32
1 No.04DSN-MUIIV2000 tanggal 1 April 2000 Tentang Murabahah.
2 No.13DSN-MUIIX2000 tanggal 16 September 2000 Tentang Uang Muka dalam Murabahah.
3 No.16DSN-MUIIX2000tanggal 16 September 2000 Tentang Diskon dalam Murabahah.
4 No.23DSN-MUIIII2002 tanggal 28 Maret 2002 tentang potongan pelunasan dalam murabahah.
8. Rukun dan Syarat Murabahah
Agar suatu jual beli dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan aturan Islam, perlu diperhatikan rukun jual beli, yaitu adanya :
a. Penjual ba’i, b. Pembeli musytari,
c. Barang yang dibeli komoditas, d. Harga tsaman yang terdiri dari harga beli, margin keuntungan, dan
harga jual, e. Ijab qabul perjanjian.
32
Syarat bai’ al murabahah: a. Harus digunakan untuk barang-barang yang halal; barang najis tidak
sah diperjual-belikan dan barang bukan larangan negara. b. Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah.
c. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.
32
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, h.102
33
d. Kontrak harus bebas dari riba e. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas
barang sesudah pembelian. f. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.
33
Berdasarkan rukun dan syarat murabahah yang disebutkan diatas, jadi di murabahah ini terlihat adanya unsur keterbukaan.
9. Manfaat Murabahah
Transaksi bai’al murabahah memiliki beberapa manfaat, demikian juga risiko yang harus diantisipasi. Bai’ al murabahah memberi banyak
manfaat kepada Bank Syariah. Salah satunya adalah adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual kepada
nasabah. Selain itu, sistem bai’ al murabahah juga sangat sederhana dan memudahkan penanganan administrasinya di Bank Syariah.
34
Selain memiliki manfaat, ada beberapa kemungkinan risiko yang harus
diantisipasi antara lain: a. Default atau kelalaian; nasabah sengaja tidak membayar angsuran.
b. Fluktuasi harga komparatif; ini terjadi bila harga suatu barang di pasar naik setelah Bank membelikannya untuk nasabah. Bank tidak bisa
mengubah harga jual-beli tersebut.
33
M. Rifai, Konsep Perbankan Syariah, Semarang: CV Wicaksana, 2002, h.62
34
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Edisi Revisi, Cet.4, Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006, h.67
34
c. Penolakan nasabah; barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah karena berbagai sebab. Karena itu, sebaiknya dilindungi dengan
asuransi.
35
10. Skema Proses Murabahah
Gambar 2.2
Keterangan: 1. Nasabah mengajukan permohonan untuk membeli kepada Bank. Bank
memberikan persyaratan atas pengajuan nasabah, serta dilakukan negosiasi harga.
2. Bank dan nasabah melakukan akad jual beli atas barang yang diminta oleh nasabah.
3. Bank membeli barang dari supplier penjual sesuai dengan spesifikasi yang telah diminta oleh nasabah
35
M.Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Suatu Pengenalan Umum, h.152