Teknik Penulisan Pengertian dan Tujuan Bank Syariah

16 Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, pada penelitian kali ini penulis membahas mengenai Aplikasi Produk Murabahah pada Pembiayaan Hunian Syariah PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

F. Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam penelitian ini terdiri atas lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I : PENDAHULUAN

meliputi Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika Penulisan.

Bab II : TINJAUAN TEORITIS

meliputi Produk Perbankan Syariah yaitu; Pengertian dan Tujuan Bank Syariah, Produk Perbankan Syariah, Pembiayaan Murabahah; Pengertian Pembiayaan, Prinsip-prinsip Pembiayaan, Jenis-jenis Pembiayaan, Skema Proses Pembiayaan, Pembiayaan Bermasalah, Pengertian Murabahah, Landasan Syariah Murabahah, Rukun dan Syarat Murabahah, Manfaat Murabahah, Skema Proses Murabahah, Produk KPR Syariah.

Bab III : GAMBARAN UMUM PT. BANK MUAMALAT

INDONESIA, TBK meliputi Profil dan Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk, Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan PT. 17 Bank Muamalat Indonesia, Tbk, Struktur Organisasi dan Struktur Tata Kelola Perusahaan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk, Sejarah dan Struktur Organisasi Product Development Division PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk, dan Produk dan Layanan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

Bab IV : HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS APLIKASI

PRODUK MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK meliputi pelaksanaan pembiayaan produk murabahah pada Pembiayaan Hunian Syariah Muamalat, hasil pelaksanaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap Pembiayaan Hunian Syariah Muamalat.

Bab V : PENUTUP

meliputi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dalam bab IV serta saran – saran yang direkomendasikan oleh penulis kepada instansi yang terkait. 18

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Produk Perbankan Syariah

1. Pengertian dan Tujuan Bank Syariah

Ada banyak pengertian mengenai Bank Syariah. Salah satunya diungkapkan dalam UU RI No.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. Menurut Pasal 1 angka 7 UU Perbankan Syariah, bahwa Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. 1 Istilah lain yang digunakan untuk sebutan Bank Islam, dalam bahasa Inggris ialah Islamic Banking. Dalam bahasa Arabnya disebut ﺔﻌﯾﺮﺸﻟا ﻚﻨﺒﻟا al-bunuk al-syariah 2 . Di Indonesia sendiri dikenal dengan nama Bank Syariah. Secara akademik, istilah Islam dan Syariah memang mempunyai pengertian yang berbeda. Namun secara teknis untuk penyebutan Bank Islam dan Bank Syariah mempunyai pengertian yang sama. Menurut Ensiklopedi Islam yang dikutip oleh Warkum Sumitro, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan 1 UU Perbankan Syariah, diakses 6 Mei 2011, pukul 11.27 WIB dari http:www.bi.go.id 2 Abd. Bin Nuh, Oemar Bakry, Kamus Indonesia -Arab- Inggris. Cet.18. Jakarta: Mutiara Sumber Widya. 2007, h.29 19 kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip Syariat Islam. 3 Berdasarkan rumusan tersebut, Bank Islam menurut penulis adalah Bank yang tata cara beroperasinya didasarkan pada tata cara bermuamalat secara Islam sesuai dengan Prinsip Syariah, yakni mengacu kepada ketentuan-ketentuan al Quran dan al-Hadits. Tujuan didirikannya Bank Islam adalah memacu perkembangan ekonomi dan kemajuan sosial dari negara-negara anggota dan masyarakat Muslim, baik secara individual maupun kolektif. Tujuan utama didirikannya Bank Islam ialah untuk menghindari bunga uang yang dilaksanakan oleh Bank-Bank Konvensional Conventional Banks. 4 Jadi, tujuan didirikannya Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang fungsi utamanya menghimpun dana untuk disalurkan kepada orang atau lembaga yang membutuhkannya dengan sistem tanpa bunga.

2. Produk Perbankan Syariah

Salah satu keunggulan sistem keuangan dalam perbankan syariah adalah tersedianya berbagai produk dan jasa yang dapat dipilih untuk nasabah sesuai dengan kepentingan bisnis dan usaha yang dikelolanya. Secara garis besar produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu produk penyaluran dana 3 Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait BAMUI, Takaful dan Pasar Modal Syariah di Indonesia, Ed. Revisi. Cet. 4, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, h.5 4 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta : Rajawali Pers, 2010, h.283 20 financing, produk penghimpunan dana funding, dan produk jasa service. 5 Sebenarnya dalam hal produk, untuk produk Bank Konvensional dengan produk Bank Syariah tidaklah jauh berbeda. Seperti produk giro dan tabungan yang dikenal dalam perbankan konvensional, dapat penulis temui dalam praktik perbankan syariah sebagai giro wadi’ah, dan tabungan wadi’ah. Namun, ada beberapa produk perbankan syariah yang tidak dikenal dalam perbankan konvensional, seperti pinjaman kebajikan. Hal inilah yang membuat produk perbankan syariah menjadi luwes. Namun demikian, dengan keluwesannya, produk-produk perbankan syariah menjadi sangat luas dan lebih lengkap dibandingkan dengan produk perbankan konvensional.

B. Pembiayaaan Murabahah

1. Pengertian Pembiayaan

Salah satu produk Bank adalah menyalurkan pembiayaan. Pembiayaan menurut pasal 1 angka 25 Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah; b. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; 5 Adiwaraman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, Ed.3, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007, h.112 21 c. transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna’; d. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; e. transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah danatau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai danatau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil. 6 Jadi, yang dimaksud pembiayaan adalah penyediaan dana atau barang yang difasilitasi oleh Bank kepada nasabah yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah. Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu pembiayaan produktif dan pembiayaan konsumtif. 7

2. Prinsip – Prinsip Pembiayaan

Prinsip pembiayaan ini disebut pula konsep 5C. Pada dasarnya konsep 5C ini dapat memberikan informasi mengenai itikad baik willingness to pay dan kemampuan membayar ability to pay nasabah. Prinsip pembiayaan tersebut adalah sebagai berikut : 6 UU Perbankan Syariah, diakses 6 Mei 2011, pukul 11.27 WIB dari http:www.bi.go.id 7 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik Jakarta : Gema Insani Press, 2001, Cet.1, h.160