35
Tugas Komite Reaksi Pengobatan yaitu 1 Memberikan rekomendasi penggunaan obat dalam rangka pengobatan massal filariasis; 2 Menetapkan adanya
reaksi pengobatan pada suatu pengobatan massal filariasis; 3 Rekomendasi tindakan yang perlu dilakukan dan antisipasinya.
Setiap pelaksanaan pengobatan massal, kadang-kadang terjadi kejadian yang tidak diinginkan yang berakibat fatal, mengancam jiwa, menyebabkan kecacatan, atau
pasien menderita kelainan kongenital, kanker atau dosis yang diberikan berlebihan sehingga pasien harus segera dirujuk ke rumah sakit, keadaan ini disebut Serious
Adverse Experience SAE. Bila terjadi SAE, pasien harus segera dirujuk, dilakukan
tindakan yang diperlukan serta dicari penyebab terjadinya SAE. Kejadian ini harus pula segera dilaporkan langsung ke pusat, sehingga dapat segera dilakukan
penyelidikan SAE lebih lanjut.
c. Pengorganisasian
Adapun tugas dan tanggung jawab pusat Ditjen PPMPL, Kemenkes RI yaitu : 1 Pengadaan dan pendistribusian obat pengobatan massal filariasis; 2
Menyusun pedoman dan penggandaan master buku pedoman; 3 Pelatihan teknis tenaga pelatih provinsi; 4 Bimbingan teknis; 5 Menggalang kemitraan nasional
dan internasional: 6 Memonitor dan mengevaluasi pengobatan massal. Tugas dan tanggung jawab Dinas Kesehatan Provinsi yaitu 1 Penggandaan
buku pedoman dan bahan KIE; 2 Pelatihan teknis tenaga pelatih kabupatenkota; 3 Bimbingan teknis; 4 Menggalang kemitraan provinsi: 5 Memonitor dan
mengevaluasi pengobatan massal.
Universitas Sumatera Utara
36
Tugas dan tanggung jawab Dinas Kesehatan KabupatenKota yaitu 1 Menganggarkan biaya operasional; 2 Penggandaan buku pedoman dan bahan KIE;
3 Pelatihan teknis tenaga pengelola filariasis puskesmas; 4 Bimbingan teknis; 5 Mendistribusikan logistik; 6 Menggalang kemitraan kabupatenkota; 7 Memonitor
dan mengevaluasi pengobatan massal; 8 Penggerakan unit terkait dalam
pelaksanaan operasional pengobatan massal di kabupatenkota puskesmas, rumah sakit, dan sebagainya.
Tugas dan tanggung jawab puskesmas yaitu 1 Pelatihan TPE; 2 Bimbingan teknis; 3 Menggalang kemitraan kecamatan; 4 Melaksanakan pengobatan massal
dan tata laksana kasus; 5 Memonitor dan evaluasi hasil-hasil pengobatan massal dan reaksi pengobatan; 6 Koordinasi dan penggerakan petugas puskesmas, terutama
tugas supervisi, pengawasan dan monitoring pengobatan massal dan reaksi pengobatan.
d. Koordinasi Pelaksanaan Pengobatan
Dalam melaksanakan kegiatan pengobatan harus melibatkan program dan sektor terkait di masing-masing jenjang administrasi.
e. Monitoring
Monitoring yang dilaksanakan oleh puskesmas yaitu 1 Memonitor pelaksanaan pengobatan massal dan kejadian reaksi pengobatan; 2 Menghitung
persediaan, pemakaian, dan sisa obat.
Universitas Sumatera Utara
37
Monitoring yang dilaksanakan oleh kabupatenkota yaitu 1 Memonitor hasil pengobatan massal berdasarkan laporan puskesmas; 2 Menghitung persediaan,
pemakaian, dan sisa obat; 3 Menindaklanjuti rujukan puskesmas. Monitoring yang dilaksanakan oleh provinsi yaitu 1 Memonitor pelaksanaan
pengobatan massal; 2 Memonitor hasil pengobatan massal bedasarkan laporan kabupatenkota;
3 Melaksanakan
survei cakupan
pengobatan massal;
4 Menindaklanjuti reaksi pengobatan.
Monitoring yang dilaksanakan oleh pusat yaitu 1 Memonitor pelaksanaan pengobatan massal; 2 Memonitor hasil pengobatan massal berdasarkan laporan
kabupatenkota dan provinsi; 3 Melaksanakan survei cakupan pengobatan sesuai kebutuhan pusat; 4 Merekapitulasi laporan hasil pelaksanaan eliminasi filariasis.
f. Evaluasi