Pernyataan Informan tentang Distribusi Logistik dalam Pelaksanaan

71 latih, bagaimana pemberian obat, cara minumnya seperti apa. Setelah itu kami berikan obat dan bahan-bahan perlengkapan seperti formulir, kartu pengobatan, poster..” 4. Kepala Puskesmas Kec. Bantan “Pelatihan kader untuk filariasis ada dilaksanakan sebelum hari H, di puskesmas kita adakan, kita undang kader-kadernya kesini, lalu kita berikan pengarahan bagaimana nanti memberikan obatnya itu.. ” 5. TPEKader Desa Wonosari “Pelatihan ada kami dapatkan dari dokter di rumah sakit, waktu itu dilaksanakan pas pertemuan di kantor kecamatan, disitulah dijelaskan tentang penyakit filariasis itu, bagaimana cara pemberian obat, mengenai efek samping obat..” 6. TPEKader Desa Pedekik “Ada pelatihannya, disitu kita diajari, pas orang tu datang mau ambil obat, kita tanya punya keluhan, punya penyakit, anu kalau katanya tidak, boleh ambil, terus kita kan pakai porsi, yang di undang untuk ikut pelatihan dari desa kami cuma 3 orang.. jadi yang kerja pun 3 orang..” Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa TPE merupakan kader posyandu. Pelatihan kader dilaksanakan oleh puskesmas berupa penjelasan dan materi mengenai filariasis, tata cara pemberian obat dan pengisian form, serta penjelasan tentang kejadian ikutan pasca pengobatan.

4.3.9 Pernyataan Informan tentang Distribusi Logistik dalam Pelaksanaan

POMP Filariasis Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tujuh orang informan yang diwawancarai, enam orang informan menyatakan tidak ada masalah terkait pendistribusian bahan, peralatan, dan obat-obatan dalam pelaksanaan POMP Filariasis di Kabupaten Bengkalis. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut : Universitas Sumatera Utara 72 Tabel 4.15 Matriks Pernyataan Informan tentang Distribusi Logistik dalam Pelaksanaan POMP Filariasis di Kabupaten Bengkalis No. Informan Pernyataan 1. Pengelola Program Filariasis Dinas Kesehatan Kabupaten “Kalau mengenai distribusi obat tidak ada masalah, semua obat dan peralatan yang dibutuhkan sudah kita distribusikan ke tiap desa, tiap puskesmas, pokoknya beberapa minggu sebelum pengobatan semua sudah tersedia. Kebutuhan obat dan yang lainnya kan sudah ada diperencanaan kita, berapa yang dibutuhkan, sudah ada datanya berapa jumlah sasaran, berapa obat yang harus disediakan..” 2. Pengelola Program Filariasis Puskesmas Kec. Bengkalis “Rasanya stok obat cukup, malah kadang berlebih, jadi tidak ada masalah untuk kecukupan obat dan formulirnya” 3. Pengelola Program Filariasis Puskesmas Kec. Bantan “Obat sama formulirnya itu didistribusikan ke puskesmas dari dinas kesehatan, obat sudah diterima puskesmas beberapa minggu sebelum pengobatan massal, dan kemudian disalurkan ke desa-desa, dan untuk kecukupannya cukuplah, tidak kekurangan..” 4. Kepala Desa Wonosari “Obat cukup, tidak ada indikasi kekurangan obat, kalau pun di desa ada kurang kita bisa minta langsung ke puskesmas.. Tidak ada kendala kalau di pendistribusian obatnya..” 5. TPEKader Desa Wonosari “Alhamdulillah untuk masalah obat tidak ada masalah lah ya, obat tersedia, malah kadang berlebih..” 6. TPEKader Desa Pedekik “Obat cukup, formulir sama kartu pengobatan juga cukup, malah ada tu sisanya,.” 7. Penduduk Desa Kelapapati “Waktu pemberian obat di Bulan Februari, saya terlambat datang ke pos, orang tu dah tutup, kan saya awalnya tak tahu ada pengobatan massal ini, jadi saya minta ke kantor kepala desa obatnya itu, itulah dapatnya di kantor kepala desa, kalau yang di Bulan November tak ada pulak info kalau ada lagi dikasi obat.. saya pun tak tahu juga, jadinya tak adalah dapat obatnya lagi..” Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa bahan, peralatan dan obat didistribusikan oleh Dinas Kesehatan ke puskesmas dan kemudian disalurkan oleh Universitas Sumatera Utara 73 puskesmas ke desa-desa. Adapun dalam hal ketersediaan obat dan peralatan yang dibutuhkan mencukupi dan tidak ada kendala yang ditemukan. Namun pada POMP Filariasis tahap kedua, seorang informan menyatakan tidak mendapatkan obat pencegahan kaki gajah.

4.3.10 Pernyataan Informan