54
17. Penduduk Desa
Senggoro Laki-laki
31 tahun S1 Ilmu
Pemerintahan Pegawai Negeri
Sipil 18.
Penduduk Kelurahan Kota
Perempuan 25 tahun
S1 Ilmu Ekonomi
Guru SMK
4.3 Pelaksanaan Program Eliminasi Filariasis
4.3.1 Pernyataan Informan tentang Latar Belakang Pelaksanaan Program
Eliminasi Filariasis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari enam orang informan yang diwawancarai, semuanya menyatakan bahwa latar belakang pelaksanaan Program
Eliminasi Filariasis melalui kegiatan POMP Filariasis di Kabupaten Bengkalis adalah karena telah ditemukan kasus kronis filariasis yang tersebar di beberapa kecamatan di
Kabupaten Bengkalis. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7 Matriks Pernyataan Informan tentang Latar Belakang Pelaksanaan Program Eliminasi Filariasis di Kabupaten Bengkalis
No. Informan
Pernyataan
1. DPRD Kab.
Bengkalis “Karena sudah ditemukan kasus ini pada tahun 2012
yang lalu. Di dinas kesehatan kan ada namanya langkah preventif dan kuratif. Nah ini kan lebih kepada
langkah-langkah preventif,
jadi langkah-langkah
pencegahan, karena sudah ada masyarakat kita yang terindikasi menderita penyakit ini.”
2. Kepala Dinas
Kesehatan Kab. Bengkalis
“Kita menemukan ada beberapa kasus di beberapa kecamatan kita yang sudah ada penyakit kaki gajah itu,
ada 4 kecamatan, udah kenak lah gitu ya sampai bengkak kakinya. Tentu kita khawatir penyakit ini bisa
menular ke penduduk lain, penyakit ini kan harus di eliminasi, yaa, dicegah gitu.. pencegahan itu kebetulan
memang seiring dengan program dari pemerintah pusat tu kan..”
3. Kepala Seksi
Pengendalian dan Pemberantasan
Penyakit “Yang menetapkan itu kementerian kesehatan, jadi
kementerian kesehatan menetapkan daerah endemis filariasis di Provinsi Riau, salah satunya Kabupaten
Bengkalis. Jadi harus melaksanakan pemberian obat
Universitas Sumatera Utara
55
massal filariasis minimal selama 5 tahun berturut-turut. Jadi, ee untuk Indonesia kita harus bebas filariasis itu
tahun 2020. Kita, sebenarnya penyakit filariasis ini penyakit negara miskin, dulu dulu banyak memang ini,
tapi sekarang berkembang lagi, dulu ada, dan kita sebelumnya
juga ada,
cuma kita
tidak melaksanakannya pada seluruh penduduk, hanya di
lokasi daerah yang dah kena.. kita dulu pernah melaksanakan pengobatan di Desa Sungai Alam.. tapi
tidak menyeluruh.. tapi kan mobilitas kan tinggi, mobilitas penduduk, jadi bisa aja kena kan, jadi untuk
Provinsi Riau memang harus tuntas habis.. ”
4. Pengelola Program
Filariasis di Dinas Kesehatan Kab.
Bengkalis “Sesuai dengan hasil kesepakatan global eliminasi
filariasis di dunia maka direkomendasikan daerah kabupatenkota yang endemis filariasis diwajibkan
untuk melaksanakan pengobatan massal filariasis yang bertujuan untuk memutuskan mata rantai penularan
filariasis. Kalau menurut hasil data SDJ atau Survei Darah Jari di Kabupaten Bengkalis pada tahun 2004,
Kabupaten Bengkalis, ehm, ee memiliki angka SDJ nya yaitu Mf Rate, satuan ukuran ukurannya Mf Rate
atau Mikrofilaria Rate itu sebesar 3,6. Kita tahu untuk pengobatan massal filariasis angka yang di atas
dari 1 itu diwajibkan untuk pengobatan massal filariasis. Kalau kasus klinis untuk 2013 sampai
sekarang itu ada 4 kasus, itu kasus baru ditemukan, memang kebanyakan pihak keluarga enggan untuk
memeriksakan dirinya ke pelayanan kesehatan. Ada 4 kasus,
lokasinya satu
di Kecamatan
Bengkalis, Kecamatan Bantan satu, Kecamatan Rupat satu,
kemudian di Pinggir satu. Itu sudah kronis kasusnya. Dengan Dumai endemis, Meranti, yang bertetangga
dengan Bengkalis. Kalau ditemukan Mf Rate di bawah 1, itu dilakukan pengobatan selektif. Untuk Kota
Dumai sudah disertifikasi, mereka sudah dibantu beberapa
tahun yang
lalu, itu
mereka sudah
melaksanakan POMP filariasis dengan dana APBD II. Kalau Meranti, kita sama-sama, serentak kita lakukan
POMP filariasis ini.” 5.
Kepala Puskesmas Kec. Bengkalis
“Ada kasus filariasis dan kasusnya sudah diatas, Mikrofilaria Rate
nya diatas 1, jadi harus dilakukan pengobatan massal. Itulah yang melatarbelakangi.
Sesuai dengan surat edaran Menkes, kalo Microfilaria
Universitas Sumatera Utara
56
rate nya lebih dari 1 harus dilakukan program ini.
Kebetulan kita juga punya kasus. Dan kasusnya sudah kronis yang terjadi sudah lama.”
6. TPEkader Desa
Wonosari “Yang melatarbelakangi adanya program eliminasi
filariasis itu
adalah ada
ditemukannya, anu,
masyarakat yang telah mengidap filariasis atau kaki gajah, sehingga untuk mengantisipasi pada masyarakat
lain supaya terhindar, karena penyakit ini kan disebarkan oleh nyamuk ya, jadi untuk pencegahannya
itu diadakan pengobatan filariasis ini rencananya selama 5 tahap, tapi ini baru dilakukan 2 tahap.”
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa latar belakang pelaksanaan Program Eliminasi Filariasis melalui kegiatan POMP Filariasis adalah adanya
penemuan kasus filariasis kronis di tahun 2012 sehingga Kabupaten Bengkalis ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI sebagai daerah endemis filariasis dengan
angka Mf Rate 1 sehingga harus melaksanakan POMP Filariasis 5 tahun berturut- turut dalam upaya mencegah dan memutus rantai penularan filariasis.
4.3.2 Pernyataan