dituntut untuk lebih terampil dan brilian dalam menentukan metodealat dan
strategi yang diterapkan dalam pembelajaran sehingga hal tersebut dapat membantu
siswa dalam
mencapai pengalaman
belajar yang
membelajarkan siswa dan ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan pun dapat diraih tanpa banyak menemukan kendala dan
hambatan. 3
Kegiatan Akhir Penutup dan Tindak Lanjut Departemen Pendidikan Nasional, dalam Panduan Pengembangan
Pembelajaran IPS Terpadu, menjelaskan bahwa: Kegiatan akhir dalam pembelajaran IPS tidak hanya diartikan sebagai
kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik dan kegiatan tindak lanjut.
Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh berdasarkan pada proses dan hasil belajar peserta didik. Waktu yang tersedia untuk kegiatan ini
relatif singkat, oleh karena itu guru perlu mengatur dan memanfaatkan waktu seefisien mungkin.
46
Secara umum dalam Departemen Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa kegiatan akhir dan tindak lanjut dalam pembelajaran IPS di
antaranya: a
Melaksanakan dan mengkaji penilaian akhir b
Melaksanakan tindak lanjut pembelajaran melalui kegiatan pemberian tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah, menjelaskan
kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh peserta didik, membaca materi pelajaran tertentu, dan memberikan motivasi atau
bimbingan belajar
c Mengemukakan topik yang akan dibahas pada waktu yang akan
datang, dan menutup kegiatan pembelajaran.
47
Wina Sanjaya, mengemukakan bahwa “Pada bagian akhir dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar masalah sesuai
dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai, kemudian guru
46
Depdiknas Balitbang Pendidikan Nasional., h. 18
47
Depdiknas Dirjend Pendidikan Dasar dan Menengah., h. 18
23
menugaskan siswa untuk membuat karangan tentang pengalaman belajar mereka tentang tema yang dibahas”.
48
Abdul Gafur, menjelaskan bahwa Pada bagian akhir dari pembelajaran siswa diberikan umpan balik, yaitu informasi yang diberikan kepada
siswa mengenai kemajuan belajarnya, sebagai contoh siswa diberikan soal-soal latihan dan diberikan pula kunci jawabannya tetapi jawaban
tersebut diberikan setelah mereka selesai mengerjakan soal-soal latihan tersebut, dengan mengetahui kunci jawaban mereka akan mengetahui
letak kebenaran dan kesalahan jawabannya.
49
Selanjutnya sebelum pembelajaran diakhiri Abdul Gafur, menambahkan bahwa:
Siswa diberikan kegiatan tindak lanjut berupa transfer pengetahuan transferring, pemberian pengayaan, dan remedial remedial and
enrichment. Dengan mampu mentransfer pengetahuan yang telah dipelajari, maka tingkat pencapaian belajar siswa akan sampai pada
derajat yang tinggi tingkat penemuan dan pencapaian strategi kognitif. Pengayaan diberikan kepada siswa yang telah mencapai
prestasi sama atau melebihi dari yang ditargetkan. Remedial diberikan kepada siswa yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam
mencapai target pembelajaran yang telah ditentukan.
50
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa sebelum pembelajaran diakhiri guru dengan memberikan kepada siswa kegiatan
tindak lanjut seperti refleksi pembelajaran, pemberian pengayaan bagi siswa yang telah mencapai prestasi sama atau melebihi dari yang
ditargetkan dan pemberian remedial bagi siswa yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam mencapai target pembelajaran yang telah
ditentukan. Syarifuddin Nurdin, mengemukakan bahwa “Pada akhir pelajaran
perlu lagi diadakan assessment untuk mengetahui apa yang telah mereka kuasai dari seluruh pelajaran, apa yang tidak berhasil mereka kuasai,
apakah masih perlu diberi ulangan, latihan reinforcement bagi siswa
48
Sanjaya., h. 125
49
Gafur., h. 22-23
50
Gafur., h. 23
24
tertentu”.
51
Dengan demikian dapat dipahami bahwa assessment atau penilaian pada akhir pembelajaran dilakukan untuk mengetahui apakah
para siswa menguasai seluruh topik bahasan atau tidak, bahasan mana yang tidak mereka pahami dan perlu diberi diberi pelajaran ulangan, siapa
saja yang perlu diberikan rimedial dan siswa mana yang memperoleh pendalaman materi.
Suatu pembelajaran yang menggunakan CTL hendaknya di akhir pembelajarannya melakukan refleksi sebagaimana Wina Sanjaya,
mengemukakan bahwa: “Setiap berakhir proses pembelajaran, guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk merenung atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya.
Membiarkan siswa
secara bebas
menafsirkan pengalamannya sendiri, sehingga ia dapat menyimpulkan tentang
pengalaman belajarnya”.
52
Dari beberapa uraian teori yang menjelaskan tentang apa yang semestinya dilakukan guru pada tahap akhir pembelajaran, baik
pembelajaran secara
umum maupun
bagi pembelajaran
yang menggunakan CTL, penulis dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa
kecenderungan yang harus dilakukan oleh guru sebelum pembelajaran berakhir adalah melakukan refleksi pembelajaran, pemberian pengayaan
bagi siswa yang telah mencapai prestasi sama atau melebihi dari yang ditargetkan dan pemberian remedial bagi siswa yang mengalami hambatan
atau keterlambatan dalam mencapai target pembelajaran yang telah ditentukan. Ketika semua hal itu sudah dilakukan oleh guru, maka
kelemahan-kelamahan yang ada selama pembelajaran berlangsung dapat tertanggulangi dengan maksimal dan guru pun dapat menerapkan sebuah
solusi yang benar-benar tepat bagi siswa.
51
Nurdin., h. 113
52
Sanjaya., h. 122
25