98
Bupati, DPRD, Bappeda, dinas terkait, camat dan pengelola media massa sehingga kegiatan tersebut mendapat dukungan dari pemerintah daerah dan berkomitmen untuk
melaksanakan POMP filariasis selama lima tahun berturut-turut.
5.3.2 Koordinasi
Menurut Djamin, koordinasi adalah suatu usaha kerjasama antara badan, instansi, unit dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu sedemikian rupa, sehingga
terdapat saling mengisi, saling membantu dan saling melengkapi Hasibuan, 2006. Dalam pelaksanaan Program Eliminasi Filariasis di Kabupaten Bengkalis
dibutuhkan koordinasi yang stategis baik koordinasi vertikal maupun horizontal. Koordinasi vertikal merupakan koordinasi yang dilakukan oleh atasan kepada aparat
yang berada di bawah tanggung jawabnya secara langsung, sedangkan koordinasi horizontal adalah koordinasi antara organisasiinstansi yang setingkat.
Berdasarkan hasil penelitian, Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis telah melaksanakan pertemuan koordinasi di tingkat kabupaten dan kecamatan yang
dihadiri oleh perwakilan dinas pendidikan, dinas tenaga kerja, BLH, media massa, perwakilan puskesmas di setiap kecamatan serta seluruh camat se Kabupaten
Bengkalis. Adapun yang dibahas didalam pertemuan koordinasi yaitu kesepakatan dalam pelaksanaan POMP filariasis, rencana kerja dan pengorganisasian.
Koordinasi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan implementasi dari sebuah program. Penelitian Haryani 2013 menyatakan bahwa
koordinasi memiliki kontribusi terhadap implementasi program KB sebesar 31,6 dan 68,4 sisanya dipengaruhi oleh faktor lainnya.
Universitas Sumatera Utara
99
Keberhasilan pelaksanaan Program Eliminasi Filariasis juga dipengaruhi oleh kerjasama lintas sektor. Penelitian Suswita 2009 menyatakan bahwa pelaksanaan
Program Eliminasi Filariasis di wilayah kerja Puskesmas Jembatan Mas Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi belum optimal, salah satunya disebabkan kurangnya
kerjasama lintas sektor. Oleh karena itu, koordinasi dan kerjasama lintas sektor dalam pelaksanaan Program Eliminasi Filariasis di Kabupaten Bengkalis harus lebih
ditingkatkan guna mencapai keberhasilan program.
5.3.3 Sosialisasi
Sosialisasi dalam perlaksanaan Program Eliminasi Filariasis bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang pengobatan
massal filariasis, sehingga semua penduduk melaksanakan pengobatan cakupan pengobatan massal tinggi dan menyikapi dengan benar apabila terjadi reaksi
pengobatan. Berdasarkan hasil penelitian, sosialisasi terkait pelaksanaan POMP filariasis
di Kabupaten Bengkalis masih belum maksimal karena masih ada masyarakat yang tidak mengetahui adanya kegiatan POMP filariasis yang sudah dilaksanakan
sebanyak dua tahap. Selain itu, informasi tentang penyakit filariasis, penyebab, serta reaksi ikutan pasca pengobatan kurang disosialisasikan secara lengkap sehingga
masih banyak masyarakat memiliki pemahaman yang rendah tentang penyakit filariasis. Minimnya sosialisasi yang diterima oleh masyarakat menyebabkan
masyarakat tidak memiliki pemahaman yang baik terhadap penyakit filariasis dan pengobatannya sehingga masyarakat enggan untuk minum obat.
Universitas Sumatera Utara
100
Kurangnya media sosialisasi juga merupakan penyebab sosialisasi yang dirasakan masyarakat kurang maksimal. Dalam rincian anggaran pelaksanaan POMP
filariasis, dana yang dikeluarkan untuk KIE Komunikasi, Informasi, dan Edukasi cenderung lebih kecil dibandingkan dengan kegiatan pertemuan dan kegiatan lain.
5.3.4 Persiapan Tenaga Pelaksana Eliminasi TPE