Pernyataan Pelaksanaan Program Eliminasi Filariasis

56 rate nya lebih dari 1 harus dilakukan program ini. Kebetulan kita juga punya kasus. Dan kasusnya sudah kronis yang terjadi sudah lama.” 6. TPEkader Desa Wonosari “Yang melatarbelakangi adanya program eliminasi filariasis itu adalah ada ditemukannya, anu, masyarakat yang telah mengidap filariasis atau kaki gajah, sehingga untuk mengantisipasi pada masyarakat lain supaya terhindar, karena penyakit ini kan disebarkan oleh nyamuk ya, jadi untuk pencegahannya itu diadakan pengobatan filariasis ini rencananya selama 5 tahap, tapi ini baru dilakukan 2 tahap.” Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa latar belakang pelaksanaan Program Eliminasi Filariasis melalui kegiatan POMP Filariasis adalah adanya penemuan kasus filariasis kronis di tahun 2012 sehingga Kabupaten Bengkalis ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI sebagai daerah endemis filariasis dengan angka Mf Rate 1 sehingga harus melaksanakan POMP Filariasis 5 tahun berturut- turut dalam upaya mencegah dan memutus rantai penularan filariasis.

4.3.2 Pernyataan

Informan tentang Kebijakan Pelaksanaan Program Eliminasi Filariasis Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari lima orang informan yang diwawancarai, empat orang informan menyatakan bahwa pelaksanaan Program Eliminasi Filariasis dilaksanakan berdasarkan kebijakan Bupati Bengkalis dalam bentuk surat instruksi. Dua orang informan lainnya memberikan jawaban bahwa Program Eliminasi Filariasis melalui kegiatan POMP Filariasis dilaksanakan berdasarkan surat dari Kementerian Kesehatan RI. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut : Universitas Sumatera Utara 57 Tabel 4.8 Matriks Pernyataan Informan tentang Kebijakan Pelaksanaan Program Eliminasi Filariasis di Kabupaten Bengkalis No. Informan Pernyataan 1. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Bengkalis “Kalau mengenai kebijakan daerah, ada surat bupati, tapi saya lupa nomor berapa, nanti saya kasikan..” 2. Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit “Aturannya ada, kita melaksanakan ini sesuai dengan aturan. Peraturan dan pedoman yang dari Kemenkes terkait program eliminasi filariasis ini..” 3. Pengelola Program Filariasis Dinas Kesehatan Kab. Bengkalis “Dengan rujukan surat dari Kemenkes, yang menyatakan bahwa desa atau kecamatan ataupun kabupaten yang memiliki tetangga yang endemis filariasis diwajibkan untuk melaksanakan pemberian obat massal pencegahan filariasis, makanya pada tahun 2013 dimulailah pengobatan, eh bukan pengobatan ya, pemberian obat massal pencegahan filariasis, kalau pengobatan kan yang sudah terjadi. pemberian obat massal filariasis dimulai tahun 2013 yang lalu yaitu Bulan Februari, kemudian tahap kedua itu dilaksanakan pada Bulan November 2013. Artinya sudah 2 tahap di Kabupaten Bengkalis, ada 3 tahap lagi yang dilaksanakan di Kabupaten Bengkalis. Sesuai dengan surat keputusan dari Menteri Kesehatan atau Subdit Filariasis. Ada surat perintah juga dari Bupati Bengkalis karena USAID tadi, Badan Kesehatan Dunia kerjasama dengan USAID kemudian bekerja sama lagi dengan pihak PMI, PMI Riau sudah menandatangani kerjasama pemberian obat massal filariasis ini. Kalau tahun 2004, Implementasi Unit itu setiap satu desa di satu kecamatan ditemukan kasus filariasis kronis, satu kecamatan itu yang diobati, tapi berubah lagi kebijakan, kalau satu desa di satu kecamatan ditemukan kasus kronis, itu satu kabupaten itu dianggap endemis. Dulu sebelum pengobatan massal yang didanai USAID ini, kita sudah pernah mengadakan pengobatan massal, untuk Kecamatan Bengkalis yang dibantu oleh dana provinsi itu ada 4 desa, Desa Air Putih, Desa Sungai Alam, Desa Penampi, dan Desa Temeran. Kemudian ditambah lagi dengan dana APBD 2007 itu di 12 desa, ditambah dengan Meranti yang waktu itu masih belum mekar Universitas Sumatera Utara 58 dari kabupaten Bengkalis. Namun itu tidak diakui oleh Kemenkes. Kita sudah mengajukan kalau desa-desa yang sudah pernah kita berikan pengobatan massal itu tidak usah lagi diobati, yang belum saja, tapi Kemenkes tidak mau, jadi harus diulang lagi pemberian obatnya selama 5 tahun di seluruh wilayah di Kabupaten Bengkalis.” 4. Kepala Puskesmas Kec. Bengkalis “Eee, ada surat bupati berupa tim pengobatan filariasis.” 5. KaderTPE Desa Wonosari “Peraturannya ya dari pemerintah setempatlah, dari pemda setempat yang kemudian diberi ee apa, sosialisasi kepada kader-kader untuk me.. istilahnya memberi.. untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang ada disekitarnya supaya masyarakat itu sadar akan bahaya dari penyakit filariasis ini.” Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa kebijakan pelaksanaan Program Eliminasi Filariasis melalui POMP Filariasis berdasarkan instruksi dari Kementerian Kesehatan RI dan Bupati Bengkalis.

4.3.3 Pernyataan Informan tentang Tujuan Pelaksanaan Program Eliminasi