Deskripsi pertunjukan. ANALISIS PERTUNJUKAN

4.7. Deskripsi pertunjukan.

Pertunjukan jaran kepang Brawijaya secara umum terbagi dua, yaitu yang pertama adalah pertunjukan tarian persembahan dan dilanjutkan dengan pertunjukan trance. Pertunjukan tarian persembahan mempunyai arti bahwa semua anggota kelompok jaran kepang tersebut telah meminta izin kepada penguasa di daerah tempat mereka melakukan pertunjukan sehingga mereka tidak mendapat gangguan karena telah meninta izin untuk melakukan pertunjukan jaran kepang sebagai hiburan untuk masyarakat sekitar terutama warga yang mengundang mereka dalam hajatannya. Sebelum tarian persembahan dimulai. Semua peralatan pertunjukan diletakkan pada posisinya yang sedemikian rupa, kemudian sang pawang meminta izin kepada penguasa daerah tersebut dengan cara membakar kemenyan serta membaca mantra-mantra tertentu. Menurut Pak Trisno dan bang Tongat , kedua pawang ini menyatakan bahwa banyak makna dalam membakar kemenyan tersebut tetapi yang paling utama adalah meminta izin kepada para penguasa dan menyampaikan niat mereka berada di daerah tersebut untuk melakukan pertunjukan menghibur warga sekitar. Setelah selesai membakar kemenyan tersebut maka dengan aba-aba tertentu maka para penari masuk ke dalam panggung pertunjukan. Tentu saja panggung pertunjukan jaran kepang secara umum hanya halaman yang luas saja, sekedar hanya bisa untuk melakukan tarian dengan bebas saja. Para penari masuk kemudian berlutut dengan dengkul kaki sebelah kanan sebagai penumpu. Dengan tetap diiringi lagu jatilan , pertunjukan tarian persembahan dimulai ketika para penari berlutut sambil menyembah. Setelah melakukan hal tersebut dilanjutkan dengan mengerakkan tangan dengan gerakan tertentu sambil memegang unung selendang yang terikat di pinggang mereka. Gerakan ini dilakukan dalam posisi empat penjuru atau dengan mudah kita sebut saja dengan arah depan belakang serta arah samping kanan dan kiri. Setiap gerakan mereka ini dibantu dengan aba-aba dari bunyi Universitas Sumatera Utara pecut jadi setiap pecut dibunyikan maka para penari akan mengganti posisi menari mereka. Gerakan seperti ini dimulai dari arah saling berhadapan dengan para pemain musik. Pecut dipegang oleh pemimpin penari yang disebut dengan pemayung. Pemayung ini biasanya menggunakan kuda berwarna putih dan posisinya selalu di depan. Setelah itu para penari mengambil jaran kepang kuda-kudaan yang dipegang dengan kiri sambil berdiri. Tetapi pada posisi ini kuda-kudaan belum diletakkan di selangkangan penari tetapi masih di samping kiri badan penari. Mereka dengan aba-aba dari pukulan pecut yang dipegang oleh pemayung tetap menari sambil mengerakkan selendang yang dipegang dengan tangan kanan sedang tangan kiri memegang kuda- kudaan. Setelah beberapa saat menari dengan posisi tersebut, dengan aba-aba dari pemayung, kuda-kudaan dengan perlahan dipindahkan ke selangkangan penari. Perlu diketahui setiap pecut berbunyi maka itu suatu pertanda suatu gerakan tarian berganti. Setalah kuda-kudaan tersebut ada di selangkangan penari , para penari melangkah mundur menjauhi pemain musik, setelah dirasa cukup jaraknya maka pecut dibunyikan. Pada posisi menari berdiri seperti ini setiap bunyi pecut penari mengangkat kaki kanan dan gerakan tarian berhenti selama beberapa saat. Jadi setelah bunyi pecut pertama pada posisi menari berdiri, para penari menggerakkan tangan kanannya dengan memegang selendang dengan gerakan tertentu. Setelah dirasa cukup dilanjutkan dengan gerakan berikutnya tentunya pergantian gerakan ini didahului dengan bunyi pecut. Gerakan berikutnya berupa gerakan memutar penari dimana pemayung memimpin gerakan memutar ini yang kemudian diikuti oleh penari lainnya , gerakan memutar ini artinya mengganti posisi yang paling depan menjadi kebelakang dan dilanjut berbalik posisi ke posisi semula tadi. Kemudian berlanjut dengan gerakan tarian berikutnya yaitu dengan dua baris penari berhadapan kemudian saling mendekati sampai menjadi posisi mereka saling bertolak belakang. Sedang pemayung menari dengan gerakan bebas tetapi semua Universitas Sumatera Utara penari tetap menggerakkan tangan kanannya sambil memegang selendang dan tangan kirinya memegang kuda-kudaan. Jadi posisi penari yang tadi di sebelah kanan menjadi di sebelah kiri dan begitu juga sebaliknya. Setelah pada posisinya maka pecut dibunyikan dan mereka menari di tempat dengan tangan kanan memegang selendang serta tangan kiri memegang kuda-kudaan. Kemudian pecut kembali dibunyikan dan penari yang di dua