105
5.3.9 Pemberian Obat Kepada Penduduk yang Tidak Hadir
Pemberian obat kepada penduduk yang tidak hadir dimaksudkan agar dapat meningkatkan cakupan POMP filariasis sehingga tujuan dan keberhasilan program
dapat dicapai. Pemberian obat kepada penduduk yang tidak hadir dilaksanakan oleh TPEkader, puskesmas maupun dinas kesehatan dengan cara menginformasikan
kembali kepada penduduk yang tidak hadir untuk dapat mengambil obat ke tempat pelayanan kesehatan, ke kantor kepala desa, atau ke dinas kesehatan. Selain itu,
TPEkader diharapkan melaksanakan sweeping atau mendatangi penduduk ke rumah- rumah untuk memberikan obat kepada penduduk yang tidak hadir saat pemberian
obat massal. Berdasarkan hasil penelitian, pemberian obat kepada penduduk yang tidak
hadir belum dilaksanakan secara menyeluruh dan merata. Informasi kembali terkait pengambilan obat bagi penduduk yang tidak hadir tidak dilaksanakan dengan baik
sehingga masyarakat yang tidak hadir tidak mengetahui bahwa obat masih bisa diambil di tempat pelayanan kesehatan. Beberapa desa melakukan sweeping atau
mendatangi ke rumah-rumah penduduk yang tidak hadir saat pelaksanaan POMP filariasis, namun masih ada desa lainnya masih belum melaksanakan sweeping ke
rumah-rumah penduduk. Dalam hal pemberian obat kepada penduduk yang tidak hadir, dibutuhkan
peran aktif dan kerjasama oleh TPEkader, kepala desa, dan puskesmas dalam menyampaikan kembali informasi terkait pengambilan obat bagi penduduk tidak
hadir saat pelaksanaan pemberian obat massal.
Universitas Sumatera Utara
106
5.3.10 Pencatatan dan Pelaporan
Dalam pelaksanaan POMP filariasis di Kabupaten Bengkalis, pencatatan dilakukan oleh kader dan kemudian dilaporkan ke puskesmas. Puskesmas kemudian
melaporkan hasil POMP filariasis ke dinas kesehatan kabupaten untuk dilaporkan ke dinas kesehatan provinsi dan Kementerian Kesehatan RI. Berdasarkan hasil
penelitian, permasalahan yang ada dalam tahap pencatatan dan pelaporan adalah kemungkinan adanya kesalahan input data atau pencatatan data sehingga berdampak
pada cakupan pengobatan serta keterlambatan puskesmas untuk melaporkan hasil pelaksanaan POMP filariasis sehingga data monitoring reaksi pengobatan tahap
pertama tidak diterima oleh dinas kesehatan. Untuk mengantisipasi terjadinya keterlambatan dalam pelaporan, diperlukan
koordinasi yang baik tentang waktu pengumpulan laporan. Dalam pelatihan TPEkader sebaiknya diberikan materi yang jelas tentang pencatatan dan pelaporan
agar kesalahan dalam pencatatan dapat diminimalisir. Pencatatan dan pelaporan yang baik akan memberikan data dan informasi yang tepat dan akurat sehingga dapat
menggambarkan pelaksanaan program dan dapat dijadikan bahan masukan untuk perencanaan kegiatan berikutnya.
5.4 Hambatan