BAB V
ANALISIS STRUKTUR MUSIK
Struktur musik yang dikaji dalam Bab V ini mencakup struktur instrumen atau alat musik yang digunakan. Kemudian beranjak, bagaimana struktur melodi lagu yang
menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu lagu Jatilan. Kedua lagu ini akan dikaji melodinya melalui delapan unsur seperti yang ditawarkan oleh Wiliam P. Malm melalui
teori weighted scale. Adapun kedelapan unsur melodi yang akan dianalisis adalah meliputi:
a tangga nada b nada pusat atau nada dasar;
c wilayah nada, d jumlah nada-nada,
e interval yang digunakan; f pola-pola kadensa;
g formula melodi ,dan h kontur.
5.1 Alat-alat Musik yang digunakan
Struktur alat musik yang digunakan dalam grup Jaran Kepang semuanya adalah alat-alat musik yang berasal dari kebudayaan Jawa. Walaupun demikian alat-alat msik
yang digunakan dalam Jaran Kepang tidak didatangkan dari daerah Jawa melainkan dibuat di sini. Perlu diketahui dari penelitian penulis yang didukung hasil wawancara
Universitas Sumatera Utara
terhadap ke dua belas grup Jaran Kepang yang ada di kota Binjai mengatakan alat-alat musik yang mereka miliki buatan Pak Ponimin, dia adalah seorang dalang yang garis
keturunannya dari India Tamil, jadi bukan seorang keturunan Jawa asli. Selain membuat alat musik untuk kesenian Jaran Kepang atau alat musik untuk kesenian tradisional Jawa
lainnya dia juga sering dipanggil oleh kelompok Jaran Kepang untuk bermain musik ataupun untuk me-laras alat musik yang sudah rusak ataupun false. Berikut ini
dideskripsikan alat-alat musik yang digunakan dalam pertunjukan Jaran Kepang Brawijaya :
Saron.. Merupakan alat musik yang berbilah besi yang. Saron merupakan alat
musik dengan klasifikasi metallofone. Jumlah bilahan yang dimiliki oleh saron berjumlah sembilan buah. Saron berfungsi sebagai pembawa melodi utama. Saron ini dimainkan
oleh satu orang pemain. Dalam permainannya dimainkan dengan posisi duduk dan pemain menggunakan alat bantu yang terbuat dari kayu berbentuk martil. Jumlah martil
tadi bisa satu atau dua tergantung dari lagu yang sedang dimainkan. Misalnya saja jika memainkan lagu Reog Ponoragan, maka pemain saron akan menggunakan duabual alat
pemukul yang dipegang oleh kedua tangannya. Saron menggunakan kotak resonator yang berada di bawahnya untuk pengeras
suara. Kotak resonator tersebut terbuat dari kayu dan biasanya grup yang mempunyai keuangan yang cukup bisa membeli sistem pengeras suara yang sederhana tergantung
dari uang yang mereka miliki , meletakkan mik di dalam kotak resonator tersebut agar suara yang dihasilkan oleh saron menjadi lebih besar lagi.
Demung. Demung merupakan alat musik berbilah besi yang jumlah bilahannya
sebanyak tujuh buah dengan klasifikasi metallofon. Demung ini dimainkan oleh satu orang pemain. Dalam permainannya dimainkan dengan posisi duduk.
Universitas Sumatera Utara
Demung menggunakan kotak resonator yang berada di bawahnya untuk pengeras suara. Kotak resonator tersebut terbuat dari kayu. Penampilannya mirip dengan Saron
tapi perbedaannya dengan Saron adalah Demung memiliki tujuh bilahan besi yang ukuran bilahannya lebih besar dari Saron. Fungsinya sebagai pengiring melodi utama
atau saron. Menurut Pak Ponimin nada yang dihasilkan demung adalah satu oktaf dari nada saron.
Gong. Gong adalah sebuah alat musik pukul yang dimainkan dengan dipukul
memakai alat pemukul termasuk kepada klasifikasi idiofon. Jumlah gong yang digunakan dalam Jaran kepang bervariasi mulai dari dua buah sampai enam buah. Menurut
wawancara saya dengan Pak Ponimin , Pak Trisno, Pak Slamet, mengatakan jumlah gong yang dipergunakan menentukan jumlah lagu yang dimainkan jika jumlahnya dua buah
lagu yang dimainkan hanya Jatilan, Reog , sedangkan jika jumlah gong sampai enam buah maka lagu yang dimainkan bisa memainkan Jatilan, Reog, Iling-Iling, Ijo-Ijo,
Sampak baik sampak Songo dan Sampak Nem. Gong ini dimainkan dengan satu orang dalam posisi duduk.
Slenthem. Slenthem adalah alat musik berbilah besi yang terdiri dari sepuluh buah
yang disusun dalam dua buah baris bilahan yang dalam satu baris terdiri dari lima buah bilahan besi. Selenthem dimainkan dengan alat pemukul yang dipegang dengan kedua
tangan pemainnya, yang termasuk ke dalam klasifikasi metallofon.
Kendang. Kendang adalah alat musik perkusi membranofon yang terdiri dari
kulit yang direntangkan dan dipikul oleh tangan atau kayu. Selain digunakan dalam kesenian Jaran Kepang, kendang juga digunakan dalam kesenian tradisional Jawa yang
lainnya seperti wayang , ludruk dan lainya.
Bonang Peking. Bonang atau sering disebut dengan Peking merupakan alat
musik berbilah dengan klasifikasi xylofon . Jumlah bilahannya sembilan buah sama
Universitas Sumatera Utara
dengan jumlah bilahan yang dimiliki saron namun wilayah nadanyanya lebih tinggi jika dibandingkan dengan saron , karena inilah maka sering pak Ponimin dan Pak selamaet
menyebutnya dengan Peking. Alat musik ini dimainkan dengan satu orang dengan posisi duduk .
Keenam alat musik di atas sangat memberikan pengaruh terhadap struktur bangunan musik yang dihasilkan oleh grup Jaran Kepang Brawijaya. Kelima alat musik
di atas dapat diklasifikasikan menurut fungsi, yaitu pembawa melodi yang diwakili oleh Saron, demung, slenthem dan peking, pembawa ritme adalah kendang.
5.2 Lagu-lagu yang Digunakan