Perubahan Kebudayaan. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT JAWA

Blumer Paloma, 1994 dalam teori interaksi simbolik, menjelaskan manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu itu bagi mereka. Makna tersebut berasal dari interaksi sosial seseorang dengan orang lain. Makna-makna disempurnakan disaat proses interaksi sosial berlangsung. Uraian di atas dapat ditemukan di dalam pertunjukan Jaran Kepang, seperti kuda-kudaan, bunga, kemenyan, dan minuman yang mempunyai makna, serta efek dari pertunjukan diharapkan dapat terjauhi dari gangguan makhluk-makhluk halus.

3.12. Perubahan Kebudayaan.

Setiap kehidupan masyarakat manusia senantiasa mengalami suatu perubahan. Perubahan merupakan fenomena sosial yang wajar, karena setiap manusia mempunyai kepentingan yang tak terbatas. Perubahan-perubahan akan nampak setelah tatanan sosial dan kehidupan masyarakat yang lama dapat dibandingkan dengan tatanan kehidupan masyarakat yang baru. Perubahan-perubahan yang terjadi bisa merupakan kemajuan atau mungkin justru kemunduran Abdul Syani, 1994:162. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang begitu pesat, berpengaruh terhadap pandangan hidup orang Jawa dalam melanjutkan tradisi nenek moyangnya. Penghayatan akan makna simbolis tradisional dan religius sudah berubah, yang dahulunya dilaksanakan atas dasar batiniah, sekarang lebih rasional dan daya simboliknya sudah berubah makna, melainkan hanya merupakan simbol identitas Budiono, 1984:127. Perubahan yang terjadi di dalam kebudayaan selalu berkaitan dengan perubahan sosial masyarakat. Wilbert Moore Lauer, 1989:4 mendefinisikan perubahan sosial Universitas Sumatera Utara sebagai perubahan dalam hal sosial. Sosial yang dimaksud adalah pola-pola prilaku dan interaksi sosial yang mencakup mengenai norma, nilai dan fenomena kultural. Pada saat ini di tengah masyarakat pendukung jaran Kepang mengalami perubahan. Menurut Umar Yayar 1985 kesenian adalah salah satu unsur yang menyangga kebudayaan. la berkembang menurut kondisi dari kebudayaan itu, dengan demikian kesenian harus mengerti pada situasi masyarakat yang akan menikmati. Pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan Jaran Kepang yang dikembangkan pendukungnya. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Koentjaraningrat 1980:31 mengungkapkan, manusia selalu bergerak menuju kearah kemajuan, sehingga manusia di dunia ini telah berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang makin tinggi serta kompleks. Selanjutnya, Usman Pelly 1994: 1.62 menjelaskan kebudayaan itu dinamis, bagaimana pun juga kebudayaan itu akan berubah, hanya kecepatannya yang berbeda-beda. Unsur-unsur budaya dalam suatu kelompok masyarakat ada yang mudah berubah dan ada pula yang sulit berubah. Demikian pula dengan individunya ada yang cepat dan ada yang lambat dalam proses menerima perubahan, bahkan ada individu yang cenderung menolak perubahan. Sikap menerima dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: faktor kebutuhan, keuntungan langsung yang dapat dinikmati, seni pada suatu hal yang baru, sifat inovatif yang selalu ingin berkreasi. Adapun sikap menolak disebabkan oleh anggapan bahwa hal-hal yang baru itu merugikan, atau bertentangan dengan tata nilai yang sudah dianut sebelumnya. Di samping itu ada pula yang menolak tanpa alasan L. Dyson, 1997:39. Perubahan dapat terjadi ketika proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi terjadi pada diri individu. Intemalisasi adalah suatu proses dari berbagai pengetahuan Universitas Sumatera Utara yang berada di luar diri individu masuk menjadi bagian dari diri individu; sosialisasi adalah proses penyesuaian diri seorang individu ke dalam kehidupan kelompok di mana individu tersebut berada, schingga kehadirannya dapat diterima oleh anggota kelompok yang lain; sedangkan enkulturasi adalah proses ketika individu memilih nilai-nilai yang dianggap baik dan pantas untuk hidup bermasyarakat, sehingga dapat dipakai sebagai pedoman bertindak. Ketiga proses ini intemalisasi, sosialisasi dan enkulturasi bervariasi dari individu yang satu ke individu yang lain, meskipun mereka hidup dalam masyarakat dan kebudayaan yang sama Lauer, 1989:6. Perubahan-perubahan terjadi bukan semata-mata disebabkan karena lingkaran pemilikan suatu seni tradisi menjadi lebih luas, tetapi bisa pula karena manusia-- manusia pendukung kebudayaan daerah itu sendiri telah berubah, karena perubahan cara hidup, dan pergantian generasi Edi Sedyawati, 1987. Selanjutnya, Umar Kayam 1981:48 menjelaskan sudah waktunya kreatifitas kesenian dipahami dalam konteks perkembangan masyarakat, agar strategi pengembangan kesenian mengacu kepada perkembangan masyarakat. Sementara itu ada pendapat Sri Hastanto, 2002:7 bahwa kesenian daerah tidak perlu dikelola khusus, sebab kesenian daerah itu telah menjadi milik msyarakat dan kehidupannya diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat. Ada yang berpendapat sebaliknya, perlu dikelola secara terencana. Maka konsep pengelolaan kesenian harus ditangani dengan cermat. Untuk itu kita harus faham benar dasar sebuah bentuk kesenian daerah dan tahu betul peruntukannya. Juga harus tahu betul akan dibawa kemana kesenian tersebut, agar kehidupannnya lebih baik dan mempunyai daya guna bagi masyarakat pendukungnya. Sehubungan dengan hal di atas, Edi Sedyawati 1981:61 menjelaskan kesenian berkaitan dengan pembangunan masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Pembangunan masyarakat yang dijalankan untuk menyamaratakan kemakmuran selalu dilandasi oleh Universitas Sumatera Utara norma efisien yang seragam. Suasana kehidupan yang lamban dan didasari oleh kepercayaan akan kekuatan magis gaib berangsur diubah menuju tata hidup yang dilandaskan pada perhitungan rasional. Hal ini berakibat juga pada kesenian, sehingga kesenian di dalam pengembangannya selalu diarahkan ke rasional. Sehubungan dengan beberapa pendapat di atas, perubahan pada pertunjukan Jaran kepang dapat dikaitkan dengan kemajuan informasi dan teknologi, pergantian generasi penerus, serta berkaitan dengan kondisi dimana. kebudayaan berada. Selanjutnya perubahannya selalu bergerak menuju kearah kemajuan, rasional dan sesuai kepentingan manusia.

3.13. Awal Terbentuknya Kelompok Jaran Kepang Brawijaya