Menyiapkan Data Dasar dan Menghitung Kebutuhan Obat Serta Pertemuan Koordinasi KabupatenKota Advokasi Kabupaten Pertemuan Koordinasi Kecamatan

29

c. Obat Reaksi Pengobatan

Untuk mengatasi adanya reaksi pengobatan digunakan Parasetamol, CTM, Antasida doen, salep antibiotika, infus set, cairan infus ringer laktat, antibiotika oral, vitamin B6, kortikosteroid injeksi, adrenalin injeksi. Cara pemberian obat massal menggunakan obat DEC, Albendazole dan Paracetamol diberikan sekali setahun selama minimal 5 tahun. DEC diberikan 6 mgKgBB, Albendazole 400 mg untuk semua golongan umur dan Paracetamol 10 mgKgBB sekali pemberian. Sebaiknya obat diminum sesudah makan dan di depan petugas.

2.3.2 Perencanaan Pengobatan Massal di KabupatenKota

a. Menyiapkan Data Dasar dan Menghitung Kebutuhan Obat Serta

Logistik Lainnya Persiapan yang perlu dilakukan yaitu 1 Melaksanakan survei data dasar sebelum pengobatan massal di dua desa dengan jumlah kasus terbanyak. Survei ini dilaksanakan sesuai dengan metode survei darah jari; 2 Menyiapkan data jumlah penduduk di tiap desa menurut golongan umur; 3 Menghitung kebutuhan obat dan logistik lainnya.

b. Pertemuan Koordinasi KabupatenKota

Tujuan pertemuan koordinasi kabupatenkota yaitu mendapatkan kesepakatan dengan puskesmas untuk melaksanakan pengobatan massal. Peserta terdiri dari kepala dinas kesehatan kabupatenkota dan program terkait serta kepala puskesmas dan pengelola program filariasis puskesmas. Materi bahasan yaitu tinjauan ulang Universitas Sumatera Utara 30 program eliminasi filariasis dan rencana pengobatan massal filariasis, meliputi jumlah sasaran, jumlah TPE, kebutuhan obat dan bahan serta sarana, pendanaan pengobatan massal. Waktu pelaksanaan adalah dua bulan sebelum pengobatan massal.

c. Advokasi Kabupaten

Tujuannya adalah memperoleh dukungan pelaksanaan pengobatan massal serta menjelaskan reaksi pengobatan dan memperoleh dukungan politis dan dana pengobatan massal tahun berikutnya. Sasaran adalah Bupatiwalikota, Bappeda, DPRD, Dinas terkait, Camat, PKK, Ormas dan pengelola media massa. Waktu pelaksanaan dua bulan sebelum pengobatan massal di kabupatenkota. Metode yang digunakan yaitu 1 Pertemuan dengan bupatiwalikota dan camat untuk melaporkan rencana kegiatan pengobatan massal filariasis; 2 Rapat koordinasi kabupatenkota dan kecamatan dan pertemuan-pertemuan lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan advokasi dan sosialisasi tersebut; 3 Membuat surat instruksi bupatiwalikota tentang pelaksanaan pengobatan massal kepada camat dan dinas terkait dinas pendidikan, dinas informasi, badan pemberdayaan masyarakat, dan lain-lain.

d. Pertemuan Koordinasi Kecamatan

Peserta terdiri dari camat, lintas sektor terkait, kepala puskesmas, kepala desalurah, Toma, Toga, LSM dan Ormas. Bahan yang diperlukan yaitu kit media penyuluhan filariasis. Waktu pertemuan koordinasi dilaksanakan selama satu hari, 1-2 minggu sebelum pelatihan TPE Tenaga Pelaksana Eliminasi. Universitas Sumatera Utara 31

e. Sosialisasi