Tangga Nada Nada Pusat atau Nada Dasar.

5.3.1 Tangga Nada

Setelah melakukan transkripsi terhadap lagu Jatilan, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis struktur melodinya. Pendekatan yang penulis lakukan untuk menentukan tangga nada dan nada dasar dilakukan dengan pendekatan weighted scale, seperti yang dikemukakan oleh Bruno Nettl 1964:7. Meskipun dapat saja pendekatan ini tidak sesuai dengan cara pandang pemain Jaran kepang, namun teori ini dapat mendeskripsikan secara umum keberadaan struktur melodi lagu-lagu Jaran Kepang, terutama bagi para pemula yang dilatarbelakangi pendidikan musik Barat—yang selanjutnya lebih dapat menelusuri konsep dan struktur sebenarnya musik Jaran Kepang ini—baik pandangan musikologis secara umum. Dari hasil transkripsi lagu sampel itu, maka struktur tangga nada yang digunakan oleh lagu tersebut adalah seperti berikut ini. Jika dilihat dari jumlah nada yang digunakan maka tangga nada yang digunakan dalam lagu tersebut adalah pentatonik yaitu : tangga nada yang mempunya lima buah anggota nada.

5.3.2 Nada Pusat atau Nada Dasar.

Universitas Sumatera Utara Dalam menentukan nada dasar, penulis mempergunakan kriteria-kriteria generalisasi yang ditawarkan oleh Bruno Nettl dalam bukunya yang berjudul Thaory and Method in Ethnomusicology 1984:164. Menurutnya ada tujuh kriteria yang ditawarkannya untuk menentukan nada dasar suatu lagu, yaitu sebagai berikut. 1 Patokan yang paling umum adalah melihat nada mana yang paling sering dipakai, dan mana yang paling jarang dipakai dalam sebuah komposisi musik; 2 Kadang-kadang nada yang harga ritmisnya besar dianggap sebagai nada dasar, walaupun jarang dipakai dalam keseluruhan komposisi musik tersebut. 3 Nada yang dipakai pada awal atau akhir komposisi maupun pada bahagian tengah komposisi musik dianggp mempunyai fungsi penting dalam menentukan tonalitas komposisi musik tersebut. 4 Nada yang berada pada posisi paling rendah atau posisi tengah dianggp penting. 5 Interval-interval yang terdapat di antara nada , kadang-kadang dapat dipakai sebagai patokan. Umpamanya kalau ada satu nada dalam tangga nada pada sebuah komposisi musik yangdigunakan bersama oktafnya. 6 Adanya tekanan ritmis pada sebuah nada juga dapat dipakai sebagai patokan tonalitas. 7 Harus diingat bahwa barangkali terdapat gaya-gaya musik yang mempunyai sistem tonalitas yang tidak dapat dideskripsikan dengan keenam patokan di atas. Untuk mendeskripsikan sistem tonalitas seperti itu, cara terbaik adalah berdasar kepada pengalaman akrab dengan gaya musik tersebut terjemahan Marc Perlman 1990. Dengan mempergunakan ketujuh kriteria di atas, maka nada dasar lagu Jatilan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut ini. Universitas Sumatera Utara Lagu Jatilan. 1 Nada yang paling sering dipakai adalah nada :C 2 Nada yang memiliki nilai ritmik paling besar dalam keseluruhan komposisi musik ini adalah nada : C 3 Nada awal lagu ini adalah nada C dan paling sering digunakan adalah nada :C 4 Nada yang memiliki posisi paling rendah adalah nada :a 5 Nada yang dipakai sebagai duplikasi oktaf 6 Tekanan ritmik pada umumnya terjadi pada nada 7 Menurut pengalaman musikal penulis dalam bidang musik, kemungkinan paling besar sebagai nada dasar lagu Jatilan adalah nada : c Tabel 5.2 Nada Dasar yang Dipergunakan pada Lagu Jathilan No Kriteria Nada 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. K1 K2 K31 K32 K33 K4 K5 c c c c a Universitas Sumatera Utara 8. 8. K6 K7 c Keterangan: K1 = nada yang paling sering dipakai K2 = nada yang memiliki nilai ritmis terbesar K31 = nada awal yang paling sering dipakai K32 = nada akhir yang paling sering dipakai K33 = nada tengah yang paling sering dipakai K4 = nada yang menduduki posisi paling rendah K5 = nada dengan penggunaan duplikasi oktaf K6 = nada yang mendapat tekanan ritmis K7 = nada dasar sebagai ciri khas musik Jaran Kepang

5.3.3 Wilayah Nada