Unsur Seni dalam Pertunjukan Jaran Kepang.

Selanjutnya, Singer dalam Sal Murgianto, 1995:165 menjelaskan setiap pertunjukan. selalu memiliki: 1 waktu pertunjukan yang terbatas, 2 awal dan akhir, 3 acara kegiatan yang terorganisir, 4 sekelompok pernain, 5 sekelompok penonton, 6 ternpat pertunjukan, 7 kesempatan untuk mempertunjukkannya. Sehubungan dengan uraian di atas, Jaran Kepang dapat dikategorikan sebagai pertunjukan karena memiliki kriteria yang disebutkan di atas. Dalam pertunjukan, seseorang dapat menjadi atau memerankan orang lain, seperti: dewa-dewa, binatang, raksasa, tumbuhan, makhluk hidup yang lain, mengusir roh halus yang tidak dikehendaki dari tubuh manusia dan menyembuhkan orang sakit. Kata pertunjukan biasa. ditambah seni didepannya dan memiliki arti tontonan yang benilai seni, seperti drama, tari, musik, yang disajikan sebagai pertunjukan di depan penonton. Dalam hal ini, kata pertunjukan digunakan sebagai padanan kata performance yang di Amerika Serikat, selama dasawarsa terakhir dikaji dan diperluas batas artinya. Untuk memberikan persepsi pertunjukan yang integratif, tari dan musik tidak dipandang sebagai pertunjukan yang berdiri sendiri, tetapi sebagai bagian vital dari teater, ritual, dan kehidupan sosial Salmurgianto, 1997: 25. Berdasarkan uraian tersebut di atas Jaran Kepang dapat diartikan sebagai pertunjukan karena ditampilkan dihadapan penonton dan mempunyai tahapan dan waktu tertentu serta mengandung unsur seni.

3.7. Unsur Seni dalam Pertunjukan Jaran Kepang.

Seni yang terdapat di dalam pertunjukan Jaran Kepang terdiri dari pertunjukan musik dan tari serta mempunyai makna bagi pendukungnya. Menurut Ariyono 1985:368 seni adalah keahlian dan keterampilan manusia untuk mengekspresikan dan Universitas Sumatera Utara menciptakan hal-hal yang indah serta bernilai bagi kehidupan baik untuk diri sendiri maupun untuk masyarakat umurn. M.Yunus 1997:5 menjelaskan unsur-unsur seni di antaranya, adalah indah, halus, kreatif, melankolis, harmoni, kebenaran, kompetitif, riang, disiplin, dinamis, taqwa, tertib, dan waspada. Seni diartikan sebagai: 1 keindahan, 2 keahlian membuat karya bermutu, dapat dilihat dari segi kehalusan dan keindahannya, 3 kebolehan dan keterampilan yang diperlukan di suatu usaha pementasan Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988:816. Keindahan dan keterampilan tentang seni, batasan antara yang seni yang satu dengan lainnya berbeda-beda. Batasan berdasarkan filsafati yang sering muncul di masyarakat, sehingga berakibat batasan seni dapat berbeda-beda karena dasar pemikiran filosofinya yang berbeda. Orang tinggal memilih batasan berdasarkan filsafati yang dipahaminya Dannawati, 2004. Menurut The Liang Gie dalam Sujarwa, 1999:53 bahwa nilai keindahan tersebut memiliki kecenderungan untuk mengisyaratkan suatu pesan makna. Yang berkaitan dengan filsafat hidup, budaya, psikologi, dan lain-lain. Berkenaan dengan hal tersebut Tolstoy ibid, 1999:54 mengatakan keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat. Sedangkan, menurut Hume ibid. keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa senang. Sejalan dengan ini Hemsterhuis menyatakan bahwa yang indah dalam waktu yang sesingkat singkatnya memberikan pengalaman yang menyenangkan. Seni yang terdapat dalam Jaran Kepang terdapat dalam seni tari dan musik yang di dalam pertunjukan juga mempunyai fungsi. Beberapa pakar tari yang mengulas tentang fungsi tari dalam kehidupan manusia, antara lain Getrude Kurath, Curt Sachs, Anthony Shay, dan Soedarsono. Sach Hannoko, 1999:6 menjelaskan secara garis Universitas Sumatera Utara besar tari memiliki dua fungsi, yaitu tujuan-tujuan magis, dan sebagai tontonan. Kurath Ibid. 1999:35 dengan lebih rinci mengatakan ada 14 fungsi tari dalam kehidupan manusia, yaitu: 1 untuk inisiasi kedewasaan, 2 percintam, 3 persahabatan, 4 perkawinan, 5 pekedaan, 6 pertafflan, 7 perbintangan, 8 perbunian, 9 menirukan binatang, 10 menirukan perang, 11 penyembuhan, 12 kematian, 13 kerasukan, dan 14 lawakan. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui seni tari tidak saja digunakan untuk nilai-nilai estetis yang berkaitan dengan hiburan, tetapi juga dapat digunakan untuk penyembuhan, kerasukan, dan menirukan binatang. Beberapa fungsi-fungsi tersebut terdapat di dalam Jaran Kepang. Shay dalam Harmoko, 1999:36 mengkategorikan tari menjadi enam yaitu: 1 tari sebagai refleksi dari organisasi sosial; 2 tari sebagai sarana ekspresi untuk ritual sekuler dan keagarnaan; 3 tari sebagai aktifitas rekreasi hiburan; 4. tari sebagai ungkapan serta pengendoran psikologis; 5 tari sebagai refieksi ungkapan estetis; dan 6 tari sebagai refleksi dari kegiatan ekonomi. Musik yang -digunakan di dalam pertunjukan Jaran Kepang selain untuk mengiringi tarian dapat juga mempunyai fungsi lainnya. Merriam 1964:217-218 membagi penggunaan musik ke dalam lima kategori, yaitti: 1 hubungan musik dengan kebudayaan material, 2 hubungan musik dengan kelembagaan sosial, 3 hubungan musik dengan manusia dan alam, 4 hubungan musik dengan nilai-nilai estetika, dan 5 hubungan musik dengan bahasa. Sedangkan fungsi musik dibagi ke dalam sepuluh kategori, yaitu: 1 fungsi pengungkapan emosional, 2 fungsi pengungkapan estetis, 3 fungsi hiburan, 4 fungsi komunikasi, 5 fungsi perlambangan, 6 fungsi reaksi jasmani, 7 fungsi yang berkaitan dengan norma sosial, 8 fungsi pengesahan lembaga sosial dan upacara keagamaan, 9 fungsi kesinambungan kebudayaan, dan 10 fungsi pengintegrasian masyarakat. Universitas Sumatera Utara Musik Jaran Kepang berfungsi sebagai pengungkapan estetis, hiburan, komunikasi, reaksi jasmani, dan pengintegrasian masyarakat. Lebih lanjut Soedarsono 1985:18 berpendapat bahwa fungsi seni kesenian dalam kehidupan manusia dikelompokkan menjadi tiga yaitu: 1 sarana upacara, 2 hiburan, dan 3 tontonan. Sedangkan Keesing 1988:53 menjelaskan fungsi seni, yaitu: 1 sarana kesenangan, 2 sarana hiburan, 3 sarana pemyataan diri, 4 sarana integrasi, 5 sarana penyembuhan, 6 sarana pendidikan, 7 sarana pemulihan ketertiban, dan 8 sarana simbolik yang mengandung kekuatan magis.

3.8. Unsur Religi dalam Pertunjukan Jaran Kepang.