sisi saling mendekat artinya barisan di sebelah kiri saling merapat dengan teman di barisannya begitu juga dengan penari yang berada di sebelah kanan juga saling mendekat. Kemudian pecut dibunyikan dan kembali mereka menari di tempat dengan posisi yang seperti sebelumnya. Setelah itu pecut dibunyikan dan penari yang di sebelah kanan dan kiri yang saling merapat berpindah posisi tetapi tetap saling berdekatan yang sebelah kanan bergerak ke arah kirinya sedang yang di sebelah kiri bergerak ke arah kanannya. Setelah pada posisi yang tepat maka pecut kembali berbunyi tanda suatu gerakan tarian berganti. Kemudian dilanjutkan dengan gerakan tarian di tempat. Pecut kembali dibunyikan dan kedua baris penari mulai membuat jarak di antara mereka setelah dirasa cukup pecut dibunyikan dan kembali gerakan memutar dilakukan setelah selesai memutar pecut dibunyikan kembali. Kemudian semua penari saling berhadapan sambil menari di tempat. Kemudian barisan penari yang di sebelah kiri dan kanan membentuk barisan garis lurus kemudian pemayung menari sambil berjalan diantara selah-selah penari yang yang lain. Kembali pecut dibunyikan dan mereka menari di tempat dengan posisi satu garis lurus saja. Setelah itu pecut dibunyikan dan penari selain pemayung membentuk suatu lingkaran dan mereka menari sambil bergerak membentuk lingkaran tetapi arah gerakan mereka berganti dengan aba-aba dari pecut yang berbunyi dan pemayung pada posisi ini menari bebas mengelilingi lingkaran yang terbentuk oleh posisi penari yang lainnya. Setelah itu pecut berbunyi dan mereka berhenti tetapi melakukan gerakan tarian di tempat saja. Gerakan tadi diulang sampai dua kali setelah itu lingkaran Universitas Sumatera Utara tadi dibuat semakin mengecil dan mereka menari dengan memutari lingkaran tadi arah perputaran mereka berganti dengan aba-aba dari bunyi pecut. Setelah itu mereka kembali ke posisi semula dimana ada dua baris penari yang berjumlah tiga orang di setiap barisnya dan di depannya pemayung. Pada saat ini mereka kembali melakukan gerakan tarian seperti gerakan tarian yang pertama mereka lakukan tadi. Begitulah bentuk pertunjukan tarian persembahan gerupkuda kepang Brawijaya. Perlu diketahui bentuk gerakan tarian di setiap kelompok bisa berbeda-beda tergantung dari siapa yang mengajari gerakan tarian tersebut. Jadi setiap penari dari kelompok yang lain walaupun dia sangat mahir di kelompoknya dalam hal menari belum tentu jika ia ikut bergabung di kelompok yang lain gerakannya akan sebaik gerakan dia di kelompoknya karena gerakan tarian di setiap kelompok akan berbeda. Untuk pertunjukan trance gerakan tariannya sama dengan gerakan tarian persembahan tetapi perbedaannya pada saat gerakan tarian yang membentuk lingkaran di situ ada perbedaannya. Pada gerakan tarian ini sang pawang akan mulai melakukan tugasnya yaitu membuat para penari mengalami mabok. Pawang mengoleskan minyak wangi di kuda-kudaan penari serta di setiap alat musik yang dimainkan. Minyak wangi ini menurut Pak Trisno. Pak Ngoweh dan bang Tongat berfungsi untuk mempermudah proses trance . Setelah pawang mengoleskan minyak wangi tersebut maka sang pawang akan memukul pecut sebanyak tiga kali kemudian mengangkat pecut di atas kepala penari sambil memutar-mutarnya dan para penari semakin rapat membentuk gerakan tarian tersebut dan gerakan memutar mereka semakin lama semakin cepat. Dan akhirnya satu persatu para penari mengalami trance. Setelah peristiwa ini maka pertunjukan tidak bisa dideskripsikan lagi karena pertunjukan trance bersifat bebas dimana segala kemungkinan bisa saja terjadi. Dalam pertunjukan mabok Jaran Kepang Grup Brawijaya mereka juga menambahkan salah satu bentuk kesenian lainnya yaitu: Sintren. Sintren Universitas Sumatera Utara merupakan bentuk kesenian masyarakat Jawa yang masih menggunakan roh halus serta ilmu gaib. Cara pertunjukannya adalah penari yang “mabok” dimasuki roh halus-roh halus mereka sebut dengan “endang” dimasukkan ke dalam keranjang bambu yang ditutupi oleh selembar kain dalam keadaan terikat kedua tangannya dalam beberapa saat kemudian anak wayang tersebut dapat berganti bajunya tetapi ia masih dalam keadaan terikat. Alasan penambahan kesenian ini dalam Jaran Kepang menurut Pak Trisno juga untuk membuat grupnya lebih menarik ketika sedang melakukan pertunjukan karena menurut Pak Trisno sangat jarang grup jaran kepang yang menggabungkan hal tersebut. Pertunjukan sintren ini dikakukan di selah-selah pertunjukan mabok ini.

4.8. Analisis Pertunjukan Jaran Kepang Grup Brawijaya.