Sehubungan dengan uraian yang dikemukakan di atas, seni pertunjukan Jaran Kepang berfungsi untuk memanggil roh-roh gaib agar terhindar dari gangguan yang
terlihat pada saat kesurupan, mengungkapkan keindahan dan kegiatan yang terorganisir. Pada saat upacara itu berlangsung, kesenian selalu berperan. Pertunjukan Jaran Kepang
dipandang masyarakat Jawa dapat menjauhkan dari ganguan makhluk halus. Kehadiran makhluk halus terlihat pada kesurupan penari di saat pertunjukan.
3.9. Kesurupan Trance
Kesurupan merupakan salah satu bagian yang menarik di dalam pertunjukan Jaran Kepang, terjadi kesurupan dipercaya karena makhluk halus atau roh halus memasuki
tubuh penari. Hal itu menyebabkan hilangnya kesadaran penari. Geertz 1989 mengemukakan kepercayaan terhadap makhluk halus, bahwa
menurut konsep orang Jawa, peristiwa kesurupan disebabkan oleh karena roh-roh halus memasuki tubuh seseorang, sehingga orang yang dimasukinya kesadaran dirinya hilang
atau bisa menjadi sakit. Jenis-jenis kesurupan yang dikemukakannya, yaitu: kesurupan tanpa ada permainan musik dan upacara. Kesurupan yang dikemukakan Geertz adalah
kesurupan yang terjadi tanpa direncanakan dan tidak diinginkan diharapkan agar roh itu merasuki seseorang, dan tidak diketahui kapan saatnya. Tetapi akan diketahui apabila
seseorang itu telah menderita sakit atau terganggu dirinya. Kesurupan yang terjadi pada penari Jaran Kepang, disebabkan endang roh-roh
halus memasuki tubuh penari. Lebih lanjut, kejadian kesurupan dianggap karena bantuan pawang dan musik. Kesurupan pada para penari Jaran Kepang merupakan kesurupan
Universitas Sumatera Utara
yang diinginkan atau diharapkan dan sengaja diciptakan. Remi Sylado 1983:16 menjelaskan orang-orang yang membuat pertunjukan itu percaya, dengan jalan lupa diri
atau hilang kesadaran, mereka dapat bersatu dengan roh-roh nenek moyang dan dewa-dewa.
Berdasarkan uraian di atas dapat dibedakan kesurupan yang dikemukakan Geertz dan kesurupan yang terjadi dalam pertunjukan Jaran kepang, tetapi antara kedua
pendapat tersebut mempunyai konsep yang sama tentang terjadinya kesurupan disebabkan roh-roh halus memasuki tubuhnya.
Kesurupan menurut Rouget 1985, sifat-sifat kesurupan trance budayawi yang terlatih melalui proses budayawi, adalah sebagai berikut: 1 selalu berkaitan dengan
gerakan fisik, 2 selalu berkaitan dengan suasana, 3 terjadi di dalam keramaian, 4 ada krisis, 5 selalu ada yang merangsang pendengaran, 6 berkaitan dengan kehilangan
kesadaran, 7 kejadiannya timbul dari kondisi sadar. Sifat-sifat ini terdapat dalam pertunjukan Jaran Kepang.
Selanjutnya Kartomi 1973:166 menjelaskan, trance kesurupan yang bersifat pengalaman kelompok trance rakyat dibuat secara sengaja menurut keperluan
masyarakat. Fungsinya untuk membuat rasa aman, melepaskan ketegangan emosional, dan memenuhi keinginan bertemu dengan leluhur dan roh-roh lain. Di dalam kondisi
trance kesurupan, misalnya dapat memperlihatkan nafsu, masyarakat dapat memperlihatkannya secara terbuka. Perilaku di dalmn trance dapat berfungsi sebagai
katub pengaman psikologis dan dalam kondisi trance nafsu dianggap tidak perlu dikendalikan. Begitu juga dengan Jaran Kepang, walaupun ada Pawang yang
mengendalikan, tetapi orang yang kesurupan tidak dianggap harus bertanggung jawab untuk perlakuan tubuhnya.
Universitas Sumatera Utara
3.10. Selamatan.